-->

Image Slider

Izin Cuti Lebaran

on
Thursday, June 22, 2017

Technically masih h-3 (apa h-4) sih ini hahaha. Tapi ya, mau izin tidak hadir dulu yaaa di blog lol.

Saya mau liburan santai dulu lah di rumah tanpa mikirin page views blog, tanpa mikirin mau posting apa di blog.

Meskipun saya suka banget nulis tapi saya udah nulis non stop seminggu 2-4 kali sejak 2015. Ini akan jadi kali pertama, terlama nggak nulis blog. Saya pengen diem dulu sebentaaarrr aja. Hehe. Saya lagi pengen leyeh-leyeh banget.

Akhir-akhir ini rasanya capek dan ngantuk banget. Gara-gara bulan puasa kali ya, tidur otomatis lebih dikit karena masuk kerja lebih pagi. Sore udah dikejar pengen sampai rumah pas buka puasa. Sungguh tidak produktif.

Tapi sejujurnya saya punya banyak banget yang mau ditulis! Draft banyak banget, tapi nanti aja deh kalau udah balik ke Jakarta ya. Kecuali tiba-tiba datang mood dan inspirasi, mungkin nulis lebih cepet.

Dan ya, saya masih akan aktif di IG sih jadi akan cerit via IG aja dulu ya seminggu ini. (yaelah seminggu doang ribetnyaahhh 😂)

Jadi karena masuk kerja baru tanggal 3, so see you on Tuesday! It's 4th of July ya! Happy independence day, America!

Dan selamat Lebaran! Mohon maaf lahir dan batin ya! Tau sendiri tulisan saya kadang suka nyentil, kadang memang bermaksud kadang becanda tapi kalian nggak nangkep lol.

See you when I see you!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#SassyThursday: Tentang Passion dan Calling

Wow sungguh berfaedah sekali ya #GesiWindiTalk dan #SassyThursday kali ini. Diawali dengan posting Instagram aku beberapa bulan lalu soal passion, Gesi ingin nulis juga soal passion ini. Akhirnya ajak Nahla dan Mba Windi deh sekalian. Karena kami sungguh orang-orang yang passionate lolol.

Baca yang lain juga ya!
Grace Melia: Mencari Passion
Windi Teguh: Menemukan Passion
Mevlied Nahla: Atas Nama Passion

Saya sendiri ingin nulis dari sisi passion dan calling. Dua kata ini definisinya banyak banget dan memang blur gitu. Nggak jelas. Ada yang bilang passion dan calling sama, career yang beda. Ada yang bilang passion, calling, dan career itu beda. Blablabla. Suka-suka orang deh, saya juga mau bikin pendapat sendiri lol.

Kaya yang saya bilang di postingan Instagram, passion itu pencarian seumur hidup, begitu juga dengan calling. Saya beruntung tau sejak kecil kalau passion saya nulis, belum bosan, atau ingin ganti. Iya saya suka agak gimana gitu sama yang membatasi definisi passion dengan sesuatu yang tidak membuat kita bosan.

"Ah kalau bosan namanya bukan passion" ... Ih gitu amat. Padahal ya nggak apa-apa, namanya manusia kan punya titik jenuh yang beda-beda. Yang jelas, yang bikin bosannya paling lama itu bisalah dibilang passion hahaha. Ya kalau baru seminggu udah bosan kan jelas bukan passion ya. Tapi kalau udah 3 tahun? Udah 5 tahun? Terus kita bosan, masa dibilang bukan passion. Kan nggak begitu juga.

Nggak apa-apa banget bilang “aku dulu passionate banget sama A tapi sekarang nggak lagi”. BOLEH KOK. NGGAK MASALAH. Hahaha. Jangankan passion, cinta aja bisa luntur kan gengs. HEYAK.

Dan ingat, masih ada calling!


Ya, calling kalian apa sih? Saya sendiri belum nemu banget, untuk apa saya hidup? Apa panggilan (banyak yang bilang “panggilan Tuhan”) yang bikin saya ngerasa berguna? Tapi saya nggak pusing amat sih saya anaknya santaaaii hahahaha.

Contoh sederhananya gini, ada orang yang passionnya berkebun, tapi dengan berkebun dia jadi nggak bisa bantu orangtua yang sedang sakit dan bayar adiknya kuliah. Jadi dia sekarang tetap bekerja di korporasi, dengan demikian dia jadi bisa bantu keluarga karena gajinya lebih dari cukup.

Keluarga ini tentu dia sayang banget jadi sesuatu memanggil dia untuk terus bantu keluarga dan itu bikin dia bahagia. That’s your calling! Nangkep kan ya? Lagian passion berkebun kan masih bisa jadi hobi.

Contoh lain. Passion kamu traveling, terus ketika lagi masuk hutan Kalimantan kamu jatuh cinta sama orangutan. Dan mulai sekarang kamu mendedikasikan diri kamu sebagai aktivis penyelamatan orangutan. Kamu merasa kamu HARUS dan ada urgensi melakukan itu. That’s your calling! Passion traveling tetap bisa dilakukan saat kamu traveling mencari orangutan untuk diselamatkan atau kampanye ke mana-mana.

Jadi buat saya, passion dan calling itu bisa sama bisa beda. Ketika kamu passionate dan kamu merasa berguna bagi diri sendiri, keluarga, atau nusa bangsa ketika melakukannya, bisa jadi passion kamu dan calling kamu sama.

Begitu gengs. Semoga nangkep ya hahahaha.

Intinya apa?

🌟 Untuk kalian yang masih berusaha menemukan passion dan calling 💙

Pikirkan baik-baik apa ya calling kalian? Jangan-jangan selama ini kalian nggak tau passion kalian apa karena sibuk menjalani calling? Nggak apa-apa banget. Satu-satu aja kok santai ajaaa.

Karena kadang kita bukan nggak tau passion kita apa, tapi kita belum sadar aja. Maka dari itu memang harus dikerjakan berulang-ulang dan terus menerus. Dicoba lagi dicoba lagi!

Dan ya, passion itu memang harus dicari. Kalian nggak akan tau se-passionate apa kalian sama satu hal sebelum kalian coba. Jadi coba hal-hal baru deh. Sekarang banyak banget kan short course gitu buat belajar hal baru.

Dari yang standar kaya baking atau cooking class sampai yang agak “aneh” kaya leather stitching atau jewelry making gitu. Dicoba dulu aja yang kira-kira menarik, siapa tau jadi hobi baru dan bikin kita bahagia melakukannya. Itulah passion! JADI AYO COBA DULU!

🌟 Untuk kalian yang sudah tahu passion kalian apa 
💙

Good for you! Jangan pernah ngerasa puas, terus lakukan dan lakukan karena jam terbang itu nggak pernah berkhianat. Kalian boleh capek, kalian boleh bosan, tapi ingat passion itu adalah tentang sejauh mana kita bertahan dan seberapa kuat kita berusaha mempertahankan.

Kalau kalian cukup beruntung bisa ngerjain passion tanpa terganggu uang, maka kalian punya ruang untuk lebih berkembang. Hard work never lies.

Karena definisi sukses bagi orang juga beda-beda kan. Ada yang definisi suksesnya adalah gaji sekian sebulan, berkali lipat dari temen seangkatan/orang seumuran. Tapi ada juga yang definisi suksesnya kaya saya, gaji so-so lah, hidup nggak mewah, tapi saya punya kerjaan yang saya suka, saya punya waktu banyak buat keluarga. And that makes me happy! :)

🌟 Untuk kalian yang tahu passion kalian apa tapi mengeluh karena kerjaan tidak sesuai passion 💙

Ya pekerjaan akan lebih ringan kalau pakai passion, tapi telusuri lagi deh kenapa ambil kerjaan itu? Karena gajinya? Karena cari pengalaman? Karena apa?

Kalau karena gaji kan ya gimana, siap hidup tanpa gaji? Akan lebih susah mana, kerja nggak sesuai passion atau nggak punya gaji? Passion apa uang? Pusing kan?

Kalau kalian emang nggak tahan ya resign. Kalau kalian bertahan karena uang, maka ya, jalani lah. Passion-nya dijadikan sampingan dulu aja sementara. Siapa tau tabungan dari kerjaan yang menyebalkan itu bisa jadi modal untuk menguangkan passion kan? :)

Lagipula nggak semua passion bisa menghasilkan uang yang layak untuk hidup, sementara kebutuhan hidup terus berjalan dan gaya hidup susah diubah kan.

Gimana pun uang akan selalu jadi motivasi lebih. Kecuali kalian memang sanggup hidup lebih susah demi passion atau passionnya emang bisa menghasilkan uang banget yaaa. Beruntunglah kalian yang bisa hidup layak dan enak sambil kerjain passion. Yosh!

Dan ya, kembali ke calling. Mungkin memang kerjaan kalian nggak sesuai passion, tapi menjalani calling?

🌟 Untuk kalian yang tidak terlalu peduli dan yaaa hidup sih gini aja lol 💙

Nggak apa-apa banget! Iyalah nggak apa-apa banget beneran. Nggak semua orang punya target buat hidup dan hidup tanpa target pun tidak apa-apa hahaha. Kecuali kalau kalian punya anak ya, ya minimal siapin lah dana pendidikan anak karena anak kan tanggung jawab kita.

Karena kalau semua orang ambisius nanti pusing lohhh. Harus ada orang-orang kalem emang biar dunia seimbang hahaha. Kalau semua ambisius nanti pilpres siapa yang milih dong semua orang ingin jadi presiden lol.

*

Oke sebagai penutup, pesan saya (yang juga harus saya katakan berkali-kali pada diri sendiri): carilah kebahagiaan dalam hidup. Whether it’s passion, calling, or career!

Buat ibu-ibu yang ngerasa rendah diri karena jadi ibu rumah tangga, jadi ibu rumah tangga itu calling banget loh. Nggak semua orang punya calling untuk jadi ibu rumah tangga. Meski saya selalu bilang perempuan harus berdaya, saya juga nggak masalah sama ibu-ibu yang hidupnya memang hanya mendedikasikan diri sama keluarga. Selama bahagia kan nggak apa-apa banget. Kecuali memang melakukannya dengan terpaksa. :)

Tidak ada kata terlambat menemukan passion, tidak ada salahnya mengganti passion, dan tidak ada salahnya tidak punya atau belum nemu passion! Your call!

Minimal tau caranya bikin diri sendiri bahagia dulu lah biar nggak monoton hidupnya. Kalau hidup monoton nanti bosen loh. Bosen hidup kan serem ya hehe.

So be proud of what you are now! Be happy! Your happiness is your own responsibility! Your life is your own journey. :)

*

Demikian kuliah umum kali ini, sudah layak kah jadi motivator? :)))))

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Meng-undo Kehidupan

on
Tuesday, June 20, 2017

Coba pikirkan baik-baik dalam sehari kerja, berapa kali teken Ctrl + Z? Saya sering banget gengs. Apalagi nulis blog gini, baca hapus baca hapus hahaha demi kesempurnaan yang sempurna. *APAHHH* *APAH COBA JELASKAN MAKSUDNYAH*

Terus saya jadi mikir, betapa enaknya hidup di era digital gini. Semua bisa dicoba dulu dan dengan gampangnya bisa di-undo seketika.

Waktu saya ngerjain skripsi, saya stres setengah mati karena ngerasa salah terus dan jadi buang-buang kertas tiap kali revisi. Entah berapa kilo kertas kebuang. Ayah sampai beliin printer laser karena kalau pake printer biasa boros banget tintanya!

Tapi terus saya nanya ayah dan ibu, waktu ngerjain skripsi gimana? Ya gimana lagi, pake mesin tik lah omg. Katanya pas ngetik didobel, ada kertas belakang yang udah digaris-garisin pake spidol biar keliatan di titik mana harus mulai dan berhenti ngetik, juga untuk tau di mana tengahnya kertas untuk naro judul. Dengan kata lain, itulah align yang bisa kita set langsung dalam beberapa klik di Ms Word atau Google Docs.

OH WOW.

Nah terus saya jadi mikir (ya biasalah orang kebanyakan mikir), apakah kemudahan Ctrl + Z ini bikin hidup kita jadi kurang mikir? Jadi kurang perhitungan? Jadi menggampangkan banyak hal? Jadi kurang terencana?

(Saya pernah nulis ketika saya ingin kembali menghargai proses: Tentang Hidup Kembali


Mungkin nggak semua orang ya tapi saya sih cukup ngerasain itu. Mau posting apa, mikir bentar ah udalah upload aja dulu toh bisa dihapus. Nulis blog aja yang udah proof read beberapa kali suka tetep lolos typo. Apakah saya kurang serius proof read karena merasa toh bisa diedit juga?

Apakah jadi bikin kita kurang menghargai proses?

Mau beli baju cincai lah beli aja dulu toh bisa tuker atau refund (makanya beli baju di e-commerce gengs), mau beli barang mahal macam kamera ya udalah beli dulu aja toh kalau nggak suka tar tinggal jual di marketplace gampang paling harga turun dikit tapi kan udah coba punya dan pake.

Lha zaman dulu? Baju aja harus menjahitnya sendiri lol, susah undo-nya. Mau beli-beli barang mahal kalau nggak suka harus jual lagi di mana? Jual barang bekas di mana sih dulu? Di Babe ya? Sama di Old & New. Anak Bandung tahun 2000-an banget hahahahaha.

Intinya dulu ngapa-ngapain lebih susah di-undo, jadi pasti kita lebih menghargai prosesnya. Itu harus diakui. Lagian mau ngaku ginian aja masa susah hahaha.

Terus kemudahan komunikasi juga bikin males mikir banget. Janjian aja pake “liat nanti deh makan di mana” atau ala Cinta di AADC “nanti sorean deh dikabarin lagi ea”. Yang penting tempatnya udah pasti, maka tempat ketemu persisnya dipikirin nanti aja last minute. Weh kalau zaman dulu bisa-bisa nggak jadi ketemu ya?

Duh saya nggak sanggup ngebayanginnya. Ngabarin ke orang via surat bahwa akan sampai di bandara hari apa jam sekian dan minta jemput di titik mana. Kalau pesawatnya delay? Kalau tiba-tiba ada apa sampai nggak jadi berangkat? Aku butuh kepastian mas, tolong.

Jadinya dengan segala kemudahan digital ini kenapa kita jadi cenderung males mikir?

Paling gampang liat efeknya dari urusan hoax. Seberapa sering orang dengan gampang sebarin hoax terus dengan gampangnya juga sebarin permintaan maaf karena yang tadi hoax.

Padahal MIKIR dulu gitu ya ampun. Pikirin dulu apa ini bener nggak ya? Masuk akal nggak ya? Kroscek deh googling dulu.

Oh listrik naik ya? Emang kenapa sih naik? Oh ternyata bukan naik tapi subsidi untuk keluarga mampu dicabut. BACA, CARI TAU, BELAJAR. Nggak percaya sama media mainstream? Lebih percaya sama media entah di mana kantornya entah siapa pemimpin redaksinya? Ok silakan. Nggak temenan ya kita. ;)

Kemalasan mikir ini jadi bikin chaos banget. Semua teriak-teriak berisik padahal yang tau jelas kasus cuma dikit. Ditanya kronologi aja nggak ngerti, yang penting bikin status dulu, kalau ternyata salah yang tinggal dihapus atau diedit. Kenapa sih yaaa. Lelah juga ya lama-lama dengan orang-orang males mikir ini.

Dulu orang yang punya opini dan dibaca massa cuma itu penulis kolom opini di koran dan orang-orang yang diundang TV. Mereka jelas backgroundnya, lah sekarang? Orang nggak jelas background-nya apa aja bisa ikut ngomong soal politik, soal kesehatan, soal ekonomi. Ngana siapaaa?

Berani ngomong karena kalau salah tinggal hapus kan? Ini sebabnya banyak orang yang bacot di dunia maya tapi nggak mau ketemu di dunia nyata. Karena kalau ketemu langsung, omongan nggak bisa di-undo, jadi lebih baik diam.

ARGH.

(Baca: Tentang Kejujuran)

Hidup cuma sekali loh gengs. Yang kita lakukan sekarang ini mungkin bisa di-undo tapi waktu nggak akan pernah bisa diulang.

Ingatlah kalau komunikasi bersifat irreversible (tidak bisa dikembalikan seperti semula). Oke konten bisa kita ralat, status bisa kita edit, tapi secara teori komunikasi yang sudah berjalan tetap ada efeknya, baik positif maupun negatif.

Jadi kalau sekali kita share berita hoax, berita itu bisa kita hapus, bisa kita hilangkan dari muka bumi. Tapi untuk orang-orang yang sudah baca, kita akan tetap diingat sebagai orang yang pernah share hoax. Makanya hindari share sesuatu kalau kita nggak tau persis, hindari social media ketika marah karena kita nggak tau apa yang bisa kita tulis dan kemudian tidak bisa di-undo di benak orang lain.

Dan ya, ayo mulai menghargai proses. Iya semua lebih gampang di-undo tapi kadang ada hal-hal yang memang butuh kesempurnaan. Feed Instagram contohnya, sebel kan kalau harus ngehapus foto yang nggak sesuai di feed tapi yang like udah banyak? LOL Untung bisa archive sekarang yaa.

Stop sebarkan sesuatu yang dimulai dengan kata "Sebarkan!" apalagi dengan embel-embel "selamatkan orang yang anda cintai!" duh. STOP YA, PLEASE. Googling dulu lah minimal, Google pinter kok, keywordnya nggak usah persis juga ngerti dia. Jangan sampai kita jadi bagian manusia males mikir. Huhu.

Ayo mulai kroscek untuk segala sesuatu, selalu lah berpikir skeptis. Lihat dari semua sisi. Lihat dari sisi yang berseberangan dengan kita. Lihat ke sisi positif jangan selalu berpikir negatif. Lihat ke bawah jangan melulu lihat ke atas. (monolog)

*

Yaaa meskipun hidup dengan pemikiran matang, perhitungan sempurna, menyusahkan segala hal, dan well-planned nggak jamin kalian jadi sukses juga sih. HAHAHAHAHA. Tergantung definisi suksesnya juga yaaa.

Sukses dengan proses jujur atau nggak jujur hayo? Ah jadi panjang.

Udah ah gitu aja. Selamat kerja bagi yang masih kerja!

-ast-

*Terinspirasi nulis ini karena lagi bikin presentasi dan Ctrl + Z mulu ARGH KAPAN KELARNYA KALAU GUE UNDO-UNDO TERUS. KEBURU LEBARAN. BYE.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Karimun

on
Monday, June 19, 2017

Horeee akhirnya nulis ini juga hahahaha. JG pernah nulis sih di blognya dia tapi ya teknis banget laahhh. Saya sih mau nulis kenapa akhirnya pilih Karimun kotak sebagai mobil pertama.

Pertama …

KARENA NGGAK PUNYA UANG HAHAHAHAHAHAHA.

Ya maunya juga kaya orang lain, beli mobil yang nggak tua-tua amat gitu kan. Tapi uangnya manaaaa? Ya meskipun untuk ukuran mobil tua (Karimun kotak kami tahun 2000) harganya masih cukup mahal. Karena dianggap mobil koleksian gitu jadi harga cenderung stabil cmiiw.

Ayah saya sempet nawarin, mau minjem uang ayah dulu nggak biar bisa beli mobil yang lebih baru? Atau mau beli Brio aja biar mobil baru sekalian? Oh sungguh saya nggak mau karena gengsi hahahaha. Nggak deng, karena biar bebas aja pilih sendiri dan urus sendiri. Kalau uangnya pinjem uang ayah nanti ribet ayah ikut-ikut pilih.

Kedua, Karimun kotak punya sejarah panjang lol.

Saya dari SMP apa ya, seneng banget sama Karimun karena mobil Jepang banget! Mobil cute Jepang gitu yang tidak terdistraksi oleh desain-desain Eropa. *pret* Eh terus ketemu JG dan dia suka Karimun juga sejak dulu karena … mobil Jepang banget! HAHAHAHA Ya intinya alesannya sama. Saya dan JG sama-sama naksir Karimun sejak zaman sekolah banget.

Ya udah akhirnya diputuskan beli Karimun. PANJANG SEKALI PERJALANANNYA. Sampai beberapa kali ke Metro itu loh yang jual beli mobil tiap weekend di Bandung, terus liat di olx lah di mana lah banyak banget. Sampai liat iklan di koran dan didatengin ke rumahnya. Belum ada yang sreg.

Oiya, keluarga saya punya montir keluarga gitu karena dulu kakek saya punya bengkel. Jadi kalau beli-beli mobil bekas gini suka minta tolong cek sama montir keluarga. Dia belum ada yang sreg, saya juga. Dan kebetulan warnanya itu warna netral semua, biru tua lah, item lah. Saya maunya kuning hahahaha.

Terus nemu warna putih! Wah lucuuu. Mauuuu. Udah jatuh cinta banget ternyata pas dicek montir itu mobil bekas tabrakan. ERGH. Sumpah itu sampai putus asa banget loh nyari mobil. Sampai akhirnya nemu yang pink. PINK!

PINK IS OUR FAVORITE COLOR. OUR. JG SUKA PINK. DO JUDGE, FOR US COLOR HAS NO GENDER. LOL

Oke nggak pink PINK sih tapi lebih ke salem peach gitu dan biar aja lucuk! Terus deg-degan takut kenapa-napa dan ternyata nggak! Aman jaya!

Itu mobil sempet di Bandung lama dulu sih sama ayah digantiin interiornya, terus ganti ban apalah segala rupa, intinya dipoles ulang. Dan sampai sekarang, 3 tahun kemudian itu mobil masih jadi mobil kesayangan. Emosional banget kalau ngomongin mobil, sayaaangg banget rasanya.

Dan thank God, nggak pernah mogok! Untuk ukuran mobil tua ya, bandel banget. Baru pernah mogok 2 kali, sekali akinya kenapa gitu. Cincai tinggal manggil Shop n Drive kan. Kedua kenapa ya lupa hahaha pokoknya akhirnya manggil montir juga deh.

Kesuraman hidup sebatang kara di Jakarta, nggak punya montir keluarga huhu. Akhirnya sekarang punya kenalan montir sih dapet nyari sendiri, tapi tetep, kalau nyampe Bandung ya dicek juga sama montir langganan sejak bayi lol.

Dan Karimun ini luas banget! Nget nget nget! Untung dulu nggak beli Brio karena bagasi Brio sempit banget. Nggak bakal muat sepeda deh kayanya. Karimun ini muat sepeda fixie JG, muat stroller Joie yang segede gabruk, muat MESIN CUCI, apalagi kalau pulang ke Bandung gitu ya, setengah barang di rumah kami bawa kecuali AC dan kulkas hahahaha.



Muat banyak banget karena sudutnya kotak semua. AC-nya juga dingin banget sampai kedinginan.

Sayang banget sama mobil ini huhu meski satu hal, kursinya tegak HAHAHAHAHA.

Ini salah satu penyesuaian hidup setelah menikah ya. Ya di Bandung mobilnya enak, nyaman banget, kursinya melesak memendam pantat HAHAHAHA tapi kan mobil siapa yeee. Kalau Karimun duduk tegak kaya di angkot. Tapi apa kemudian sebel? Nggak sih, ya maklum aja namanya mobil beli sendiriii. Kusungguhbangga!

Terus kalau di tol LAMBAT. Yaiyalah 1,000 cc doang. Jadi ya bagi kami, ke Bandung itu secepat-cepatnya 3,5 jam. Bukan karena macet tapi ya karena nggak bisa lebih cepet lagi majunya. Lagian mau ke mana sih buru-buruh amat ah, santai ajaaa.

Apalagi sih? Ini cuma jawab aja sih karena banyak yang nanya “Kok belinya Karimun sih?” Ya emang sih di Jakarta Karimun dikit banget! Ya gimana, orang lain mobilnya baru semua ya kan. Cuma ya, ada ikatan emosional *HALAH* antara kami dan Karimun.

Lengkapnya baca di blog JG deh: Alasan Memilih Karimun Kotak

See you!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Beda Prinsip

on
Friday, June 16, 2017

Dulu ya waktu masih punya TV di rumah dan suka nonton infotainment, satu hal yang selalu bikin saya mengernyit adalah alasan perceraian para artis yang bisa dirangkum dalam dua kata: BEDA PRINSIP.

Dulu saya selalu menganggap alasan beda prinsip itu sebagai alasan yang mengada-ada dan kurang real. Lagian masa karena beda prinsip aja sampai harus cerai sih ih, yang beda agama aja banyak yang pernikahannya langgeng. Padahal apa yang lebih berprinsip dibanding agama coba?

Kemudian saya tumbuh dewasa dan ketika memutuskan menikah, prinsip yang dulu saya anggap sesuatu yang unreal itu ternyata penting banget!

Prinsip atau value lebih enak kalau sama memang, kecuali kalian orang yang sangat tenggang rasa, tepo seliro, mampu bertahan dan saling menghargai satu sama lain seumur hidup.

(Baca: 30+ Hal yang Harus Ditanyakan Sebelum Menikah)

Kalau kalian kaya saya yang sebisa mungkin menghindari konflik, nggak sabaran, ingin selalu punya teman untuk diskusi, maka ya mending dari awal nikahin orang yang menghargai values yang sama.

Apa aja values itu? Ya tentukan sendiri. Tentukan apa yang penting buat kalian dan diskusikan dengan pasangan kalian.

Contoh yang tampaknya sederhana padahal tidak sederhana sama sekali: istri boleh kerja nggak setelah nikah?

Itu kedengerannya kaya masalah simpel: “suami larang istri boleh aja dong karena itu hak suami”.

Alesannya bisa macem-macem ada yang beralasan “Karena sayang, jadi biar aja suami capek kerja keras cari uang (seolah istri di rumah nggak capek ngurus rumah)” ada yang bilang “istri urus anak aja biar rumah diurus pembantu”. Banyak.

Padahal nggak sesimpel itu. Urusan melarang bekerja ini ada di area gender equality dan ini cakupan yang sangat luas plus sensitif.

(Baca: Mengurangi Pertengkaran Rumah Tangga)

Jadi daripada tanya calon suami dengan “kamu bolehin aku kerja nggak setelah nikah?” tanya dulu soal “gimana menurut kamu soal gender equality?”

Karena jawaban dari pertanyaan kedua akan menunjukkan akan seperti apa dia memperlakukan kalian setelah nikah. Kalau ditanya pertanyaan pertama terus jawabannya “boleh kok” terus kalian percaya padahal setelah nikah akhirnya dia melarang karena “dulu aku bolehin karena gaji aku kecil, sekarang gaji aku cukup jadi ga usah kerja lagi”.

Coba kalau tanyanya soal gender equality. Bisa ketaker banget loh dia laki-laki seperti apa. Bisa langsung ketauan apakah dia menganggap perempuan bisa setara secara akademis dan karier atau dia menganggap perempuan sebagai pengurus rumah tangga.

Satu hal, kalau ternyata jawaban dia adalah perempuan harus diam di rumah dan kalian 100% oke dengan itu ya go ahead. Maka prinsip kalian udah sama.

Tapi kalau kalian percaya perempuan dan laki-laki harus setara ya jangan dilanjutin. Mending nggak usah jadi nikah percayalah padakuuu ~~~.

Kalau kalian menikah nanti kalian sedih. Nanti kalian nggak akan lagi hidup sepenuhnya karena selalu ada penyesalan “padahal sebenernya aku pengen xxx”. Hidup dalam penyesalan itu nggak enak gengs.

(Baca: How are We Gonna Raise Our Kids?)

Dan kalau udah nikah, masalah yang kayanya remeh juga bisa jadi besar karena ya namanya prinsip ya, susah diubah. Hal yang kayanya nggak mungkin bikin berantem aja bisa banget jadi bahan perpecahan.

Kalau saya sendiri memang baru sama JG yang ngerasa klik banget. Soulmate akuhhhh uwuwuwuw gemas. Hahaha.

Selama nikah, baru satu kali berantem karena beda prinsip. Masalahnya yaitu … Bebe masuk playgroup tahun ini apa tahun depan? HAHAHAHAHA. Tampak remeh tapi bikin mayan tegang juga sih karena sama-sama ngotot (saya lebih ngotot sih 😂).

Abis JG keukeuh amat tahun ini sementara saya ngerasa Bebe masih kecil laahh, belum butuh sekolah. Tapi JG ingin Bebe sekolah biar cepet bisa bahasa Inggris. Ambisius banget! Jadi akhirnya setelah merenung lama bersama-sama, diambil jalan tengah yaitu Bebe belajar bahasa Inggris di rumah lol.

Tapi ya so far so good lah, we share the same values. Dari urusan agama, politik, gender, komitmen, kejujuran, dan banyak lah. Tapi saya mikirnya kami bisa seperti ini karena kami banyak berdiskusi sih sebelum nikah. Ya maklum orangnya nggak bisa nggak ngomong ya hahahaha.

(Baca: Suami yang Nyebelin)

Satu hal, setelah saya nikah gini baru saya sadar bahwa cerai itu tidak apa-apa! Dalam artian saya tidak akan judge orang bercerai karena saya nggak ada di posisi mereka.

Karena manusia bisa berubah, manusia bisa TIDAK berubah, manusia bisa jadi sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan, dan sebagainya. Jadi cerai karena beda prinsip itu sangat bisa terjadi, bukan cuma mengada-ada. Jangan suka judge orang cerai karena kita nggak tau ada masalah sebesar apa di baliknya.

Jadi buat kalian yang belum nikah, ayo samakan visi misi, prinsip, value, apapun itu namanya dengan calon suami/istri. Buat kalian yang udah nikah dan ngerasa beda prinsip, banyak-banyak sabar ya. Huhu. Abis gimana dong.

Udah ah kepanjangan, kupusing.

Selamat weekend!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Meragukan Empati

on
Thursday, June 15, 2017
Nahla udah nulis soal empati ini sih (klik ya). Tapi saya sendiri baru kepikiran soal empati ini setelah kejadian beberapa hari lalu. Ini akan panjang yaaa. Baca sampai akhir yaaa!

Sebelum ke cerita intinya, kalian harus tau kalau dibanding Nahla atau Gesi, saya adalah orang yang sungguh heartless. People said I have zero empathy huhu tapi ya nggak lah. Nggak zero banget, saya cuma pilih-pilih kasihan sama siapa.

Iya pilih-pilih dan pake logika dulu jadinya jarang kasihan. Apalagi kalau susahnya karena jelas salah atau malas. HAH NGAPAIN KASIAN. Ya kan, people with no feeling banget kan kalau kata BuzzFeed.


Parahnya, JG juga sama hahaha. Dia melankolis dengan cara tertentu tapi dia juga realistis banget! Cuma lebih sering saya sih yang bilang kasihan sama orang dan dia bantah.

Misal saya bilang “duh kasian ya si A, sama suaminya dilarang-larang ini itu blablabla sampai dia nggak bisa begini begitu blablabla”

JG: “Kenapa kasihan sih, kan dia sendiri yang pilih suaminya”

AHA! Saya pun nggak jadi kasihan.

Nah karena keseringan gitu akhirnya saya juga jadi punya pola untuk lihat dulu sebab kejadian baru kasihan. Sampai beberapa hari lalu.

Beberapa hari menjelang ulang tahun Bebe, saya harus ke tempat digital printing karena nggak punya printer di rumah. Kalau pun punya juga tetep harus beli kertas tebel kan jadi ya udah pulang kantor jam setengah 5-an gitu saya langsung ke tempat printing. JG jemput Bebe kemudian ketemu di sana.

Dengan sungguh inisiatif saya naik ANGKOT. KENAPA GUE NAIK ANGKOT. ITU PERTANYAAN YANG TIDAK TERJAWAB SAMPAI SEKARANG. MUNGKIN SUDAH JALANNYA.

Karena jarak kantor dan tempat printing itu deket banget mungkin cuma 2,5 km. Saya mikirnya “alah deket, nunggu ojek malah lama nunggu ojeknya dateng”. Jadi saya langsung nyeberang dari kantor dan naik angkot.

Padahal kalau diitung-itung cuma beda 2ribu peraakk. Naik angkot 4ribu, naik ojek 6ribu. Tapi ya sudahlah perkara ini disingkirkan dulu karena saya jadinya nyesel banget naik angkot gara-gara satu orang ini.

Jadi jalanan itu macet banget. Saya duduk di sebelah kiri angkot sendirian, di sebelah kanan ada 3 ibu-ibu. Semuanya ngelamun (ya masa mau jungkir balik). Nah terus saya nggak sadar kalau jendela kebuka, karena bukan saya yang buka jendelanya.

TAU-TAU ADA KEPALA ORANG PERSIS DI SEBELAH MUKA SAYA. DI BALIK JENDELA ANGKOT.


DEKET BANGET. Mas-mas umur 20an tahun, kulitnya item kebakar matahari, mukanya lemes kaya mau pingsan. Dia nyodorin sendal kulit di depan muka saya

Saya refleks mundur dong sambil megang tas. Dia bilang gini:

“Bu, hiji we bu. Kanggo meser kolek bu,” katanya dengan suara yang super lemes.

(Arti: “bu (beli) satu aja bu. Buat beli kolak bu”)

Saya shock berat dan di otak saya cuma satu: WHAT THE F, DOES HE SPEAK SUNDANESE?!!

Ya di Jakarta gitu loh, mending dia ngomong sama saya, sayanya ngerti. Lah kalau dia ngomong ke orang lain? Saya mundur dan geleng-geleng doang sambil berharap angkotnya cepet maju. Dia ngomong itu berulang-ulang. Saya diem, pegang tas kuat-kuat. Sampai akhirnya dia pergi.

Saya langsung tutup jendela dan shock.

Tiba-tiba ibu-ibu di depan saya bilang “Jualan sendal ya? Kasian ya”

Saya kembali liat ke pinggir jalan dan di sanalah dia. Jalan terseok-seok sambil bawa tas besar yang bahan jins itu loh. Tasnya kaya berat banget gitu jadi jalannya tambah lemes. TERUS SAYA JADI KASIHAN.


Mana ini angkot jalannya lambat banget karena macet jadi saya bisa liat dia nawar-nawarin ke banyak orang (karena itu tempat rame deket pasar) dan semua orang nolak. Sampai akhirnya dia terduduk di trotoar dengan muka pucet. Saya ngerasa bersalah karena kok tadi saya takut sama dia, dia cuma jualan kok. Tapi lagian mau beli juga saya nggak punya uang cash. Cuma punya 4ribu ini recehan buat bayar angkot.

Ah pokonya berkecamuk banget lah. Saya mikirin mungkin dia dari kampung mana gitu niat kerja di Jakarta, terus ternyata di Jakarta nggak seindah bayangan. Terus dia puasa harus jalan entah berapa kilometer.

Saya mikirin dia tinggal di mana di Jakarta. Apa dia makan sahur tadi subuh? Dia bisa pulang apa nggak ya? Dia kampungnya di mana ya? Berapa sendal yang udah dia jual hari ini ya? Apa nggak kejual sama sekali sampai beli takjil pun nggak mampu?

T__________T

Sampai akhirnya saya bisa menguasai diri dan melihat ke seberang jalan … ADA JUGA MAS-MAS SERUPA!

Tapi yang ini nggak lemes meski mukanya susah sih ya. Dia duduk di trotoar depan warung padang terus nawar-nawarin ke orang yang lewat. Sendalnya sama, tas jinsnya sama.

Saya mikir hah syukurlah orang tadi pasti nggak sendirian. Untung ada temennya. Saya sampai berkhayal mungkin mereka adek kakak terus berjuang di Jakarta sama-sama. Dari situ saya sedikit lega karena yah namanya beban kalau dibagi berdua mungkin bisa jadi lebih ringan.

Dan akhirnya saya nyampe ke tempat printing. Ketemu JG. Saya bilang:

“Tadi aku naik angkot terus aku kaget ada mas-mas di nongol di jendela, ternyata jualan sendal, kasian sayang dia lemes banget gitu kaya mau pingsan, aku jadi kepikiran”

TAU APA TANGGAPAN YANG TERHORMAT @JAGO_GERLONG?

*PANIK*

“HAH?! KAMU NGAPAIN NAIK ANGKOT?! HP KAMU MANA?! KAMU NGGAK DICOPET KAN?! DOMPET KAMU MANA?!”





“Ada kok, aku nggak dicopet. Lagian emang kasian beneran ih bukan copet, ibu-ibu depan aku sampai kasian juga. Terus ada mas-mas yang lain juga kok di seberang jalan yang nggak lemes.”

“Hah, itu mah KOMPLOTAN. Ibu-ibu itu pasti komplotannya juga. Biar kamu lengah. LAGIAN NGAPAIN KAMU NAIK ANGKOT?!” kata JG.

Terus saya diem. Shock-nya jadi dobel.

T_____________T

Ok I completely understand your concern about my safety, angkot and copet thank you so much. Tapi saya yakin itu ibu-ibu bukan komplotan laahhh. Itu ibu-ibu biasa pulang dari pasar. Dan ibu-ibu itu beneran kasian, buktinya saya nggak dicopet.

Sampai sekarang saya masih 50:50. Apa bener dia mau pingsan? Atau dia akting aja biar orang kasian? Ya di Jakarta gini banyak banget kan orang-orang akting gitu demi dapet uang. HIKS.

(Baca: Sedekah di Tangan yang Salah)

Satu yang cukup menganggu saya, saya susah berempati tapi ketika saya berempati, empati itu diragukan. Dan setelah saya pikir-pikir emang iya sih, mungkin banget dia nipu dan kita emang harus siap dengan penipuan semacam itu.

Saya pernah juga soalnya pulang ke rumah berdua Bebe terus tiba-tiba depan rumah ada kaya preman gitu ngakunya minta uang buat mesjid. Saya cuma punya selembar 100ribuan dan akhirnya berpindah tangan karena saya takut nolak lah. Takut banget. Mana masih di garasi dan cuma berdua sama Bebe di rumah.

Saya tau dan sadar saya dipalak karena pas liat mapnya, map panti asuhan. Di tabel sumbangan juga panti asuhan.

T___________T

Ya intinya saya pernah beberapa kali kena kejadian gitu jadi JG udah sebel banget.

Tapi kan beda kasus ya, kalau tadi karena kasian. Yang kedua karena dipalak. Meskipun ya memang bisa banget modus malak dengan cara bikin orang kasian. Bisa banget ngerti kok.

Hiks.

Tetep sedih. Karena mau kasihan sama orang aja harus pake waspada dulu. Harus pikir panjang dulu. Mengapa sudah tidak ada lagi yang murni di dunia ini HUHU. Kapan bisa bantu orang tanpa kepikiran apakah orang itu kriminal apa nggak ya?

Jakartaaaa. Macem-macem orang ada di sini dan yah, cukup horor kalau nggak waspada sih. Apalagi minggu ini 2 orang kan ditembak di tempat. Satu yang baru ambil uang dari bank dan ditembak kepalanya dan satu lagi yang anak Trisakti ditembak karena neriakin maling motor di rumahnya.

Pertanyaan Gesi “apa kalau kejadian gitu jadinya kita harus diam dan bukannya ngelawan?”

Saya sih iya. Saya lebih baik diam. Takut banget soalnya. Saya nggak cukup berani melawan kejahatan. :(

*

Akhirnya hari itu ditutup dengan “pokoknya kamu nggak usah naik-naik angkot lagi”

“Aku kan mau irit!”

“IRIT 2RIBU!”

Ok you win.

T___________T


-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Buku 'Oppa Oppa'

on
Wednesday, June 14, 2017

Jadi buat yang (masih juga) belum tau, saya pertama kali pindah ke Jakarta itu karena dapet kerja sebagai wartawan spesialis KPop. Saya wartawan spesialis KPop pertama di Indonesia! Karena dulu yang liputan KPop ya wartawan musik aja, nggak spesialis atau khusus banget KPop.

Dua tahun jadi wartawan KPop saya ketemu banyak banget artis. BANYAK BANGET NGET NGET. Dari liputan konser, press conference, interview eksklusif, sampai interview one on one. Dari cuma bisa satu ruangan sampai ngobrol akrab dan dirangkul serta dipeluk HAHAHAHA. Foto bareng mah sering banget lah.

(Baca selengkapnya di Keputusan yang Mengubah Hidup)

Itu menjelaskan kenapa followers Twitter saya lumayan banyak. Karena dulu saya sering foto bareng artis KPop dan suka live tweet dari tempat liputan. Dan orang-orang kepo lol.

Saya juga beberapa kali ngetop sampai ke seluruh dunia *HAHA* karena selfie (dulu mah istilahnya selca - self camera) sama artis Korea. Fotonya disebar sama fansite internasional dan disebut sebagai 'lucky fan' lol. Yang paling nyesek sih waktu saya jadi satu-satunya wartawan yang dibolehin masuk GBK pas lagi persiapan konser SM Town.




Jadi panggung lagi dibangun, grass protector lagi dipasang, dan itu cuma saya sama satu fotografer boleh masuk. Itu pun dibolehinnya dadakan karena nekat, abis wawancara bos promotor (salah satu cucu orang terkaya di Indonesia) di Pasific Place dan saya tembak di tempat "mau dong liat yang lagi bikin panggung" terus dia oke oke aja dan nyuruh asistennya buat nganter saya hahaha. Asistennya sebel tapi ya dibolehin masuk lha yang punya duit yang nyuruh? XD

Kemudian foto-foto panggung itu nyebar dan saya lupa pasang watermark. Muncullah watermark abal ... bahasa Cina. Yaelah. Sebel.

Dari situ kaya cepet banget kemudian saya nikah, saya punya anak. Pas melahirkan, buku saya malah baru terbit hiksss. Jadi nggak bisa promo-promo deh. Cuma beberapa kali aja wawancara radio. Padahal pengen meet & greet gitu huhu. Jadi lewat deh momennya. :(

Dan buku ini perjalanannya lumayan lama sih emang, karena saya ogah rugi. Biasanya kan penulis punya naskah dulu kemudian nyari penerbit, nah kalau saya sebaliknya. Saya cari penerbit dulu baru nulis bukunya. Songong banget emang, padahal ini buku pertama lol. Saya ogah rugi takut udah nulis terus nggak dapet penerbit.

Akhirnya dapet deh GagasMedia yang emang diincer karena dulu baca saya senang baca novel dari GagasMedia. Beberapa kali ketemu dengan editornya (hai Mbak Re!) akhirnya buku saya terbit. BUKU SAYA TERBIT YAAYYY!


(Saya pernah cerita juga hal ini di sini: Giveaway Buku Oppa Oppa)

Salah satu #lifegoals yaitu terbitin buku di GagasMedia terkabul!

Nah kenapa saya nulis ini sekarang, karena dengan ajaibnya sampai sekarang saya masih dapet royalti. Ya nggak gede sih tapi lumayan banget buat beli sepatu hahaha. Saya masih rutin dapet royalti dan saya bertanya-tanya pada beli bukunya di mana sih?

Soalnya jelas udah nggak ada lah di Gramedia gitu. Sampai saya nemu di Google Play. WOW!

Jadi saya nulis panjang lebar gini cuma mau bilang, kalau kalian suka KPop ...

BELI DONG BUKUNYAAAA

HAHAHAHAHA. Dijamin seru asliii. Kemarin saya baca lagi dan wow kok bisa ya nulis seru gitu *SHAMELESS* maklum kan pake editor jadi nulisnya emang lebih deskriptif dan enak dibaca dibanding blog yang editor-less *alah*.

Bukunya cuma Rp 35ribu aja kok. Mahalan dikit lah dari kopi-kopi kaliaannn hahaha. Yuk cus beli di sini ya!

http://bit.ly/bukuoppaoppa

Jangan iri dan baper ya tapi lolol.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Bebe yang Posesif

on
Tuesday, June 13, 2017

Satu hal yang saya sadari beberapa bulan belakangan adalah: BEBE KOK MAKIN POSESIF AMAT JADI TODDLER?

Oke dia posesif dari duluuu, dulu banget entah sejak kapan lah saya nggak inget. Dia selalu protes kalau saya deket-deket sama JG. Tapi sekarang protesnya pake argumen dan wow, makin posesif jadinya hahaha.

Sejak dulu, hidup dia gelantungan sama saya terus. Oke bergantung bukan bergelantung. Karena dia seharian di daycare, dan pulang ke rumah nggak punya pilihan lain selain bergantung pada saya dan JG.

Bergantung dalam artian ya ngajak main siapa lagi, ngajak berantem siapa lagi, mau nggak mau selama di rumah ya kami bertiga aja selalu kan.

Tapi makin sini makin memburuk hahahaha. Dulu saya mandi bisa tenang selama JG di kamar sama Bebe main berdua. Sekarang pasti dipanggil-panggil. Pup nggak pernah bisa tenang karena dia panggil-panggil juga. Pokoknya saya ngilang 3 menit aja dia nyari.

Hidupku tak tenang.

T_________T

(Baca: Pesan Parenting yang Menohok Diri Sendiri)

Misal saya duduk senderan sama JG, dia bisa tiba-tiba dateng terus tarik tangan saya sambil marah. Atau worse, dia mendekat terus mukul JG. Pokoknya saya nggak boleh duduk lebih deket ke JG dibanding ke Bebe.

Dan itu nggak cuma soal perilaku ya tapi juga kalau lagi ngobrol. Jadi di mobil Bebe duduk di carseat sambil nonton, saya ngobrol berdua JG, dia suka protesss. Marah-marah “IBU JANGAN NGOMONG!” berkali-kali padahal ih ibunya suka ngomong appanya suka ngomong, Bebe kenapa larang-larang ibu zzz.

Karena memburuk, akhirnya saya kasih penjelasan bahwa tidak boleh larang-larang orang ngobrol.

“Ini negara demokrasi, Be!” kata JG.

😂😂😂

Kalau lagi di rumah dan saya nggak boleh duduk deket JG juga saya bilangin "ibu kan sayang appa, ibu juga sayang Xylo"

Dijawab dengan: "NGGAK, IBU SAYANG SALO AJAH!"

Atau: "IBU SAYANG SATU, JANGAN SAYANG DUA"

ASTAGA.

T_________T

Terus dia mulai ke next level dengan tidur selalu deket-deket saya dan bilang: "ibu sama Salo, appa nggak ada temennya".

Dan kalau lagi main-main berbagi karakter film gitu dia membaginya selalu gini:

"Ibu Amber, Salo Jett, Appa monster" (auk di Super Wings ada monster apa)

atau

"Ibu Elsa, Salo Hans, Appa Olaf"

😂😂😂

Pokoknya appa yang jelek-jelek aja HAHAHAHAHA

On the other hand, dia romantis sekaliiii. Dia seringkali pegang tangan saya padahal sambil main atau sambil nonton. Meluk-melukin terus. Atau cium-cium saya brutal. Atau bilang "SAYANG IBU!" yang mana pasti dipotong sama JG "sayang appa nggak?" dijawab tendangan judes oleh Bebe.

Begitulah dari ke hari kami lalui dengan drama jealousy. #rhymes


LAMAAA BANGET SAMPAI CAPEK. Sampai di titik Bebe jadi nggak bisa berdua sama JG doang karena nyariin saya. ARGH.

Jadi tiap minggu Bebe dan JG akan ke CFD pakai sepeda sehingga saya punya 4-5 jam waktu sendiri untuk me time alias dandan buat Instagram dan YouTube. Itu bener-bener me time tanpa tekanan gitu. Pernah saya cuma nulis atau desain sesuatu. Lega banget rasanya bisa bener-bener sendirian.

Sampai beberapa CFD terakhir Bebenya ngamuk terus karena nyari-nyari saya. Sampai dideketin polisi loh ditanyain kali JG dikira culik anak orang ya kan. Padahal dulu dia hepi setiap pergi berdua JG. Ah sebal.

Dari situ saya ngerasa ok ini udah nggak bener dan harus diluruskan.

Ya udah berusaha meluruskan hahaha. Gimana lah caranya berkali-kali bilang kalau sayang itu bisa dua-dua, tidak perlu satu-satu. Bahwa ibu bisa tetep peluk Bebe sambil peluk appa. Bahwa appa juga sayang sama Bebe, bukannya cuma ibu, panjang lebar dan lamaaaa.

Sampai akhirnya seminggu terakhir ini dia mulai ngerti!

Sekarang dia demand ke mana-mana bertiga HAHAHAHAHAHAHASYIT.

Biasanya pup ditemenin ibu doang ini harus ditemenin appa juga. Jadilah kami sempit-sempitan berdiri di depan kamar mandi nungguin dia pup. Keluar dari kamar mandi dia bilang "peluk sama-samaaaa".

Dan kami pun berpelukan dengan dia yang belum pake celana. Kemudian udah ngantuk bangeeeettt dan ketika dia bilang "ibu ayo peluk sama-sama" maka saya dan JG harus ngesot biar bisa pelukan sama-sama.

TODDLER IS AMAZING.

😂😂😂

Jadi ya begitulah. Drama posesif pada ibu diakhiri dengan drama posesif pada appa juga. Gemes ya punya balita. 

Duh saya mau bikin closing apa ya kok bingung HAHAHAHAHA. Ya udah intinya gitu aja mau cerita. Follow Instagram saya @annisast jangan lupa karena saya juga banyak cerita pendek di sana. See you!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Money Can't Buy Happiness

on
Monday, June 12, 2017
Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Sering banget dong ya denger quote itu? Apalagi lagi Jakarta Great Sale gini plus abis THR-an. Rasanya bahagiaaaa bisa belanja tanpa takut ganggu cashflow bulanan. Hahaha.


Tapi kemarin saya baca caption Instagram temen SMA JG dan jadi terenyuh. Dari mana jelasinnya ya.

*malah bingung sendiri lol*

Oke pertama, “Money Can’t Buy Happiness” biasanya diterjemahkan bebas dengan “orang kaya juga belum tentu bahagia kok”. At least saya dulu selalu menerjemahkannya seperti itu. Dulu sebelum saya overthinking sama segala hal hahaha.

Nah dengan definisi sesempit ini, lahirlah frasa bantahannya ya kan:

Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Terus saya sempat yang … iya juga ya hahahaha. Prinsipnya ya asal ada uang, bayarlah kebahagiaan itu. Cari escape lain yang bisa dibayar dengan uang.

Saya ngikutin beberapa anak orkay di Instagram, salah satu dari mereka pergi-perginya ke tempat yang saya nggak pernah tau sebelumnya hahaha. Karena traveling ke tempat mainstream itu lame untuk orang kebanyakan uang ya nggak?

Tapi semakin saya dewasa *sigh* saya merinding sendiri dengan anggapan semua bisa dibeli dengan uang karena ya, bener-bener nggak semua hal di dunia ini bisa diganti dengan uang! Oh how I was so naive karena menganggap semua bisa dibuat lebih bahagia dengan uang!

Suami selingkuh? Ya nggak apa-apa asal dibayarin belanja sepuasnya di Paris. Orangtua cerai? Ya nggak apa-apa asal rekening aman jaya nggak perlu kerja seumur hidup dan traveling ke tempat-tempat yang bahkan saya nggak tau ada di dunia ini. Zzz

Dulu saya beneran menganggap itu tidak apa-apa loh, kan uangnya banyak, kan bisa beli semua hal, kan cari suami baru juga gampang karena kaya, kan kalau nggak cantik jadi bisa operasi plastik. Dulu = pas belum nikah dan hidup sesimpel makan tidur kerja doang lol.

PADAHAL NGGAK BEGITU KAN. Ya ada yang bisa begitu tapi mostly nggak begitu kan?

T______T

Akan selalu ada luka yang tidak sembuh meski disiram uang hahahaha. Kesel amat bahasanya.

Makanya banyak orang yang kaya raya tapi ngerasa kosong. Ya gimana, mau ngerjain hobi juga demi apa. Kita kan passionate ngerjain sesuatu karena tau rasanya gimana kalau passion itu jadi uang. *tetep uang*

Lah kalau nggak butuh uang karena sejak lahir udah jelas punya properti berapa dan nggak pernah tahu jumlah spesifik uang di tabungan saking infinity-nya?

Ya everyone has their own battle, mau kaya atau nggak kaya pasti ada aja masalahnya. Jadilah saya cenderung mencari ketidaksempurnaan dari teman-teman saya yang uangnya tampak tidak berseri karena lahir dari keluarga kaya raya.

Tipe yang tiap weekend minimal ke Bali/Singapura, mobil ganti tiap 2 tahun, anaknya lahir udah langsung punya properti buat investasi, endebrei endebrei. Ketika saya menemukan cela, saya langsung lega. Oke dia kaya tapi dia punya masalah A yang untungnya saya tidak punya.

Salah? Ya nggak lah, namanya juga menghibur diri hahahaha.

BY THE WAAAYYY INI DIA INSTAGRAM TEMENNYA JG YANG DI AWAL TADI SAYA MENTION:

♥Tak perlu bertemu perdana menteri untk mencari inspirasi♥ Ini sahabat baru saya.Sy memanggilnya kak Nur,usianya hny berbeda 1 th dg sy.Sjk kecil didiagnosa sbg ABK,bbrp rekan mgkn familiar dg sindrom di wajahnya yg khas,tp itu tdk mnjdknnya hmbtn. Dia tetangga persis sblh rmh sy,bersama ibunya ia mengasuh 5 anak di daycare.Keterbatasan dan kesederhanaan berpikirnya justru membuatnya mudah masuk ke dunia anak2,ia jd tmn main yg seru& menyenangkan untk azzam dan alma. Sejak pertama kali berkenalan.Hmpr tiap sore ia dtg ke rmh untk 'nyamper'sy main..tdk jrg ia membawakan sy makanan lalu mengajak sy ngobrol.Ngobrol soal apa?soal kehidupan,rmh tangga,politik?tentunya tidak. Tema obrolannya sederhana,disampaikan dg verbal terbata&sering diulang.Tp hal itu justru mmbnt sy bljr bhs melayu dg lbh mudah(bbrp org melayu asli bcrnya cepat).Dengannya,sy lbh mudah memahami per arti kata dan tdk perlu malu bertanya&menanggapi krn ia pun memahami kalimat2 sy dg perlahan lahan. Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.Spt dlm foto ini..ia tertawa lepas sekali krn puas menyusun pola dlm permainan geoforme.Ia begitu menikmati dan mengulang ulang reward untk dirinya sendiri.."tengok..hampir sls,tengok..sy pandai..esok sy pasti bs buat macam ni lagi " Sederhana,tp banyak memberi energi pd jiwa untk menghargai diri sendiri.Bkn sibuk&risau mengejar apa yg tdk kita miliki apalagi mengukur diri dg apa yg mnjd capaian org lain. Sudahkah kita bs melakukannya juga? Byk sekali hal kecil di sekeliling yg bs qt jadikan pelajaran&inspirasi.Tidak perlu perlu bertemu perdana menteri untk mrncari inspirasi..tdk perlu jg pergi ke tmpt baru. Karena kadang,bukan suasana yg harus diganti,tp hati&cara pandang kita yg perlu diperbaiki untk mlht segala sesuatunya dg penuh kesyukuran.. :) Ramadhan Kareem...mari mengisi ramadhan dg penuh rasa syukur ♥♥
A post shared by Sofiana Indraswari (@sofiana_indraswari) on
Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.

CRY T__________T

Ini bikin saya mikir, orang makin banyak uang itu masalahnya makin banyak! Makin banyak yang harus dipikirin!

Digetok juga sama Kevin Kwan hahahahaha. Baru setengah nih baca buku Rich People Problems dan yah, meski ketawa-tawa karena lawak banget saya diam-diam mikirin lol.

Nih ya sebagai kelas menengah, kita nggak perlu mikirin maintenance satpam dan maid 30 orang. Bukan masalah uangnya loh ya, tapi dramanya. Lah mbak satu aja di rumah bikin sakit kepala kan kalau pacaran terus atau hidupnya jorok? XD

Belum lagi karyawan perusahaan. Lah kita abis melahirkan mau resign aja yang dipikir cuma anak bayi, kalau punya 10.000 karyawan? Yang dipikirin 10.000 karyawan dan keluarganya kan. Belum lagi maintenance pesawat jet, urusan minum aja harus impor dari Swiss kan nggak bisa minum air lokal. HAHAHAHAHA.

Ah kan ada orang lain yang mikirin. Yaiya, tapi tanggung jawab ada di siapa?

Belum lagi karena standarnya beda kan. Saya makan Genki Sushi aja bahagia, kalau orkay harus bawa chef sushi dari Jepang langsung biar bahagia. Saya belanja di Jakarta Great Sale aja bahagia karena irit, kalau orkay bajunya couture semua kan otomatis lebih ribet.

(SUNGGUH PERBANDINGAN TIDAK SEPADAN YHAA HAHAHAHA)

Karena tidak tahu apa-apa, hidup jadi lebih sederhana. Kalau tahu lebih banyak, maka lebih banyak pula yang mengisi antrian pikiran.

Jadi ya panjang lebar nulis ini cuma mau bilang: uang segini masalahnya segini, uang segunung masalahnya juga jadi segunung.

Jadi mau uang yang mana? Eh salah, mau masalah yang mana? ;)

-ast-







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Memilih Tayangan Edukatif untuk Anak

on
Friday, June 9, 2017
[SPONSORED POST]



Buibu, siapa yang anaknya nggak kena gadget dan TV sama sekali???

WAH HEBAATTT. Saya sih nggak sanggup hahahaha. Sampai sekarang, Bebe masih bergantung banget sama aktivitas nonton karena cuma itu satu-satunya cara biar dia bisa duduk manis dan tenang. Jadi bantu banget kalau makan di tempat umum.

Kalau di rumah dia biasanya akan nonton kalau sudah capek main. Jadi setelah perang-perangan, main bola, dan segala rupa permainan fisik lainnya, dia baru minta nonton. Barulah di situ saya kasih gadget.

Saya sendiri memang tidak berniat idealis untuk anti gadget sama sekali ya. Karena namanya teknologi ya pasti ada sisi buruknya, tapi kan ada sisi baiknya juga. Emang saya juga serem sih karena takut nggak terkontrol ini si Bebe nonton apa sih? Mana kalau di YouTube dia udah bisa next-next dan pilih sendiri.

Akhirnya saya bilang sama dia, kalau ada tontonan untuk anak-anak dan ada yang bukan untuk anak-anak maka Bebe tidak boleh nonton. Setelah itu dia jadi tanya tiap mau nonton "ini buat anak-anak ibu?" Hahahaha.

Nah jadi sekarang saya mau share apa yang biasa saya lakukan agar tontonan Bebe tetap terkontrol dan syukur-syukur bisa nonton yang edukatif! Jadi sekalian belajar. Meskipun saya juga nggak masalah sih dia nonton tayangan yang pure film anak karena yah, hiburan laahhh. Kita aja belajar terus stres kan.


Ini yang biasa saya lakukan dan tonton bersama Bebe.

Temani anak saat nonton

INI WAJIB. Jangan ditinggal. Bolehlah ditinggal pipis bentar tapi make sure kita yakin apa yang sedang ditonton anak. Dengan demikian proses menonton tidak jadi proses satu arah, tapi juga bisa jadi proses diskusi. Apa yang tidak ia mengerti, bisa langsung ditanyakan saat itu juga.

Film dokumenter

INI FAVORIT LUV. Akhir-akhir ini Bebe sedang senang melihat tayangan dokumenter tentang lebah. Dia amaze gimana sarang lebah bisa keluar madu. Tiap malem yang ditonton lebah aja terus. Bonusnya saya juga seneng jadi bisa nonton bareng sambil ngobrol.

Lagu-lagu

Ini favorit Bebe banget saya sampai bosaaannn. Hahahaha. Yang saya banggakan adalah ia sekarang bisa nyanyi semua line Twinkle Twinkle Little Stars dengan pronunciation yang BENAR! Padahal kan lumayan susah itu, tapi dia bisa pronounce bagian yang susahnya dengan benar  "how I wonder what you are" dan "like a diamond in the sky" HUAAA TERHARU. Tanpa dia nonton mungkin dia nggak bisa begitu.

Huhu terharu amat.

Film anak

Nah ini dia hiburannya ya kali masa belajar terus ya kan. Film ini saya bebasin aja sih Bebe mau nonton apa asal nggak ada unsur kekerasannya. Soalnya kadang meskipun seolah film anak tapi ada adegan bak-buk gitu kan takut ditiru huaaa. Mana di daycare banyak anak lebih kecil kan nggak lucu kalau tiba-tiba kena pukul huhu. Serem amat ah.

Selain kekerasan, saya juga nggak suka Bebe nonton parodi gitu. Yang tokoh utamanya macam Elsa tapi entah ngapain tiba-tiba main sama Spiderman. Iya manusia beneran gitu, orang dewasa berbaju Elsa. Soalnya pernah nggak sengaja nonton terus slapstick parah gitu duhhh. Nggak-nggak lagi deh Bebe nonton gituan.

Nah karena itu saya jadinya concern banget sama tontonan Bebe. Sebisa mungkin saya jagain biar tetep sesuai sama yang saya mau. Sampai akhirnya saya tahu ada kartun dari Jepang yang juga teman belajar namanya Shimajiro!

Ada yang tau siapa Shimajiro?

Shimajiro adalah karakter anak harimau laki-laki yang ppemberani, punya keingintahuan besar, dan banyak akal. Ia punya satu adik dan tiga sahabat. Bersama adik dan sahabat-sahabatnya ini Shimajiro sering terlibat dalam petualangan seru!


Kebetulan aku diundang di launching-nya jadi udah nonton duluan episode pertamanya. Dan ya bagussss deh filmnya. Bukan film khayalan, jadi memang ceritanya sehari-hari banget. Setiap jeda iklan, ada semacam "kuis" gitu juga tentang bentuk atau berhitung. Senang kan jadinya menghibur sekaligus belajar.

Cerita dan kontennya memang dikhususkan untuk tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun. Shimajiro juga pernah masuk nominasi International Emmy Kids Awards loh. Jadi dijamin bagus ceritanya. :)



Di Jepang, Shimajiro sendiri sudah tayang sejak tahun 1993! Udah lama banget ya, 1993 aku masih SD hahahaha.

Shimajiro ini dibuat oleh Benesse Corporation salah satu perusahaan pendidikan terbesar di Jepang. Selain Shimajiro, mereka juga punya beberapa produk lain yang seru banget. Favorit aku adalah Kodomo Challenge yang sudah ada di Jepang dari tahun 1988! Aku baru lahir hah mereka udah punya challenge aja.

Kodomo (yang berarti anak-anak dalam Bahasa Jepang) Challenge ini adalah program pendidikan dengan cara paket langganan. Setiap bulannya, kita akan dapet sekotak isinya mainan edukatif yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Isi kotaknya berupa buku gambar, buku aktivitas, DVD, mainan edukatif, dan panduan untuk orangtua.

Saya nggak sabar banget deh sama Kodomo Challenge ini. Soalnya di contohnya seru banget, belajar berhitung aja dikasih kostum koki, ceritanya anak jualan donat dan harus bisa menghitung donat coklat ada berapa, donat gula ada berapa, dan sebagainya. Ada uang-uangannya juga gemes hahahaha. Tapi Kodomo Challenge ini baru akan launching Juli 2018. Jadi sabar ya!

gempita dan baby moonella pose dengan boneka Shimajiro. GEMAS YAAA.

Sekarang nonton Shimajiro dulu aja! Di Indonesia, Shimajiro A Wonderful Adventure ini baru tayang di MNC Kids Channel di Indovision (channel 46) mulai 3 Juni 2017 pukul 07.30 WIB. Jangan lupa nonton ya!

Lebih lengkap bisa dibaca di sini!
www.shimajiro.id
Instagram: @ShimajiroClubID
Facebook: Shimajiro Club Indonesia
YouTube: Shimajiro Club Indonesia

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#SassyThursday: Bukber & Reuni

on
Thursday, June 8, 2017

Hai hai!

Gimana puasanyaaa? Laper nggak? Hahahaha. Pertanyaan macam apa itu. Pertanyaan yang lebih tepat, sudah buka puasa bersama berapa kali?

Baca punya Nahla:

Saya baru dua kali buka puasa bareng di luar rumah. Pertama sama Adit-nya Gesi hahaha. Gesinya nggak diajak, ini khusus orang Jakarta lolol. Kedua sama sepupu saya, tapi sepupu sayanya nggak puasa, pas sayanya nggak puasa jadi ya makan bareng aja itungannya hahaha. Sisanya saya buka puasa bersama juga, bersama JG di rumah hahahahaha.

Kenapa ya makin tua makin males buka puasa di luar?

Orang-orang sih katanya bulan puasanya belum, jadwal bukbernya udah penuh. Wow, saya aja yang ansos kali ya alias nggak punya temen hahaha. Katanya bukber ajang silaturahmi oh well, siapa yang mau saya silaturahmi kan ya, orangnya males berteman begini hahaha.

Ya ada sih bukber sama temen kantor, itu pun masih minggu depan. Bukber keluarga besar? KYAAAA NGGAK PUNYA KELUARGA LOL. Nggak punya keluarga di Jakarta maksudnya. Keluarga di Jakarta ya itu, adik sepupu (yang sudah ketemu) dan adik saya (yang kerja terus jadi susah diajak ketemu).

Padahal dulu waktu belum berkeluarga gini mah wehhh rajin banget saya bukber sama temen-temen. Sampai diprotes karena kok banyakan buka puasa di luar sih daripada di rumah?

Dulu kayanya hepi-hepi aja ya ngantri tempat makan yang mana penuhnya ampuunnn. Hepi-hepi aja karena fokus saya masih temen-temen kali ya. Sekarang mikirin ngantri tempat makan sama Bebe mah haahhh males duluan. Mendingan nggak punya temen dibanding repot harus bukber sana sini lol.

Juga saya harus mikirin gimana jemput Bebe, siapa yang jemput, jam berapa harus pergi dari kantor. AAKKK RIBET.

Dan satu lagi: bukber reuni.

KENAPA DEH REUNI HARUS BULAN PUASA? Kenapa harus diformatkan dalam bentuk buka bareng?

Pertama, bulan puasa ini macetnya ampunnn. Saya aja tiap hari jadi pake motor karena kalau pake mobil pulang kantor mungkin nyampe rumah pas sahur zzz. Macet banget nget nget. Kan jadi males keluar rumah ya.

Kedua, saya emang bukan tipe anak yang semangat reuni HAHAHAHAHA. Maaf ya teman-temanku huhu.

Kalau ketemu sama temen deket doang masih maulaahh. Tapi kalau harus dateng ke reuni banyakan gitu satu angkatan SMP atau satu angkatan SMA wehhh mikir dua kali.

Karena kadang ngerasa dunianya udah beda. Saya nggak tau harus ngobrol apa atau basa-basi apa (and you called yourself an extrovert huh). Worst dan yang paling bikin saya males banget dateng reuni adalah, saya lupa nama-nama temen kecuali yang akrab banget. Bahkan wajah aja saya bisa lupa loh.

Itu suka bikin kejadian nggak enak! Karena orangnya suka "hayooo lupa ya?" ngeliat wajah saya yang bingung tapi senyum maksa. Iya lupa huhu. Kalau lupa artinya mungkin kalian nggak terlalu penting buat hidup saya, dulu dan sekarang. Sombong ya saya. Hiks.

Yah itulah. Apaan sih ini ngalor ngidul banget tulisannya. Intinya keluarga adalah nomor 1, jadikan itu prinsip hidup gengs. lol.

Selamat puasa!

-ast-








LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Bebe 3 Tahun

on
Tuesday, June 6, 2017

WAAAA BEBE UDAH 3 TAHUN WAAAA. Nggak kerasa ya? Kerasa banget lah hahahahaha.

Nggak deng. Ya kerasa nggak kerasa. Kalau mau dirasa mah ya kerasa banget punya anak lah tiap hari kan sama-sama, bayar daycare tiap bulan pula, plus beli diapers dan susu kotak. Tiap mau bayar daycare kaya ditampar “nih risiko lo punya anak!” lol Belum lagi susu, setelah berhenti nenen sebulan bisa 4 dus loh hahahaha banyak amat.

Kalau diitung-itung bisa buat beli mobil loh wowwww. Pantes mobil kami jelek HAHAHAHAHAHA. Nggak apa-apa mobil jelek tapi Bebe di daycare laahhh. Dibanding mobil bagus tapi kerja nggak tenang. Huhu.

Kaya tadi pagi sambil siap-siap kerja, saya lagi siapin tas daycare Bebe. JG cerita, ada temen kantornya curhat soal hidup rumah tangga. JG dengan sabar memberi saran-saran bijak yang mendukung dan membangun.

JG: “Padahal aku tuh pengen banget bisikin ke dia ‘NGARANNA GE HIRUP BRAY!’”

(artinya kurleb: namanya juga hidup bro plislah ga usah drama)

Saya: “Hahahaha kasian ih. Sayang, itu dong tolong bawain pampers, yang di daycare abis”

JG: “Hah udah abis lagi, harus beli lagi dong abis ini?”

Saya: “NGARANNA GE HIRUP BRAY!”

LOLOL

Oke jadi Bebe udah 3 tahun nih. Udah bisa apa aja? Banyak yaaa. Udah bisa berteman sama ibu jadi seru banget! Seru banget bikin rolling eyes HAHAHAHAHA.

Intinya sekarang Bebe udah tahu laki-laki dan perempuan. Pengajaran gender sejak diniku berhasil huhu. Dan sekarang karena ibu perempuan, ibu tidak boleh jadi karakter laki-laki. Pokoknya ibu Elsa aja (Frozen lah apalagi). Kalau di PJ Masks ibu Owlette, kalau di Robocar Poli ibu Amber. Pokoknya semua karakter pink buat ibu aja.

Kalau saya keukeuh pilih karakter laki-laki, Bebe akan marah “KAN IBU PEREMPUAN!”

Hahahaha

Nenen udah nggak, ditawarin pun nggak mau (cari ribut emang emaknya nawar-nawarin lol). Toilet training masih dalam proses yang kuyakin tak perlu dibuat deadline juga ya sama kaya nenen. Ngomong udah lancar, manggil diri sendiri udah bukan Alo atau Salo tapi Saylo atau Zaylo. Bahasa Inggris udah bisa merangkai satu dua kata macam “so many cars” (tentang bahasa Inggris ini akan saya tulis terpisah). YEAYYYY.

(Baca: Bebe 2 Tahun

Yang paling heboh adalah segala sesuatu harus dinegosiasikan terlebih dahulu. Kalau kita ambilkan keputusan maka dia akan ngamuk hah sebel abis. Misal dia lagi nonton di HP terus saya bilang “sudah ya nontonnya, kita tidur”. Saya harus nunggu dia matikan sendiri hpnya, kalau saya langsung matikan dia akan ngamuk.

Paling sebel adalah negosiasi posisi pakai celana. Misal abis pup gitu terus mau pake celana kan. Saya akan bilang “ayo berdiri dulu pake celana” dia akan jongkok terus bilang “kalau gini boleh?”. Ya mana bisa kan makein celana sambil jongkok. Maka saya bilang “ga boleh, berdiri aja”.

Dia akan ganti posisi setengah jongkok “kalau gini?”, ganti posisi tangan di atas “kalau gini?”, ganti posisi tiduran di lantai “kalau gini?”

T__________T

Stres banget lah makein celana doang. Hiks.

Kemudian akhirnya untuk pertama kalinya Bebe akan merayakan ulang tahun yeaaayyy.

Tahun pertama cuma bagi-bagi hampers aja. Tahun kedua blas nggak ngapa-ngapain. Tahun ketiga karena request dari anaknya sendiri jadinya mau tiup lilin dalam rangka berhenti nenen. Ribetnya ya ampuunnn.

(Baca: Akhirnya Bebe Menyapih Dirinya Sendiri)

Mana Bebenya labil pula, hari ini ingin kue Super Wings, besok ingin kue Mickey Mouse, besok ingin kue Ultraman. Hah. Nggak ibu kasih semua. Kuenya jadinya … nanti aja ah surprise hahaha.

Terus tadinya saya sok mau extra gitu dengan hias-hias daycare tapi ahstralah males ya cin. Jadi nggak bikin apa-apa deh. Undangan aja via WhatsApp lol.

So yeah. Tiga tahun Bebe artinya udah tiga tahun juga saya jadi ibu. Semoga bahagiaaaa dan sehat sentosa. Aamiin.

*Btw buat orang Sunda, yang bener ngaranna kan bukan ngarana? Kan berasal dari kata ngaran ditambah imbuhan na jadi ngaranna dong ya? Kan nami juga namina. Jadi n-nya harusnya dua dong ya? Plislah ada yang jawab saya browsing nggak nemu. *DIBAHAS*






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Memaknai Pilihan

on
Monday, June 5, 2017

Aih baru Senin udah ngomongin pilihan. Gara-garanya Jakarta kalau bulan puasa itu macetnya 3 kali lipat dari biasa kan ya. Saya jadi merenung soal pilihan-pilihan.

Juga dikompori oleh salah satu komentar di statusnya Gesi minggu lalu di postingan Suami Nyebelin (baca yaaa, gimana nyebelinnya JG lol).

Isi komentarnya gini (saya copas):

“Katanya sih mak, kerja d Jakarta itu stres nya 3x. Stres perjalanan pergi, stres pekerjaan dan stres perjalanan pulang hehhee.. Cabal ea kelens 😉”

Terus saya sedih baca komen itu hahahaha lagi PMS emang waktu itu. Sedih karena kenapa orang stres tapi tetap bertahan?

Stres karena kerjaan di kantor oke saya masih ngerti. Nggak semua kerjaan stress-free dan banyak jenis pekerjaan yang memang membuat tingkat stres jadi lebih tinggi. Itu satu hal. Tapi kasian banget dong kalau udah stres karena kerjaan, stres juga karena pergi dan pulang kantor.

Padahal pergi dan pulang kantor kan efek dari bekerja. Karena bekerja di tempat yang mengharuskan kehadiran maka harus pergi dan pulang kantor. Jika tidak bekerja maka tidak digaji. Jika tidak digaji maka harus makan dari mana. Jadi yah, untuk stres yang satu ini emang nggak ada solusi kecuali pindah kerja.

Oke berarti asumsinya orang yang stres karena kerja di Jakarta adalah kerja kantoran. Jangan bahas yang kerja kasar ya, itu mah udah level lain dari kejamnya Jakarta.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup di Jakarta)

Nah sekarang lanjut ke dua stres lain yang disebut si mbak. Yaitu pergi dan pulang kantor. Pulang pergi pakai mobil atau TransJakarta sehingga kena macet. Atau justru pake kereta yang sekeras hutan belantara.

🚗 Pilihan 1: ke kantor naik mobil

YA UDAH PASTI MACET. UDAH PASTI ITU MAH. Pergi lebih pagi. Stres karena kurang tidur? Tidur dulu di mobil pas nyampe kantor. Ada temennya JG yang begitu dan kayanya dia nggak stres, buktinya dia hepi-hepi aja hahaha

🏡 Pilihan 2: rumah di pinggiran

Nah kan udah tau stres karena macet kenapa atuh beli rumah di pinggir terus ditempati. I just don’t get it. Kalau bahagia karena tinggal di rumah sendiri ya udah nggak usah ngeluh stres karena macet.

🏠 Pilihan 3: ngontrak rumah deket kantor

Nah bisa aja kan rumah di pinggiran itu dikontrakin, terus ngontrak rumah di Jakarta. Less stres banget pasti. Nambah cost ngontrak? Ya kan itu harga yang dibayar dari perjalanan. :)

🏢 Pilihan 4: pindah kerja ke tempat deket rumah

Yaiya kalau nggak mau pindah rumah ya pindah kerja HAHAHAHAHA

🚴 Pilihan 5: naik motor

YOI. Selama bulan puasa ini kami naik motor karena macetnya nggak masuk akal. Jadi lebih cepet lah pasti meskipun tetep macet juga. Minimal sebelum buka puasa udah nyampe rumah lah. Kalau nggak mau naik motor, ya udah nikmatin naik mobil macet. Weee. 😂

🚉 Pilihan 6: naik kereta

Ya kan ini solusi banget sih. Yang tinggal di Bogor aja banyak kok dan survive kerja di Jakarta karena bantuan kereta. Nggak mau naik kereta karena males penuh? YA JANGAN KERJA JAUH-JAUH MAKANYAAAA.

🚲 Pilihan 7: naik sepeda

Iya JG biasanya naik sepeda kalau nggak bulan puasa. Cepet dan sehat!

See, saya aja bisa ngasih 7 pilihan loh. Tinggal dicari yang terbaik kan. Dan udah banyak orang yang akhirnya nyerah, resign, pindah lagi ke kota asal karena nggak sanggup kerja di Jakarta. Itu tidak apa-apa. Itu pilihan kalian. Kalau kalian masih bertahan di Jakarta, ya itu juga pilihan kalian. Poin saya adalah, maknai setiap pilihan yang sudah kalian buat. :)

Apa saya dan JG nggak stres tiap hari di Jakarta yang macet dan panas?

Jawabannya: NGGAK.

Saya dan JG nggak stres tinggal di Jakarta karena kami senang tinggal di kota ini!

Well yah benci polusinya sih tapi kan seberapa sering sih jalan siang-siang panas di antara kemacetan penuh metromini? Nggak pernah. Jadi ya nggak terlalu kerasa juga.

Macet 4 jam kalau mau dikeluhin bisa, tapi mengeluh untuk apa? Kalau mau ngeluh mah macet 1 jam juga bisa banget dikeluhin. Kami memaknai pilihan kami untuk tinggal di Jakarta dengan bahagia. Kami memaknainya dengan tidak banyak mengeluh pada hal-hal yang sudah di luar kuasa.

(Baca: Kenapa Kami Cinta pada Jakarta)

Bukan sekali dua kali saya harus menunggu sampai jam 7 atau setengah 8 malam di teras daycare karena JG belum juga datang menjemput. Panas, banyak nyamuk, tapi apa saya ngeluh kemudian saya stres menyalahkan macet Jakarta yang bikin JG telat jemput padahal cus dari kantor jam 5? Nggak lah karena untuk apa.

Cuma bikin berantem doang loh ngeluh itu. Yaiya saya kesel nunggu, tapi kan JG juga kesel macet. Sama-sama kesel jadi ketawain aja. Hahahaha.

Saya juga bisa banget pesen ojek atau taksi online terus pulang duluan berdua sama Bebe tapi apa poinnya? Saya di rumah bengong berdua Bebe dan JG stres macet sendirian sampai rumah kan kasian. Jadi saya selalu memilih untuk menunggu. Karena macet bertiga itu bisa sambil ngobrol, bisa sambil nyanyi, bisa sambil bego-begoan. Quality time banget. Nggak apa-apa macet asal sama-sama. #prinsip

Toh bisa sambil makan malam juga karena sudah pesan katering makan malam yang diantar ke kantor siangnya. Toh Bebe bisa sambil main juga karena di teras daycare ada perosotan, ayunan, sepeda, dan bola. Toh bisa nonton YouTube juga jadi nggak bosan. Toh bisa sambil jajan cilor dan putu yang lewat depan daycare.

Kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa. Cari kantor yang remote office! Pindah industri! Pindah kerja! Gaji jadi lebih kecil? Why not kalau jadi nggak stres dan jadi lebih bahagia. Coba dipikir lagi, siapa tau passionnya adalah berkebun atau beternak sapi? Bahkan buah-buahan dan daging aja banyak yang jual di Instagram loh.

Ih ngegampangin! Pindah kerja nggak segampang itu kali? Udah coba belum? Yakin nggak mau pindah kerja atau nggak mau ganti gaya hidup karena kerjaan yang deket rumah gajinya lebih kecil? ;)

Apalagi kalau masih single ya, wah pilihan itu BANYAAAKKK sekali. Kalau udah nikah dan punya anak, pilihannya lebih terbatas kan karena jam kerja aja inginnya yang pasti. Tapi kalau kita mau berusaha saya yakin selalu ada kok. Selalu adaaaa selama kita yakin dan percaya DAN TERBUKA pada hal baru. Rezeki kan nggak bergantung dari kantor ya nggak?

Mengeluh itu pilihan. Bahagia itu pilihan. Tinggal bagaimana kita memaknai pilihan itu. :)

Selamat hari Senin gengs! Macet banget loh hari ini! Hahahaha

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Agabang, Cerita dari Kamar Bayi Korea

on
Saturday, June 3, 2017
[SPONSORED POST]



Ada yang pernah denger Agabang? Saya beluummm! Ah berarti mainnya kurang serius nih kalau di mall. Karena Agabang ini udah 3 tahun ada di Indonesia, tepatnya dari Desember 2014. Hayo, udah berapa kali ke mall selama 3 tahun terakhir? Hahaha.

Beruntungnya, beberapa minggu lalu saya diundang oleh Mommies Daily dan Agabang untuk re-opening store mereka di Plaza Indonesia. Dan seperti biasa eventnya Mommies Daily itu selalu thoughtful karena selama buibu liputan event, anak-anak dan ayah/mbaknya dikasih one day pass Miniapolis biar bisa main. Luv sekaliii. :*


⭐️ Jadi Agabang itu apa? 🌈

Agabang itu berasal dari dua kata "aga" yang berarti bayi dan "bang" yang berarti kamar. Iya jadi Agabang itu artinya kamar bayi.

Di Korea, Agabang mendominasi pasar barang-barang bayi lho! Nggak heran karena mereka sudah eksis sejak tahun 1979! Wow ayah saya aja baru masuk kuliah tahun 79 sih. *info penting abad ini*

Dan itu semua berawal dari kebingungan Kim Wook, terakhir menjabat sebagai chairman Agabang, karena kedua anak perempuannya sulit menemukan baju yang pas. Anak ketiganya malah sampai harus custom made coat sendiri saking susahnya nemu baju yang pas di badan.

Duh gemes yaaa bayangin bayi Korea. Kalian jadi inget siapa? Saya jadi inget Moon Mason. Ituloh bayi yang di 'Baby and Me'




Oke skip.

Akhirnya Kim Wook bertekad untuk membuat sendiri baju-baju itu dan memasarkannya. Ia termasuk yang pertama menjual botol bayi di store loh, sebelumnya di Korea botol bayi hanya dijual di apotek. Kemudian lahirlah Agabang!

Sekarang Agabang masih menguasai pasar bebayian di Korea. Mereka pun mulai melebarkan sayap ke negara lain seperti China, Mongolia, Amerika, dan Indonesia. Di China mereka malah punya lebih dari 100 stores! Wow. Ya maklum orangnya aja banyak ya nggak lol.

⭐️ Di Indonesia, Agabang jual apa aja? 🌈

BANYAAAKKK. Macem-macem banget. Semua kebutuhan bayi, balita, anak, dan ibu ada di sini. Dari baju, alat makan, alat mandi, mainan, sampai sabun cuci baju!


Dan modelnya gemes-gemes banget. Didominasi warna pastel gitu. Plus storenya yang serba putih jadinya nyaman banget buat belanja.

Agabang juga punya brand skincare namanya Putto yang didesain spesial untuk bayi dengan kulit sensitif. Cocok banget buat Bebe karena Bebe kulitnya sensitif banget. Pernah kulit punggungnya ngelotok sepunggung-punggung karena ganti merek sabun hiks.

Nah Putto ini terbuat dari bahan organik alami herbal ekstrak. Tanpa kimia, pengawet, pewarna, alkohol atau air. Sangat cocok untuk kulit Asia atau kulit eczema. Penasaran kan! Mana botolnya Instagram worthy banget hahahaha.




Selain itu Agabang juga menjual produk fashion dari baju tidur sampai baju formal, sepatu, dan topi. Juga hardware (alah) kaya tempat makan, sendok, sikat gigi, stroller, potty seats, dan gendongan. Nah bocoran dari owner Agabang di Indonesia mbak Ranita Angkosubroto (yang cantik sekaliiii <3), baby carrier-nya Agabang ini satu pabrik sama baby carrier yang sedang trendi itu. Berawalan i berakhiran L, tau dong ya. Tapi Agabang produksi jauh lebih banyak jadi harganya bisa lebih murah.

Motifnya juga lucu-lucu loh. Dari gendongan tradisional Korea sampai carrier yang ada hip seatnya tersedia semua di Agabang.




Selain buat bayi dan anak, Agabang juga punya brand Destination Maternity yaitu baju hamil dan menyusui. Lengkap kannn!

🌟 Terus kemarin eventnya ngapain aja? 🌈

Nah kemarin di event itu 10 mommies yang hadir termasuk aku diberi gambaran soal Agabang dan produk-produknya seperti yang aku jelaskan di atas. Setelah itu kami berkunjung ke store Agabang di Plaza Indonesia untuk melihat-lihat produk dan main games!

Gamesnya tampak simpel, kami dikasih 10 nama benda dan harus cari di storenya. Kesulitannya adalah, semua produk di kemasannya pake Hangul alias huruf Korea!

Tapi karena saya cerdas (ehm) saya akhirnya sadar kalau semuanya emang pake bahasa Korea kecuali di label harga yang ada barcodenya! Akhirnya saya puter-puter cari label harga satu-satu. Tetep susah ternyata karena barang di tokonya banyak banget sementara kami have no idea apa itu orgel? Apa itu rabbit podaegi? Mati kan yah HAHAHAHA

Plus heboh banget karena buibu kompetitip amat kan yah, apa yang diambil orang lain ikutan diambil juga padahal nggak tau bener apa nggak.

Akhirnya saya ... Google Image hahahahahaha dan menang dong! WOOHOO! Seneng banget dapet voucher belanja Rp 1juta.

Pulangnya pun kami dibekali goodie bag berisi produk Agabang. Senang sekali!

🌟 Apa aja isinya? 🌈

Agabang Baby Wipes, tisu basah yang bahannya organik jadi cocok buat anak-anak yang kulitnya sensitif dan nggak bisa sembarangan pake tisu basah (melirik Bebe). Wanginya enak! Saya baru pertama kali nyium tisu basah dengan wangi kaya gini. Wangi sabun bayi, nggak mengandung alkohol.

Laundry soap, iya sabun batang buat cuci baju bayi! Kata mbaknya ini bersih banget dan nggak bikin alergi ke kulit bayi. Sssstt, mbaknya bilang buat noda menstruasi aja sabun ini enak dipake. Bersih banget katanya. Katanya soalnya saya belum coba, maklum yang biasanya cuci baju kan JG hahahaha.

Saputangan segiempat yang haluussss banget lebih halus dari tisu! Kalau dilipat jadi segitiga, saputangan ini bisa jadi bibs. Bahannya 100% katun natural!

Putto Toc Toc Bath, sabun mandi yang bisa dibikin bubble bath atau dipakai langsung ke kulit. Bahannya 100% alami dan dia nggak ngambil minyak di kulit tapi bikin kulit jadi lembab. Head to toe juga loh jadi nggak perlu beli sampo.

Putto Angel Recipe Lotion. Nah kalau ini untuk mengatasi atau melindungi kulit dari iritasi, panas, debu, dan alergi.

Kaos kaki. Yang ini spesial buat Bebe huhu terharu amat. Semua mommies yang hadir dapat hadiah spesial sesuai dengan usia anaknya.

Seneng banget! Thank you Agabang dan Mommies Daily!



🌟 Agabang Gallery 🌈
Plaza Indonesia 
Gandaria City
Pondok Indah Mall 2 
Sogo Plaza Senayan 
Sogo Medan

Website
: https://agabang.co.id
Facebook: https://web.facebook.com/agabangID/
Instagram: https://www.instagram.com/agabang/



-ast-

Source:
http://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/article.aspx?aid=2904431
http://www.korea.net/NewsFocus/Business/view?articleId=122331






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!