-->

Anak yang Ingat Rumah

on
Wednesday, February 21, 2018

Beberapa waktu lalu saya ngobrol sama temen tentang “ingin anak kita kaya gimana kalau dia udah remaja?” Trigger recehnya: gosipan selebgram. Trigger tidak recehnya: anak kecil yang ngefans sama selebgram kurang prestasi, cuma karena kaya atau cantik doang.

Banyak kan yang khawatir “aduh khawatir deh sama anak-anak kita nanti, ngefans itu harusnya sama yang pinter dong, yang kuliah bener. Ngefans sama Maudy Ayunda gitu atau Iqbaal, jangan kaya si selebgram A atau B yang kuliahnya nggak jelas!”

Ngomongin ini saya mikir banget loh. Mikirin nanti kalau udah gede apakah saya khawatir kalau Bebe ngefans sama selebgram yang katanya kurang prestasi?

Mmmm, nggak terlalu sih ya TAPI itu mungkin karena Bebe laki-laki. Ibu-ibu dengan anak perempuan biasanya lebih khawatir karena “ya ampun followers 1juta kok bajunya seksi, tar ditiru fansnya gimana!” gitu kan.

*berpelukan erat-erat*

Yang khawatirkan cuma satu. Saya takut Bebe nggak inget pulang. HUHUHUHU. *posesif*

Soalnya anak zaman sekarang pada pinter-pinter banget cari uang kan ya. Gimana kalau nanti dia udah banyak banget uangnya, mampu beli apartemen atau rumah sendiri, beli Mercy putih dua pintu sendiri … kemudian jadi jarang pulang ke rumah padahal umurnya baru 18 tahun.

via GIPHY

Kalau kuliah atau kerja di luar kota sih wajar ya jarang pulang. Yang saya takutin itu adalah, Bebe nggak mau serumah sama kami karena berjauhan lebih damai daripada berdekatan. Dia nggak nyaman di rumah karena misal beda prinsip hidup sama saya dan JG jadi daripada serumah tapi berantem terus, mending keluar rumah aja.

SEDIH NGGAK SIH HUHU.

Saya jadi inget juga cerita Davina anak Mona Ratuliu yang udah kepikiran mau kabur dari rumah waktu umurnya 5 tahun. Dari situ Mona akhirnya serius belajar parenting karena Davina udah beberes baju ke tas dan bawa uang Rp2ribu. Maka dari itu sejak sekarang saya mikirin banget gimana caranya biar terus sepikiran sama Bebe biar di masa depan Bebe selalu ingat rumah. SUSAH YA PASTI.

Tapi minimal kan niatnya dulu. Bahwa saya dan JG akan selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang Bebe. Sesederhana sekarang, kami selalu menahan diri untuk tidak menjudge Bebe “nggak jelas” hanya karena dia melakukan hal-hal yang “aneh” untuk ukuran orang dewasa. Kami jaraaaannggg sekali melarang kecuali kalau bahaya.

Misal, main cat air terus catnya dicelup-celup pake telapak tangan dan malah ditemplok-templokin ke lantai bukannya di kertas. Atau naro mobil-mobilan di freezer, pipis di celana karena males ke kamar mandi, naik meja belajar, pup sambil kepalanya ditutup ember kecil kemudian nyanyi, lempar-lempar baju sebelum dipake, dan banyak lagi. Dimarahin? Nggak.

Emang nggak jelas menurut kita sih tapi menurut Bebe itu jelas-jelas aja. Kecuali dilakukan di tempat umum atau jadi melanggar norma kesopanan ya. Jelaslah dibilangin kalau itu tidak sopan. Ngerti kok. Jangan suka ngeremehin anak kecil nggak ngerti loh. MEREKA NGERTI.

Cuma kadang memang belum tau dan nggak perlu diremehkan dengan “alah belum ngerti” atau malah dicap nakal. Mereka bisa tau, bisa ngerti, kalau dijelaskan dengan bahasa anak-anak dan dijelaskan alasannya kenapa.

Anggap aja latihan toleransi sama Bebe ya kan? Biar kita sebagai orangtua terbiasa pake pola pikir anak untuk melihat alasan berbuat sesuatu, dan bukan pola pikir kita yang (sok) dewasa. Bayangin kalau dia remaja nanti di tahun sekian, kita tetep ngeyel sama pola pikir kita. Udalah pasti berantem huhu. Nanti dia nggak inget pulang gimana karena berantem terus sama kita. Ah sedih.

Demikianlah. Semoga kita selalu dikuatkan ya buibu dengan segala kekhawatiran pada anak. Aamiin. YANG KENCENG! AAMIIN!

-ast-

PS: Postingan yang dipengaruhi hormon mellow karena sedang mens HAHAHAHA




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
8 comments on "Anak yang Ingat Rumah"
  1. Wah aku banget nih ingin tinggal jauh karena kalau deket pusing w. Tapikan kusudah 20 tahun gimana dong :(

    ReplyDelete
  2. Kemarin kepikiran gimana besok pas udah gede yaa kalau masih kecil aja anakku suka nggak betah di rumah. Hahaaa. Ini mah beda.

    ReplyDelete
  3. Aku dulu juga pernah kabur dari rumah, tepatnya ke.... rumah nenek. Karena merasa di rumah itu kayak enggak ada yang mau dengerin aku, mama papa sibuk, mama papa galak. Lengkap sudah. Kalo nenek itu lebih enak, bisa bebasin aku kemana aja, jarang melarang ini itu.

    Dipikir-pikir, kok konyol ya. Tapi lalu jadi bahan belajar juga. Kayak teh icha, aku juga takut anakku melakukan hal yang sama, merasa tidak nyaman di rumahnya sendiri. Sedihnya bukan main.

    Mulai sekarang aku juga kudu berpikir sesederhana anak, anggap semua itu fun selama tidak membahayakan dan menyakitkan :)

    ReplyDelete
  4. Aku malah mikir, besok icha bakal jadi mertua yang gimana ya kalau Bebe udah nikah? :D

    ReplyDelete
  5. AMIIIINN *yang kenceng sambil berpelukan*

    Btw itu yang kisah Davina juga nempeeel banget di otakku semenjak ikut seminar bareng Mona.

    ReplyDelete
  6. Dan ini yang terjadi di aku saat beranjak remaja. Huft

    ReplyDelete
  7. mau mewek bacanya padahal nikah aja beyum

    ReplyDelete
  8. seriously..
    It's happen in a fact life..
    Sayanya juga dulu merasa tidak sepemikirian dan sepemahaman dengan orangtua.. setelah sekarang jadi orangtua, ternyata ouhh maksud mereka adalah untuk kebaikan, tapi caranya dg sisi pandang mereka.. ^_^

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)