-->

Tentang Bebe di Jakarta

on
Monday, August 11, 2014
Awalnya, awalnyaaaaa banget, saya ingin lahiran di Jakarta. Alesannya biar Bebe terbiasa hidup di Jakarta sejak lahir. Biar sayanya juga terbiasa ngurus Bebe langsung di rumah (kontrakan) Jakarta dengan segala keterbatasannya.

Tapiiii, para supporter alias aki nini Bebe alias ayah ibu saya yang awalnya oke oke aja saya lahiran di Jakarta berubah pikiran. Di Bandung ajalah katanya, takut repot kenapa-kenapa, katanya. Okelah sebagai anak penurut, saya akhirnya survei rumah sakit di Bandung (yang ternyata lebih mahal dari Jakarta).  -_____-

Dan ternyata keputusan itu berakhir drama lain bahahahha. Why oh why Be, hidupmu banyak drama. XD

Saya masuk kerja masih lama, masih tanggal 9 September. Nah mumpung masih ada sebulan lagi, saya ingin Bebe membiasakan diri hidup di Jakarta. Lagian menurut saya sama JG mah rumahnya enak. Betah deh di rumah itu. Tapi gimana pun Jakarta panas kan, rumahnya beda kan, saya pikir waktu sebulan cukuplah untuk Bebe beradaptasi. 

Tapi gagal. -______-

Hari Kamis kemarin tanggal 7 Juli saya sama Bebe dianter ke Jakarta. Di jalan Bebe anteng. Ayah ibu sama adik saya di Jakarta sampai sore. Sore JG pulang, Bebe masih anteng. Malem dilewati dengan aman dan damai.

Jumat pagi diawali dengan Bebe yang harus dimandiin sebelum JG pergi ke kantor. Soalnya saya nggak bisa mandiin Bebe. Soalnya nggak kuat, berat dan anaknya suka air jadi nggak mau diem. Mandi lancar. JG pun berangkat ke kantor jam 7 pagi dengan bahagia.

Di sini drama dimulai.

Bebe mulai gelisah. Habis mandi biasanya dia dijemur ke luar terus minum susu pake dot sama ibu saya. Ini mau keluar juga saya males karena panas banget. Bebe makin gelisah. Main-main sama saya dan tidur sebentar. 

Bebe bangun, saya bangun. Loh kok baru jam 8? Bebe nen, terus bobo lagi, saya juga bobo lagi. Bangun lagi, loh kok baru jam 10? Bebe mulai rewel, nangis.

Saya gendong bawa jalan-jalan ke ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar, balik lagi ke ruang tamu. Setiap pindah tempat Bebe akan berhenti nangis dan melihat sekeliling. 10 menit kemudian dia bosen dan harus pindah tempat lagi untuk 10 menit berikutnya. T______T

Akhirnya jam 1 Bebe tidur. Saya taro di bouncer biar rada anteng karena ada vibratenya. Loncatlah saya solat dan makan siang. Makan siang belum habis Bebe udah ngek lagi. Tepat 15 menit setelah ditaro di bouncer. WHYYYYYY? Di rumah Bebe tidur siang minimal sejam. Itupun kalau ada gangguan semacam pup. Normalnya Bebe tidur siang 2 jam dan bangun untuk nyusu kemudian tidur lagi 2 jam.

Saya mulai kesel karena Bebe nangis terus. Bebe juga kesel karena liat saya terus. Maklum Bebe terbiasa dengan banyak orang. Di Bandung banyak sekali orang yang ajak dia obrol dan gendong. Sengaja nggak saya batesin karena nantinya Bebe akan di daycare dengan banyak orang juga. Tapi jadinya Bebe bosen kalau seharian cuma ketemu saya.

Mati gaya. Bebe masih terus nangis, saya ngapain pun nangisnya nggak berhenti. Disodorin puting aja dia nolak. T_____T Nangisnya nangis kesel tanpa air mata. Mukanya aja nggak merah kaya kalau dia nangis biasa. Nangis karena mati gaya juga. Jam setengah 3 saya ikutan nangis putus asa. -______-

Jam 3 nangis-nangis saya telepon JG nanya dia ada meeting nggak. Kalau nggak ada pulang aja plis soalnya Bebe nggak berhenti nangis. Setengah jam kemudian JG nyampe rumah, Bebe digendong JG dan nangisnya berhenti seketika. Beberapa menit kemudian langsung tidur pules. Fix Bebe bosen sama saya. Who knows, anak umur 2 bulan bisa bosen sama ibunya. -______-

Seharian itu saya down banget. Pumping asi yang biasanya bisa dapet 100 ml sekali pumping di satu payudara, ini cuma dapet 10-20 ml. Udah drop, makin drop. Sediihhh banget. Nangis-nangis minta JG biar dibolehin pulang ke Bandung lagi.

JG kesel, katanya saya kurang sabar. Namanya bayi kan wajar kalau rewel. Bodo amaattt dibilang apa juga pokoknya mau pulang ke Bandung aja. Akhirnya dengan setengah hati, JG hubungi ayah ibu. Minta dijemput. Ayah baru bisa jemput hari Minggu. Which means masih ada hari Sabtu untuk dijalani. Setelah dipastikan saya boleh pulang ke Bandung, saya pumping lagi dan hasilnya kembali ke angka normal di 100 ml. Aku nggak stres lagi! Yeah!

Jumat malem Bebe tidur pules karena capek sesiang kurang tidur. Hari Sabtu pun tiba. Bebe rewel juga. Even worse karena dia mulai bosen sama JG. Ditambah rumah yang nggak sebesar rumah Bandung jadinya sumpek kan. Sampai magrib, JG yang sejak pagi optimis dan ceria menghadapi Bebe (karena katanya saya aja yang kurang sabar), mulai putus asa juga. Saya mau mandi aja nggak boleh takut Bebe nangis kenceng.

JG: "Minta ibu jemput kamu sekarang aja yuk?"

Saya: "KAAANNNNN. Kemarin aku dimarahin karena mau pulang ke Bandung. Minta maaf!"

Meh. 

Sabtu berlalu. Minggu siang ayah ibu di rumah. Habis ashar pulang ke Bandung. Nyampe rumah Bandung Bebe ketawa-tawa terus. Mukanya ceria sekali. Padahal pas di Jakarta matanya melotot galak banget kaya mau gigit. Alisnya naik terus karena dia marah. Sampai nggak ada foto yang bagus saking mukanya galak terus. -_____-

Hah jadilah semua rencana bubar. Rencana barunya adalah ke Jakarta hari Minggu tanggal 7. Tanggal 8 saya ikut seharian di daycare. Tanggal 9 masuk kerja. Jadi Bebe nggak perlu di rumah lama-lama sama saya berdua. Semoga lancar. Aamiin.

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
2 comments on "Tentang Bebe di Jakarta"

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)