-->

Image Slider

Tentang Mertua yang Cocok

on
Wednesday, February 26, 2014
papah mertua dan suami favorit! lol
Jay Pritchett and Phil Dunphy from our favorite TV series "Modern Family"

Ini mah teori asal ya gara-gara biasalah kebanyakan mikir. Jangan ditanggapi terlalu serius. :p

Pernah dong denger orang bilang:

"ketika nikahin dia, kamu nikahin keluarganya"

atau

"kalau mau liat cewe di masa depan, liat ibunya sekarang"

Pernah mikirin kalimat itu dalem-dalem nggak? *NGAPAIN ATUH DIPIKIRIN DALEM-DALEM*

Saya dulu nggak, tapi sekarang iya. Hahaha. Ya karena udah punya mertua lol. Dan mertuanya cocok banget sama saya sampai nggak ngerti mau minta mertua kaya gimana lagi.

Cocok ya, bukan baik. Karena mertua yang baik belum tentu cocok loh! Meskipun yaiya atuh mertua saya baik masa jahat. -______-

Teori asal saya kali ini:

"Buat kalian yang canggung dan nggak cocok sama mertua, gimana kalau ternyata sebenernya kalian juga nggak cocok sama pasangan kalian!"

Jadi kecocokan kalian pada pasangan diukur dari kecocokan ke mertua. Ngerti nggak?

Gimana kalau ternyata, selama ini kalian sebenernya hanya mampu menoleransi segala kekurangan pasangan. Saking tolerannya sampai jadi capek banget dan nggak bisa toleransi lagi sama mertua, makanya canggung. Padahal pasangan dan mertua, punya sifat yang sebenarnya nggak jauh beda. Atau lebih parah lagi, pasangan akan bersifat seperti orangtuanya (mertua kita) di masa depan. 

Wih! Serem ya! Membayangkan suami yang sekarang, akan jadi seperti papah mertua di masa depan. :))))

*membayangkan JG jadi kaya papahnya di masa depan* *terus kesenengan* *soalnya papahnya lebih baik hati daripada JG dan nggak pernah marah-marah wtf* -_____-

Terus intinya apa?

Nggak ada. :p

Cuma teori asal aja. Tapi ya, kalau menurut saya, paling bener memang menikahi orang, yang orang tuanya cocok juga sama diri kita sendiri. Soalnya mau nggak mau, kalian akan menghabiskan seumur hidup juga sama orang tuanya. Nggak mungkin menghindar terus-terusan kan? Pasti ada momen-momen di mana harus nginep di rumah mertua. Kebayang kalau harus jaim dan elus dada tiap nginep di rumah mertua. Nggak sanggup!

Apalagi udah nggak cocok sama mertua, harus tinggal sama mertua. *mati perlahan* Untuk apa menikah tapi nggak bahagia? 

Buat saya mah nyaman dengan mertua itu penting banget. Saya di rumah JG alias rumah mertua nggak jaim karena ya udah ngapain jaim. Mau pelukan sama JG, jungkir balik, makan nambah 5 kali padahal nggak bantuin masak, bangun tidur jam 11 siang dan tau-tau udah disiapin makan, nggak pernah tuh ngerasa nggak enak. *antara cocok atau anaknya nggak tau diri dan nggak tau malu lol*

Jadi buat yang belum nikah dan sekarang merasa tidak cocok dengan calon mertua, perbaiki hubungan kalian dengan mertua. Atau cari pacar lain dengan orang tua yang lebih klop dengan kalian. Siapa tahu anaknya juga ternyata lebih klop ya kan? Hahahahaha.

Buat yang udah nikah dan ngerasa tersiksa atau ada sesuatu yang mengganjal saat ketemu mertua. Ya udah pasrah aja. Banyak berdoa yah, semoga suami/istri kalian tidak seperti mertua di masa depan. XD

See you!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Menghargai Makanan

on
Tuesday, February 25, 2014
(image from here)
Ini JG nulis:

AST sering bersyukur "untungnya kamu ga pilih-pilih makanan".

Iyah saya bukan orang yang pilih-pilih makanan. Semua makanan saya suka, makanan ini tentunya yang normal. Normal ini berarti makanan yang memang layak untuk dimakan, bukan makanan yang haram dalam kepercayaan saya.

Sebenernya ada jenis makanan yang sulit untuk saya makan karena ada efek sampingnya ke tenggorokan saya. Saya mencoba menghindari makanan yang bercangkang luar seperti kepiting, udang, dan kerang. Bukannya tidak suka, saya suka dengan makanan yang bercangkang luar, tapi ya itu tadi kalo makan itu tenggorokan saya akan gatal-gatal dengan jangka waktu 15-30 menit. Jadi di luar jenis makanan itu saya bisa makan tanpa keluhan. Kenapa saya tidak pilih-pilih makanan?

Saya lahir dan besar di sebuah gang yang panjang dan berkelok-kelok, jika kamu masuk ke dalam gang tempat saya tinggal kamu bisa keluar di banyak gang lainnya (hati-hati tersesat). Di tempat saya tinggal ketika itu toleransi sangat tinggi, karena dengan jarak pintu rumah orang lain dengan rumah kita sangat berdekatan. Hampir dikatakan tidak ada rahasia antara tetangga karena saking dekatnya, meski berbisik pun tetangga sebelah bisa mendengarnya. Tapi karena kedekatan dengan tetangga itulah seringkali kita berbagi atau bertukar masakan.

Dari situ, saya juga suka memperhatikan orang tua dan tetangga-tetangga saya memasak. Dengan memperhatikan ini tidak serta merta saya jadi jagoan masak, tapi minimal saya tau apa saja bahan-bahan untuk memasak.

Saat sekolah dasar saya sering diminta orang tua dan nenek untuk berbelanja ke pasar, awal-awal pergi ke pasar suka malu. Malu karena suka diketawain sama temen-temen masa anak cowo pergi ke pasar buat belanja. Ya gimana lagi, anak yang bisa diandelin buat ke pasar cuman saya aja, karena kasian juga kalo si teteh yang berangkat ke pasar. Dari seringnya ke pasar saya punya sedikit kemampuan memilih bahan makanan yang kualitasnya masih bagus. Lalu saat saya beranjak baligh, saya merasa bahwa kemampuan dan tenaga saya bisa lebih baik dari sebelumnya, oleh karena itulah saya mulai membantu proses memasak bukan sekedar membeli dan membersihkan bahan makanan.

Dari banyak hal yang saya lewati dari melihat tetangga dan keluarga saya memasak, juga dari belanja ke pasar sayah jadi tau banget bahwa sebuah masakan itu terbentuk dari proses yang panjang. Proses dari pemilihan bahan-bahan yang baik, bagaimana cara membersihkannya, hingga proses masakan itu diolah, sampai jadi masakan. Inilah yang membuat sayah senantiasa menghargai makanan. Makanan apapun saya suka, karena saya tahu persis setiap makanan melalui proses yang panjang. Sudah tahu prosesnya merepotkan, masa saya dengan mudahnya bilang bahwa makanan itu tidak enak dan membuang atau sekedar memberikan komentar negatif.

Jika proses makanan kita bedah, misalnya dari beras saja. Bahwasanya beras berasal dari tenaga, pikiran dan hasil pemikiran manusia modern. Mulai dari pengolahan tanah, pemilihan benih, memupuk, menjaga padi dari hama, panen, menggiling, distribusi, jual beli, hingga berada di boks beras di rumah kita memerlukan waktu, tenaga, juga pikiran. Jika mengingat proses yang panjang itu, bagaimana bisa ada orang yang tidak menghargai makanan atau bahkan membuang-buangnya. Yuk mari kita menghargai makanan dari diri kita sendiri.

Hal-hal semacam ini jadi memberikan pemikiran bagaimana agar kelak anak-anak kita dapat menghargai makanan. Salah satunya ya dengan mengajaknya ikut dalam memproses makanan. Jadi yang sudah menjadi orang tua, silahkan mengajarkan anaknya untuk menghargai makanan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Mengajar... mulai ...

-JG-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #32 Edisi Valentine

on
Thursday, February 13, 2014
#32
Weekend minggu lalu, weekend yang normal. Leyeh-leyeh seharian. Sorenya JG bilang mau ke Alfa Midi deket rumah mau beli dehumidifier karena lemari dapur berjamur akibat hujan terus jadi dapurnya lembab. (kalau nggak tau dehumidifier, googling!).

Pergilah JG sendirian ke Alfa, saya di rumah ... melanjutkan leyeh-leyeh. Pas pulang ...

JG: "Sayang, aku tadi sebenernya mau surprise beliin kamu coklat beng beng edisi Valentine. Tapi nggak jadi takut uangnya kurang."

Me: *kesel karena ngerasa nggak pernah di-surprise-in* "IH KAMU NGGAK PERNAH NGASIH AKU SURPRISE. SELALU GAGAL. SEBEL AH."






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #29 #30 #31 Ayo Go International!

on
Thursday, February 6, 2014
#29
Tengah malem, sebelum tidur. Ngobrol soal bude saya yang udah >20 tahun tinggal di Denmark dan cuma pulang ke Indonesia setahun sekali. Bude minggu depan mau pulang dan di email, bude manggil JG dengan "JG" bukan dengan nama.

JG: "sayang, bude manggil aku JG, kita go international" *ngomong sambil merem*

Me: "iyah" *males menanggapi*

JG: "ganti nama yuk jadi suwandimo sama annisamo"







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #28 Balada Rambut Gondrong

on
Saturday, February 1, 2014
JG rambutnya udah gondrong banget! Terakhir potong rambut itu h-1 sebelum nikah berarti hampir 6 bulan wtf. Poninya udah ngalahin Lee Min Ho, bagian belakangnya udah nutup leher. Kesel banget liatnya, soalnya jadi kucel. :|

Masalahnya udah sebulan lebih disuruh potong rambut nggak mau. Disuruh ibu saya iya iya aja tapi nggak potong-potong juga. Katanya pengen gondrong biar kaya Lorenzo Lamas di Renegade. -_______-

Pagi itu weekend yang cerah JG seperti biasa nelepon ibunya, pake loudspeaker.

JG: "Mam, naha nya nisa beuki cerewet?" (mam kenapa ya nisa makin cerewet?)






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!