-->

Hidup yang Lebih Baik

on
Monday, June 18, 2018

Tadinya mau cerita soal liburan yang terlalu panjang tapi kok tadi iseng search keyword “lebaran” di blog dan muncul tulisan lebaran dua tahun lalu. Baca di sini: Lebaran Tahun 2016

Tulisannya sedih banget. Kalau dibaca kaya nggak terlalu merana tapi aslinya itu super capek parah. Langsung bersyukur sama kondisi kami hari ini HUHU.

Ramadan tahun ini hidup kami smooth banget dan nggak terlalu capek. Ngantuk ya wajar, tapi masih bearable lah. Apalagi saya yang selama bulan puasa tiap hari Rabu work from home, nggak capek-capek amat jadinya. HAHAHA.

Pindah rumah ternyata sengaruh itu ya. Dulu rumah di Jakbar emang gila sih strategis banget ke mana-mana deket. Tapi ya ke mana-mana macet juga.

(Baca: Meng-Undo Hidup)

Sekarang rumah di Selatan, perjalanan kantor JG - daycare - rumah jadi lebih cepet. JG nggak terlalu capek, cuma overtime daycare satu hari dan kami buka puasa sama-sama di rumah terus! Paling lambat setengah 7 udah di rumah.

Gila banget ya 2 tahun lalu jam 7 mah masih ngemper di teras daycare banget, kepanasan, banyak nyamuk, makan nasi padang karena ya pas warung padangnya sebelahan sama daycare dan nggak tahu lagi harus makan apa buat buka puasa.

Tahun ini katering kami nganter makanan jam 4 sore, jadi makanan buka puasa selalu aman dan masih anget. Di bawah apartemen juga banyak yang jual takjil jadi urusan makanan aman banget.

TIME REALLY HEALS. Kadang kita aja yang nggak percaya kalau hidup itu bisa memperbaiki dirinya sendiri.

Ya asal kita berusaha dan nggak cuma leyeh-leyeh doang.

“Tapi usaha aku segini aja deh perasaan, males aku usaha lebih, jadi ya dapetnya juga segini aja” — saya pada JG beberapa hari lalu.

Dijawab dengan “ya pindah kerja juga kan berusaha, selama kita masih kerja mah kita masih berusaha. Kecuali kalau nganggur karena males”

IYA JUGA YAAA.

Banyak ya orang nggak “berusaha”, bahkan untuk kerja aja pilih-pilih banget dan banyak mikir padahal sehari-hari pengangguran dan nggak punya penghasilan tetap. Fakta mengerikan karena gue kenal banyak orang yang lebih milih nganggur daripada kerja yang nggak disuka.

Iya sih gue menuhankan kerja sesuai passion, tapi tetep lah prioritas utama adalah punya penghasilan. Bisa kerja sesuai passion alhamdulillah, tapi kalau nggak kerja demi ngejar passion dan jadi nggak bisa nafkahin keluarga mah ya pengen kasih jari tengah sih.

Ya lo bela-belain ngejar passion tapi makan susah. Bela-belain kerja yang lo suka tapi anak lo sekolah seadanya. Gimana ya itu skala prioritasnya. Membingungkan.

(Baca: Hidup yang Kita Pilih)

Poinnya adalah, selama kita mau kerja, hidup harusnya baik-baik aja. Kadang hidup itu emang gila banget pengen teken tombol pause dulu karena capek, kadang pengen rewind dan ngulang waktu, bahkan pengen stop aja dan nyerah di titik ini karena ngerasa nggak sanggup lagi, tapi masalah-masalah melelahkan itu sebenernya cuma akan punya dua jalan keluar.

Pertama, kita usaha sekeras mungkin cari solusinya sampai ketemu dan diberesin semua. Kedua, ya kita diemin aja dan berharap semua masalah lewat sendiri. Antara kita jadi kebal sama masalah itu atau masalahnya selesai sendiri. Keyword: berharap. Selama masih punya cita-cita, selama masih punya harapan, kita masih punya masa depan! Jadi jangan berhenti berharap!

Buat kalian yang hidupnya lagi susah banget, keep going. Mungkin masalah hidup gue receh banget dibanding masalah kalian tapi inget aja kalau yang kita butuhkan setiap hari adalah keyakinan kalau kita masih punya harapan. Bangun tidur liat cermin, senyum, dan yakinkan diri sendiri kalau semua akan baik-baik aja.

Let your faith be bigger than your fears. Everything will be fine. Everything in no time at all. Hearts will hold.

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
2 comments on "Hidup yang Lebih Baik"
  1. TIME REALLY HEALS. Kadang kita aja yang nggak percaya kalau hidup itu bisa memperbaiki dirinya sendiri.

    Ngena banget Kak Icha. Kadang emang ada persoalan hidup yang gak ketemu solusinya, didiemin aja sampe kebal. Dan bener kata Kak Icha, yang penting gak pernah give up buat punya harapan-harapan baik. :)

    ReplyDelete
  2. Dalem, Cha. Iya, sekecil apapun selama masih ada usaha ya bagus. Harus menghargai diri sendiri. Pindah kerja juga usaha, usaha untuk naik tingkat. Entah tingkat kebahagiaan krn passion, atau pun tingkat kesejahteraan semata. Yas, dan aku akan berusaha lebih baik lagi.

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)