-->

Image Slider

Tentang Cost Pernikahan

on
Tuesday, August 19, 2014

Nemu foto ini di path temen (namanya saya blur atas nama privasi). Namanya ibu-ibu yah jadi gatel jadi pengen komen. Nikah zero cost? Bahkan ustad fs yang keukeuh menikah ga butuh biaya aja "ternyata" menikah dibiayain orangtua kok.

Pertama, jelas ada korelasi, apalagi kalau lo suami dengan istri tidak bekerja. Biasa menghidupi diri sendiri, sekarang menghidupi dua orang. Harus dihitung dan diperhitungkan dong cost untuk makan sebulan berapa. Bahkan kalau mau makan paling sederhana pun, kasarnya lo makan pake tahu tempe atau indomie setiap hari, TETEP ADA COST nya yang harus diperhitungkan. Zero cost itu bullshit. 

Kedua, gaji lo waktu nikah 1,5juta. gaji suami berapa? Berapa kira-kira pengeluaran setiap bulan? Siapa yang bayar tagihan? Mau ga mau, tagihan listrik harus dibayar. Printilan kaya air galon, gas, dll juga HARUS diperhitungkan biayanya. Mau masak pake kayu bakar? Masak pake kayu bakar juga harus diperhitungkan beli kayu bakar atau ongkos ke hutan untuk cari kayu bakar sendiri -_____-

Ketiga, ini baru memang nggak ada korelasi. Nggakada korelasi antara jumlah penghasilan dengan perceraian. kalau mau cerai mah gaji 500juta sebulan juga cerai ajah. Tapi bukan berarti saat akan menikah, nggak memperhitungkan penghasilan kan. Apalagi kalau kalian terbiasa hidup enak.

Gaya hidup dan mahligai pernikahan dua hal berbeda? Bersinggungan loh satu sama lain. Intinya, kalau mau nikah, satu hal aja: find someone at your own level. Kalau nggak, hidup lo akan kaya Adi dan Angel di Tetangga Masa Gitu. -_______-

Misal cewenya terbiasa hidup mewah, terus rela hidup susah sama suami yang memang status dan level ekonomi lebih rendah. Rela sekarang ya, 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? Nggak semua orang bisa sabar giving up gaya hidup demi seseorang. Salut sama yang bisa. Tapi untuk mengurangi risiko kesel di kemudian hari, lebih baik nggak usalah, menurut saya loh yaaa.

Buat saya, berlindung di balik istilah "rezeki pernikahan" cuma menunjukkan kalau hidupnya tanpa rencana. Padahal menikah (apalagi kemudian punya anak) adalah sesuatu yang terencana. Stupid kalau menikah dan punya anak direncanakan, tapi hidup setelahnya bergantung pada "rezeki pernikahan".

Menikah itu soal trust. Bagaimana kita mempercayai pasangan untuk mampu hidup berdua. Mampu secara moril dan materil. 

Kalau keukeuh nggak mau memperhitungkan soal penghasilan, siap-siap hidup makan indomie tiap hari ya! Nggak boleh protes, mungkin memang rezeki pernikahannya cuma segitu.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Bebe di Jakarta

on
Monday, August 11, 2014
Awalnya, awalnyaaaaa banget, saya ingin lahiran di Jakarta. Alesannya biar Bebe terbiasa hidup di Jakarta sejak lahir. Biar sayanya juga terbiasa ngurus Bebe langsung di rumah (kontrakan) Jakarta dengan segala keterbatasannya.

Tapiiii, para supporter alias aki nini Bebe alias ayah ibu saya yang awalnya oke oke aja saya lahiran di Jakarta berubah pikiran. Di Bandung ajalah katanya, takut repot kenapa-kenapa, katanya. Okelah sebagai anak penurut, saya akhirnya survei rumah sakit di Bandung (yang ternyata lebih mahal dari Jakarta).  -_____-

Dan ternyata keputusan itu berakhir drama lain bahahahha. Why oh why Be, hidupmu banyak drama. XD

Saya masuk kerja masih lama, masih tanggal 9 September. Nah mumpung masih ada sebulan lagi, saya ingin Bebe membiasakan diri hidup di Jakarta. Lagian menurut saya sama JG mah rumahnya enak. Betah deh di rumah itu. Tapi gimana pun Jakarta panas kan, rumahnya beda kan, saya pikir waktu sebulan cukuplah untuk Bebe beradaptasi. 

Tapi gagal. -______-

Hari Kamis kemarin tanggal 7 Juli saya sama Bebe dianter ke Jakarta. Di jalan Bebe anteng. Ayah ibu sama adik saya di Jakarta sampai sore. Sore JG pulang, Bebe masih anteng. Malem dilewati dengan aman dan damai.

Jumat pagi diawali dengan Bebe yang harus dimandiin sebelum JG pergi ke kantor. Soalnya saya nggak bisa mandiin Bebe. Soalnya nggak kuat, berat dan anaknya suka air jadi nggak mau diem. Mandi lancar. JG pun berangkat ke kantor jam 7 pagi dengan bahagia.

Di sini drama dimulai.

Bebe mulai gelisah. Habis mandi biasanya dia dijemur ke luar terus minum susu pake dot sama ibu saya. Ini mau keluar juga saya males karena panas banget. Bebe makin gelisah. Main-main sama saya dan tidur sebentar. 

Bebe bangun, saya bangun. Loh kok baru jam 8? Bebe nen, terus bobo lagi, saya juga bobo lagi. Bangun lagi, loh kok baru jam 10? Bebe mulai rewel, nangis.

Saya gendong bawa jalan-jalan ke ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar, balik lagi ke ruang tamu. Setiap pindah tempat Bebe akan berhenti nangis dan melihat sekeliling. 10 menit kemudian dia bosen dan harus pindah tempat lagi untuk 10 menit berikutnya. T______T

Akhirnya jam 1 Bebe tidur. Saya taro di bouncer biar rada anteng karena ada vibratenya. Loncatlah saya solat dan makan siang. Makan siang belum habis Bebe udah ngek lagi. Tepat 15 menit setelah ditaro di bouncer. WHYYYYYY? Di rumah Bebe tidur siang minimal sejam. Itupun kalau ada gangguan semacam pup. Normalnya Bebe tidur siang 2 jam dan bangun untuk nyusu kemudian tidur lagi 2 jam.

Saya mulai kesel karena Bebe nangis terus. Bebe juga kesel karena liat saya terus. Maklum Bebe terbiasa dengan banyak orang. Di Bandung banyak sekali orang yang ajak dia obrol dan gendong. Sengaja nggak saya batesin karena nantinya Bebe akan di daycare dengan banyak orang juga. Tapi jadinya Bebe bosen kalau seharian cuma ketemu saya.

Mati gaya. Bebe masih terus nangis, saya ngapain pun nangisnya nggak berhenti. Disodorin puting aja dia nolak. T_____T Nangisnya nangis kesel tanpa air mata. Mukanya aja nggak merah kaya kalau dia nangis biasa. Nangis karena mati gaya juga. Jam setengah 3 saya ikutan nangis putus asa. -______-

Jam 3 nangis-nangis saya telepon JG nanya dia ada meeting nggak. Kalau nggak ada pulang aja plis soalnya Bebe nggak berhenti nangis. Setengah jam kemudian JG nyampe rumah, Bebe digendong JG dan nangisnya berhenti seketika. Beberapa menit kemudian langsung tidur pules. Fix Bebe bosen sama saya. Who knows, anak umur 2 bulan bisa bosen sama ibunya. -______-

Seharian itu saya down banget. Pumping asi yang biasanya bisa dapet 100 ml sekali pumping di satu payudara, ini cuma dapet 10-20 ml. Udah drop, makin drop. Sediihhh banget. Nangis-nangis minta JG biar dibolehin pulang ke Bandung lagi.

JG kesel, katanya saya kurang sabar. Namanya bayi kan wajar kalau rewel. Bodo amaattt dibilang apa juga pokoknya mau pulang ke Bandung aja. Akhirnya dengan setengah hati, JG hubungi ayah ibu. Minta dijemput. Ayah baru bisa jemput hari Minggu. Which means masih ada hari Sabtu untuk dijalani. Setelah dipastikan saya boleh pulang ke Bandung, saya pumping lagi dan hasilnya kembali ke angka normal di 100 ml. Aku nggak stres lagi! Yeah!

Jumat malem Bebe tidur pules karena capek sesiang kurang tidur. Hari Sabtu pun tiba. Bebe rewel juga. Even worse karena dia mulai bosen sama JG. Ditambah rumah yang nggak sebesar rumah Bandung jadinya sumpek kan. Sampai magrib, JG yang sejak pagi optimis dan ceria menghadapi Bebe (karena katanya saya aja yang kurang sabar), mulai putus asa juga. Saya mau mandi aja nggak boleh takut Bebe nangis kenceng.

JG: "Minta ibu jemput kamu sekarang aja yuk?"

Saya: "KAAANNNNN. Kemarin aku dimarahin karena mau pulang ke Bandung. Minta maaf!"

Meh. 

Sabtu berlalu. Minggu siang ayah ibu di rumah. Habis ashar pulang ke Bandung. Nyampe rumah Bandung Bebe ketawa-tawa terus. Mukanya ceria sekali. Padahal pas di Jakarta matanya melotot galak banget kaya mau gigit. Alisnya naik terus karena dia marah. Sampai nggak ada foto yang bagus saking mukanya galak terus. -_____-

Hah jadilah semua rencana bubar. Rencana barunya adalah ke Jakarta hari Minggu tanggal 7. Tanggal 8 saya ikut seharian di daycare. Tanggal 9 masuk kerja. Jadi Bebe nggak perlu di rumah lama-lama sama saya berdua. Semoga lancar. Aamiin.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Menyusui Bebe

on
Sunday, August 3, 2014
Kan udah bilang ya kalau saya anaknya suka sotau banget. Waktu punya anak, tekadnya kuat banget: OKE KASIH ASI 2 TAHUN!

Dikata nyusuin itu gampang? HAHAHAHAHA.

Alhamdulillah kalau stok asi mah lancar banget. Tapi saya pertama kali nyusuin, masih di rumah sakit aja udah hampir putus asa. -_____- Soalnya waktu itu kan tangannya lagi transfusi dan lanjut infus jadi nyusuin Bebe susah banget pake satu tangan. 

JG yang terus terus nyuruh coba lagi coba lagi tapi sayanya kesel duluan karena susah tangannya sakit. *cemen* Jadi Bebe disusui seadanya sambil tiduran biar nggak usah digendong. Ih kalau dipikir-pikir tega banget gue hahahahah Tapi kan bayi bisa survive 3 hari awal tanpa nyusu kan sebenernya. *ngeles*

Hari kedua setelah lepas infus baru deh lancar nyusuinnya. Bebe awalnya oon tapi kemudian jagoan. Jagoan banget sampai nggak mau lepas. Nen terus 1,5-2 jam sekali, sekali nen setengah jam. Aku seperti sapi perah. Sampai sebulan pertama berat badannya naik dua kali lipat. :O :O Berat badan Bebe ya bukan berat badan saya.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #37, #38, #39, #40 Edisi Beckham

on
Friday, August 1, 2014
#37
LDR Bandung-Jakarta kan karena lahiran. Jadi ketemu JG Sabtu-Minggu doang.

Me: "Ih sayang apa sih jelek banget pake kumis jenggot segala!"

*biasanya saya yang tiap pagi ingetin shaving*

JG: "ini biar kaya Beckham sayang ih"

-______-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!