-->

Image Slider

When It's Only JG & AST #53 Didi Kempot, #54 Darurat, #55 Hareeng

on
Tuesday, December 30, 2014
#53
Lagi masak makan malem berdua.

Me: "Eh sayang, siapa deh yang nyanyi manuke cucakrowo?"

JG: "Didi Kempot"

Me: "Emang iya? Bukan deh kayanya.."

JG: "Eh iya juga. Bener nggak ya Didi Kempot?"

Me: "Aduh siapa ya?"

JG: "Oh aku tau! ... DIDI RIYADI"

wtf







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Si Bebe Demam!

on
Tuesday, December 23, 2014
Ini blog post yang saya janjikan di postingan ini.

Berawal Sabtu subuh, Bebe seperti biasa bangun sekitar jam setengah 5 karena lapar. Terus kerasa badannya kok panas. Cari-cari termometer nggak ada. Duh itu benda biasanya selalu ada kok sekarang ngilang sih!

Diinget-inget, minggu lalu pas ke Bandung itu termometer saya kasih ke Bebe buat mainan pas lagi ganti diapers. Ketinggalan di Bandung nih kayanya. Badan Bebe nggak panas banget, tapi nggak normal. Singkat cerita, tidur lagi.

Pas bangun tidur, suhunya normal. Gaahhh, ada apa tadi subuh itu sih. Mana kepo kan berapa derajat demamnya. Anaknya nggak rewel banget sih. Normal-normal aja.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Bebe 6 Bulan

on
Friday, December 19, 2014
A photo posted by @azxylo on

 Ohmai time flies. Or not.

Abisan kemarin pas abis lahiran saya kesel tiap ada yang bilang: bayi mah cepet gedenya. Tau-tau gede ajah!

MANA MANA MANA? Orang di bulan-bulan pertama dia cuma tidur melek tidur melek tidak berdaya sementara saya capek luar biasa dengan muka macam zombie. Maklum, meskipun 9 bulan berbagi makanan yang sama (hamil), tetep Bebe adalah orang asing. Saya nggak kenal Bebe, Bebe nggak kenal saya. Saya nggak tahu perangainya, nggak ngerti apa yang dia mau, etc. Tau-tau nangis aja tanpa saya tahu kenapa. Jadi waktu itu nggak sabar pengen Bebe cepet gede. T____T






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #49 Infused Water, #50 Kentut, #51 Benteng Takeshi, #52 Kemping

on
Monday, December 15, 2014
#49
Di kantor. JG telepon.

JG: "Sayang bikinin aku infused water dong"

Me: "Deuhilah suka ikut-ikutan orang deh"

JG: "Biar, infused water aku isinya kentang, wortel, buncis, baso ..."

Me: "SOP ITU MAH SOP!"






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang 6 Bulan Ng-ASI

on
Thursday, December 4, 2014
Dua hari lagi Bebe 6 bulan. YEAAYYYY! *throw confetti*

Boleh nggak pause dulu waktu soalnya anaknya lagi lucu-lucunyaaaaa. Lagi gemesin-gemesinnyaaaa. Lagi sociable-sociable-nyaaaaa. Senyumnya bikin leleh semua orang! *shameless mom praising own son lol*

Tapi di balik pipi tomat yang selalu Instagram-able itu, sebenarnya ada saya yang sebulan (apa 2 bulan ya?) nangis-nangis karena ASI. HUAHAHAHAHA. Iya jadi keliatannya aja saya selalu happy dan bahagia selama jadi busui dan bumping (ibu pumping wtf XD), padahal sebelumnya nangis-nangis juga kok.

Ini catatan tentang lika-liku menyusui Bebe. Tentang jatuh bangun hari-hari awal menyusui udah pernah ditulis ada ceritanya di sini Tentang Menyusui Bebe! Cek ricek!






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang MPASI yang Tidak Idealis

on
Thursday, November 27, 2014
Kegalauan berhari-hari disponsori oleh MPASI.

Si Bebe udah besar lagi dong bentar lagi makan. Dan emaknya galau harus dikasih makan apa. T____T

Nyari tahu soal MPASI pasti browsing kan ya. Tapi ah aku tidak siap jadi bagian ibu-ibu idealis di berbagai forum. Dari pencarian itu kebanyakan ibu-ibu nggak sabar dan excited karena anaknya mau makan. Sampai ada ibu-ibu yang TRIAL dulu masak-masak bubur MPASI sebelum hari H.

Ohmai, aku merasa gagal.

Well, I'm not that kind of mom, I'm sorry bebe. Padahal saya hanya akan masak untuk Bebe di hari Sabtu Minggu. Saya malah mempertanyakan kenapa gizi ASI cuma cukup sampai 6 bulan, nggak dibikin cukup buat anak sampai 2 tahun. Biar praktis nenen aja sampai 2 tahun terus pas lewat 2 tahun langsung makan nasi bareng di meja makan. Huahahahaha. Sanguaannnn. XD

Terus sampai mikir kebanyakan dan jadi agak kompetitif sih awalnya: "dih gue juga bisa masak sendiri buat anak". Tetiba muncul pemikiran sesat sesaat pengen banget setiap hari masak sendiri buat Bebe dan nyuapin Bebe tiap dia makan tapi masa keluar kerja cuma demi MPASI? *lebay* Ya soalnya kalau saya kerja kan Bebe makan di daycare. Yang masak katering daycare dong. xD

Jadi kalimat standar ibu-ibu MPASI kan: homemade dengan cinta ibu. Kalau gue, homemade dengan cinta katering daycare wtf. Cintalah mereka sama anak gue, kalau nggak cinta nanti Bebe keluar nanti pemasukan berkurang. Hahahaha.

Karena bingung terus browsing tak kunjung henti, akhirnya chatting deh sama temen kuliah saya si Gilang yang anaknya umurnya udah setahun setengah. Paling bener emang chat sama orang yang nggak idealis juga jadi nggak bikin stres.

Gilang: "Kalau mau jalan-jalan dan males banget masak, Heinz botolan to the rescue"

Gue: "Oh sigap dong udah ada di laci"

HAHAHAHAHAHA. Judge me lah I don't care. Bully saja aku, bully.

Iya jadi minggu lalu pas beli kursi makan Bebe di Yens Bandung, liat berbotol-botol Heinz dan Gerber. Belilah beberapa botol berbagai macam rasa asin dan manis.

Pertimbangannya ya itu, takut ada apa-apa mendadak kan nggak lucu kalau batal melakukan sesuatu karena harus masak dulu. Oh sounds so selfish ya. *terbayang judge emak-emak idealis ituh*

Jadi so far persiapannya sih udah nyempetin ke Mutiara Super Kitchen beli sauce pan sama saringan kawat. Sama mangkok, cangkir, sendok bayi. Terus di Yens selain beli kursi makan, beli juga sippy cup lagi biar jadi punya dua. Bibs masih banyak sisaan belanja bayi dulu. Talenan sama pisau masih ada yang utuh. Terus paling mau beli cubes buat frozen.

Slow cooker batal beli karena pertimbangannya ya saya masak Sabtu Minggu doang yaelah di kompor ajalah. Hand blender udah punya dari zaman dulu kala. Apalagi sih?

Mental ya mental. HAHAHAHAHAH. Dihantui Bebe nggak mau makan nanti dia kurus nanti dia nggak imut nggak chubby lagi gimana dong. T____T

So okay, jadi rencananya di bulan keenam si Bebe akan gabung Food Combining sama WHO (belagu pake istilah ginian, baca panduannya aja padahal pake metode skimming alias membaca cepat -____-). Di hari-hari dia di daycare dia akan full sayur buah. Sabtu Minggu baru dia akan makan protein hewani. Semoga lancar!

Bahwa MPASI terbaik adalah homemade, oke setuju. Tapi bukan berarti yang non-homemade haram kan. Para pelaku diet hidup sehat juga punya cheat meal atau bahkan cheat day kok. Percayalah, ada kalanya hidup butuh sesuatu di luar kebiasaan untuk tetap berjalan normal. Butuh sesuatu yang nggak sesuai jalur biar tetep waras.

Buibu, ada yang sama kaya saya? Nggak idealis MPASI harus selalu homemade tapi malu bersuara karena takut di-bully? Yuk, sini pelukaaannnn! :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Ribetnya Pilih Stroller Bayi

on
Friday, November 21, 2014
Namanya emak-emak yah, urusan pushchairs aka stroller ini aja bikin galau berbulan-bulan. HAHAHAHA.

Pas hamil santai kan soalnya kata tetehnya JG, nggak usah beli stroller! Alasannya karena stroller bekas anaknya masih bagus, nanti buat saya aja gitu katanya. Oke deh!

Nah pas menjelang lahiran, diambillah stroller ituh. Yah kok ternyata warnanya pudar soalnya kelamaan disimpen secara anaknya teteh umurnya udah 4 tahun. Dan ternyata warnanya biru muda. Light blue is never my color. Nggak suka aja warna biru muda. Nggak pernah punya barang biru muda.

Karena satu hal yang saya lupa, teteh JG itu bukan anak mall. Nggak kaya adiknya dan adik iparnya ini yang minimal sebulan dua kali pasti ke mall lah. (Tempat apalagi yang kau harapkan di Jakarta). Teteh punya stroller cuma buat jemur bayi di pagi hari. Jadi strollernya biasa banget, modelnya standar. Umbrella fold sih, ringan sih, gampang dibuka tutup sih, nggak ringkih sih, tapi nggak kece ajah. HAHAHAHA. Akhirnya karena pengen stroller kece, browsinglah soal stroller ini.

YANG MANA ADALAH KESALAHAN BESAR.

Abisan jadi tahu soal stroller aman dengan 5 point harness (strapnya ada 5: 2 ke bahu, 2 ke pinggang, sama 1 ke selangkangan), jadi tahu stroller ringan berat, stroller lipet biasa apa umbrella, seatnya bisa dicuci atau nggak, jadi terlalu tahu banyak hal. Jadi tahu stroller mahal hampir pasti keren banget modelnyaaaaa! *kesel* Pengen Stokke Xplory tapi kok ya nggak rela ngeluarin duit 11-12 belas juta cuma biar kece aja pas jalan di mall, seleb juga bukan ya kan. *makin kesel*

Stokke idaman emak-emak kece sedunia. T____T
Baca Urban Mama kok ibu-ibu lain ribet ya pilih stroller sampai mikirinnya ukuran ban segala rupa! Emang mau kemana sih kan saya mah cuma mau ke mall doang. Hahaha. Jadi saya cuma punya satu yang jadi pertimbangan, maunya reversible handle biar pas didorong itu bayinya bisa menghadap saya. Karena posesip aja pengen liat muka Bebe. Agak insecure kalau Bebe lihat depan, Bebe nggak ngeliat saya, saya juga nggak tahu dia liat apa. -____- Nah karena pertimbangan reversible itu selain Stokke, saya jadi mau Bugaboo dong yah, tapi 6-7 juta buat kepake sebentar doang masih tetep mahal dong yah! *tambah kesel*

covernya aja kalau mau yang ini 1,4 juta. COVERNYA AJA. duh.
Yah udalah karena Bebe masih kurang dari 3 bulan, masih di Bandung, masih ringan kalau digendong, bertahan dengan stroller biru yang dikasih itu. Sambil saya browsing keukeuh nyari stroller yang lebih murah tapi reversible handle. Sampai nemu postingan teh Miund yang ini soal si Combi. Nah ini pasti lebih murah dari Bugaboo nih. Combi merek Jepang lagi kan, pasti oke! (Saya Japanese brand freak).

Combi yang modelnya kurang oke lol
Tapi kaya teh Miund bilang, si Combi ini nggak ada design factornya alias biasa banget modelnya. Dan dari riset saya selanjutnya, dengan harga 3,6 juta, akan lebih kece kalau beli Mamas Papas Sola yang harganya segituan juga, reversible juga. NAH KAAANNN. RIBET KAAANNNNN.
Mamas Papas Sola cantik yaahhh. Tapi masa anak cowo beli ungu. Warna lain deehh.
Long story short entah gimana pokoknya saya jadi tau merek Joie dan langsung jatuh cintaaaa. Kebetulan ada yang reversible handle juga nama serinya Joie Mirus. Langsung browsing Joie Mirus review dan susah banget! Alias dikit banget yang pake! Ih makin suka! *nggak mau kembaran sama orang lol* Landinglah saya ke blog Mbak ini. Makin mantap hati deh beli Joie Mirus.

Pengennya warna ini sih tapi nggak masuk Indonesiaahhh.

Jadi beli yang ini aja. Meraahhh.
So far pake Joie Mirus ini review saya:

Plusnya:

* Harga bersahabat, cuma Rp 1,995,000. Believe it or not! *lebay*
* Bisa dari newborn.
* Handle bisa diubah depan belakang tanpa mengangkat seat. Jadi cuma diangkat handlenya, geser ke depan/belakang. Simpel banget! Jadi mikir Stokke/Bugaboo/Mamas Papas ribet abis harus angkat seat buat ubah posisi.
* Nggak bakal hujan-hujanan sih tapi udah include rain cover.
* 5 point harness alias 5 titik keamanan.
* Ada jendela di cover atasnya buat ngintip-ngintip Bebe kalau lagi front facing. *emaknya kepo super*
* Buka-lipetnya gampang. Bisa pake satu tangan.
* Ringaaannn. Jadi nggak usah pake tenaga ekstra buat buka-lipet-masukin bagasinya.
* Keranjang di bawahnya kuat. Lumayan buat diapers case Bebe.
* Nggak ringkih dan nggak tampak murah. Hahaha.

Minusnya:

* Manuver kurang enak kalau lagi parent facing karena roda depan yang bisa belok jadi roda belakang. Tapi lama-lama kebiasa kok. Lagian semakin besar, si Bebe kalau didorong maju madep depan, kesel dia ngecek-ngecek mulu ke belakang kepo siapa yang dorong. Noleh-noleh terus jadinya. Mending madep saya atau JG aja udah paling bener.
* Lipetnya nggak umbrella fold jadi lumayan bulky di bagasi mobil.
* Hanya ada di Mothercare dan hanya ada warna merah. Karena stok terbatas paling bener telepon dulu nanya available atau nggak.

Joie ini merek UK. Saya Japanese brand freak tapi JG anaknya British banget. *halah* Kalau udah UK-UK gitu pasti langsung jatuh cinta. *cemen* Karena udah suka sama model Joie, akhirnya beli carseatnya Joie juga. Alhamdulillah dapet carseat Joie Juva baru dengan harga 675ribu aja! Aslinya padahal 1,2 juta. Yang punya katanya dapet kado carseat+stroller 3 pasang jadi dia jual-jualin murah. Carseat Joie Juva ini compatible juga ternyata sama stroller Mirus. Tinggal taro di atasnya, cetrik, jadi deh travel system. Ala-ala doang sih karena saya nggak pernah juga pake carseat plus stroller soalnya kasian Bebe kurang luas kalau di carseat. Lebih nyaman pakai stroller kan.

Mirus plus carseat Gemm. Punya saya mah carseatnya Juva. Mirip-miriplah.
Soal carseat sih pertimbangannya cuma satu. Anaknya mau. It's really the baby who choose, not us! Jadi pernah pinjem carseat dulu punya temen saya, entah mereknya apa, si Bebe kejer nggak mau sama sekali. Pake Juva ini anteng banget seperti bayi kalem. Nanti bahas panjang lebar ya soal carseat di lain waktu. *kalau inget*

Nah karena tahu banyak hal dari model sampai harga now I judge other mother with their stroller. lol. I really do. X))))

Oiya meski heboh dan ditaksir banyak orang -_____- saya nggak pengen sama stroller Maclaren atau Mini Cooper. Buat saya, produk bayi ya yang bikinnya fokus di bayi-bayian ajalah. Jangan nyampur di mobil. Makanya pas ada temen saya komen kok breast pump Avent (punya dia) baru sebulan udah rusak, saya bilang: lagian pabrik lampu (Philips) kok bikin produk bayi. lol. Teori asal aja itu mah. Jangan ditiru. *halah*

Sekian dan terima hadiah stroller Bugaboo. *ngarep*

-ast-

Follow Instagram saya yuk! Banyak cerita seru yang saya share di sana! Klik @annisast!

Credit:
Foto Bugaboo dari sini.
Foto Stokke dari sini.
Foto Combi dari sini.
Foto Mamas Papas Sola dari sini.
Foto Joie dari sini.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Hal-hal yang Hilang Setelah Jadi Ibu

on
Friday, November 14, 2014
Kalau dibilang siapkah saya punya anak? Jawabannya: tentu tidak. Haha. Yah itu tipe pertanyaan yang jawabannya selamanya adalah: nggak siap, tapi nggak tahu kapan siapnya.

Kemudian si Bebe brojol begitu saja.

Bersyukur sekali karena bisa-bisanya produk saya dan suami itu berupa bayi sehat lucu ndut *self praised* XD

Tapi stres juga tentu saja. Hahaha. Banyak hal-hal yang nggak pernah kebayang sebelumnya. Hal-hal yang berubah, jadi hilang, atau terpaksa saya hilangkan demi kenyamanan Bebe. Apa aja?

Nama
Di beberapa tempat (seperti di daycare) nama saya adalah mamanya Xylo. Okay!

Aksesoris
Saya anaknya heboh banget deh, (waktu belum jilbaban) anting menyesuaikan outfit, statement ring dan statement necklace selalu siaga. Sekarang mah pake kalung kadang-kadang, itupun yang dari bahan kaos ajah. Nggak pernah antingan, cincin kawin juga gudbai. Aku polos seperti gadis kalem. :| Daripada repot nyangkut-nyangkut atau bikin ganjel pas gendong Bebe. T_____T

Instagram
Ini karena nggak mau upload foto Bebe di akun pribadi. Ya masa akun saya pribadi isinya jadi foto bayi semua kan kasian followers saya yang nggak suka bayi. Jadi sekarang Instagramnya lebih aktif Instagram Bebe @azxylo. Instagramnya lagian rese, ga bisa multiple account. Ya udah saya jadi nggak pernah login Instagram saya pribadi deh. Ngurusin Instagram Bebe aja. Lumayan followersnya udah setengah followers saya, 150. *halah

Makanan
Si Bebe perutnya sensitipppp. Mau makan juga saya harus pikirin Bebe bakal mencret atau kembung atau kolik nggak ya. Ini terparah di 3 bulan pertama sih saya sama sekali nggak bisa makan dairy product. Sedih banget. Setelah jaga makan selama hamil, sebel banget kenapa abis melahirkan malah jadi nggak bisa makan enak. Sekarang Bebe udah kuat. Kalau saya makan agak aneh dikit, paling dia kentut-kentut sama pupnya lebih bau. Bye, kolik!

Waktu tidur
Nobody told me that being a mom means saying goodbye to 8 hours sleep for months! T_____T Terakhir saya tidur lebih dari 4 jam itu saat hamil 7 bulan. Hamil gede tidur udah ga enak. Sekarang punya bayi, bisa tidur 4 jam straight aja udah bagus. Soalnya si Bebe tidur jam 9, dia akan bangun sekitar jam 1 atau jam 2 karena lapar. Terus tidur lagi, bangun lagi setengah 5. Nenen sambil tiduran bisa kalau Bebe ngantuk banget. Kalau dia agak sadar, dia ga suka karena harus mempertahankan posisi tidur miring. Maunya digendong. Zzzzz.

Weekend
Ini perubahan yang signifikan banget! Saya sama JG kalau weekend itu abis subuh tidur sampai dzuhur. Makan siang, leyeh-leyeh, nonton film, ketiduran lagi sampai magrib. Sekarang wow, weekend pun jam 6 pagi kami sudah bermain bersama Bebe yang memang selalu bangun jam 6 pagi! Tapi kadang si Bebe koperatif juga sih, tidur siangnya lama kalau weekend.

Braless time
Di balik rasa syukur tak terhingga karena ASI banyak, saya kangen banget tidur tanpa bra karena rasanya plong gitu. T_____T Sekarang masih nggak mungkin karena kalau lepas bra berarti lepas breast pad nanti tengah malem banjir deh basyah semuaaaa.

Me time
Ini problematika buibu seluruh dunia. MANA ME TIME GUEEEE? Mandi aja keburu-buru karena ga tenang. Pup mending di kantor aja biar ga nanggung. Sorry too much info lmao. XD Ini tapi akhirnya terpecahkan karena sekarang saya punya 2 jam di pagi hari sendirian! Jadi dulu selalu pergi bareng JG ke kantor. Tapi sekarang Bebe dan JG pergi berdua jam 7, biarlah saya jalan kaki aja sendiri jam 9an dari rumah. Alhamdulillah. *tears*

Waktu santai di kantor
Biasanya di sela-sela kesibukan di kantor bisa lah blogwalking atau cek subscribing YouTube. Sekarang nggak bisa. Nggak inget kapan terakhir cek YouTube. Karena apa? Karena nggak ada lagi waktu santai. Waktunya abis beneran buat kerja sama pumping ASI tiga kali sehari selama di kantor. Worth it lah tapi. Daripada harus beli susu formula mihil ya kan. *tetep ogah rugi*

Weight
Yang ini good things hahahahaha. Kehilangan berat badan sampai kurus kering kerontang tinggal tulang belulang. Sebulan setelah melahirkan, celana jins sebelum hamil udah muat. Sekarang? Celana-celana itu longgar semua. Hahaha. Padahal makan saya banyak, diambil Bebe.

Banyak banget yang hilang dan berubah ya. Butuh waktu untuk adaptasi. Terutama karena saya nggak siap sama keadaan kalau punya anak ternyata seberat ini. Pas hamil yang disiapin cuma kebutuhan Bebe, nggak mikirin sama sekali psikologis saya pasca melahirkan. Biasalah pas hamil mah sok iye. Sok kuat. Abis lahiran mah baby blues seketika. lol

Sampai sekarang hampir 6 bulan berlalu, masih suka kepikiran duh hidup gue berubah banget. Tapi yes memang dibawa ringan. Dibawa ketawa-tawa. Di depan Bebe harus selalu ceria. Kalau nggak gitu udah depresi kali gue. Untung si Bebe anaknya memang ceria, gampang dibikin ketawa *anaknya gampangan*. Jadi liat dia ketawa aja rasanya gemes pengen gigit. Bukan anak kalem yang bengong-bengong doang. Makin bengong malah nanti ibunya.

Entah kalau Bebe udah lebih mandiri tapi sekarang I really can't go back to myself before. My life, my body, are not fully mine. I need to share mine with this little creature who always craving for attention. I'm not the same anymore. Me now is me+Bebe. :'))

Satu lagi, saya pribadi nggak suka kalau semua ini, semua drama motherhood ini, disebut pengorbanan. BUKAN. Ini murni karena saya harus bertanggung jawab atas kehidupan Bebe. Bebe yang nggak tahu apa-apa terus tiba-tiba eksis di dunia ini. Tidak ada korban sama sekali kan?

Being a parents is a rollercoaster ride with many ups and downs. But all the ups worth hundreds times than the downs. :)


-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #47 Edisi Pak RT vs Narkoba dan #48 Persib vs Harley

on
Friday, November 7, 2014
#47
Paling males kalau ada tamu pas lagi tengtopan+hotpants. Kaya malem itu. Ada suara pak RT teriak "samlekum!" Pak RT ini asli Betawi. Pengangguran. Kerjaannya ya jadi RT itu. Keliling-keliling rumpi dan inspeksi warga. -_____-

Me: "Sayang itu ada pak RT!" *gendong bebe masuk kamar*

JG: *keluar terus ngobrol sama pak RT di teras. lamaaaaa. terus JG masuk kamar. Pak RT udah pulang*

Me: "Ngapain pak RT?"

JG: *pake suara pelan* "Nawarin narkoba ..."






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Hidup tanpa TV

on
Tuesday, November 4, 2014

Saya dan JG di rumah memang nggak punya TV. Selama di Jakarta, saya 3 tahun kost, nggak pernah kepikiran untuk punya TV. JG 6 tahun (apa 7 tahun ya?) kost juga, nggak punya TV juga. Sekarang sudah setahun lebih nikah, teteeppp belum kepikiran untuk punya TV. Dulu waktu kost pernah dititipin TV temen yang pindahan rumah. Sukses cuma diotak-atik doang. Terus hari-hari berikutnya dibiarkan berdebu, nggak disetel sama sekali. XD

Tapi kalau yang memang seneng nonton TV mah pasti kaget dong yah. Rata-rata komentarnya: "kok bisa sih rumah nggak ada TV nya? Terus hiburannya dari mana?" Saya paling suka bingung jawabnya, apalagi kalau komentarnya: "kasian ih nggak punya TV."

HAH? KENAPA HARUS DIKASIHANI COBA? HAHAHAHAHA.

Nggak tahu ya kalau JG (belum nanya euy soalnya wtf). Saya dari kecil nggak boleh nonton TV sering-sering sama ibu saya. Soalnya, saya sama adik-adik kalau udah nonton TV, lupalah pada dunia. -____- Alias lupa mandi, lupa makan, lupa ini itu. Nah, generasi 90-an kan selalu membanggakan maraton film kartun minggu pagi ya, saya mah nggak bisa. T____T

Soalnya waktu kecil kalau mau nonton TV syaratnya harus udah mandi dan udah sarapan. Nggak boleh nonton TV sambil makan. Sampai sekarang, semua yang makan HARUS di meja makan. Manalah sanggup mandi dan makan sejak jam 5 subuh demi nonton kartun yang jam 6? Mentok saya selesai semuanya itu jam 8, jadi baru mulai nonton dari Doraemon ajah. Lagian waktu kecil, saya suka sekali baca buku. Sekarang juga suka baca sih cuma waktunya susah. Jadi lebih suka baca segala rupa deh daripada nonton TV.

Selain soal kartun, di rumah saya memang TV jarang banget nyala sih. Nggak pernah tahu soal acara pagi karena nggak ada yang nonton TV pagi-pagi. Nggak terbiasa aja kali yah. TV mulai nyala itu biasanya sore sampai malem. Zaman dulu sore ke malem itu si ayah nonton berita. Nggak pernah punya konsol game jadi ya TV di rumah saya 3/4 hidupnya hadir sebagai hiasan aja di ruang keluarga. 

Kemudian waktu berlalu dengan kondisi seperti itu. Sampai saya hamil. Kemudian melahirkan. DAN JADI PENGANGGURAN. HAHAHAHA.

Nggak pengangguran deng aduh amit-amit. Cuti 3 bulan maksudnya. Mati gaya total dong yah di rumah. Nggak harus ngerjain kerjaan rumah apapun. Kerjaan saya cuma makan, tidur, dan nyusuin Bebe. Itu pertama kalinya dalam hidup saya bisa di depan TV seharian karena sepi kalau siang di rumah nggak ada orang, cuma berdua sama Bebe. :( Entertainment News di NET aja bisa saya tonton semuanya yang pagi, siang, dan sore. Diseling sama tidur siang sih, tapi tetep aja, masa-masa itu adalah masa-masa terlama saya quality time dengan TV. lol

Tiga bulan berlalu begitu saja. Kembali ke Jakarta. Ke rumah kontrakan yang tanpa TV. Kangen yah ternyata. Kangen sama Sule wtf. -_____- Lucu banget soalnya program-programnya Sule di NET. Nggak cheesy. 

Menghibur diri dong dengan: "ah gampang acara NET mah nonton di YouTube aja". YANG MANA NGGAK DILAKUKAN SEKALI PUN. HAHAHAHA. Sampai sekarang alhamdulillah kalau ke YouTube yang nonton yang lain. Nggak nonton acara TV juga.

Pertanyaan standar: kondisi rumah tanpa TV apa nggak sepi?

Nggak sih. Abis sibuk! Pagi bangun, JG sama Bebe pergi. Bebe ke daycare, JG ke kantor, saya leyeh-leyeh bentar terus ke kantor. Pulang kantor magrib. JG masak, saya main sama Bebe. Terus makan malem. Terus gelutukan di kasur sambil Twitteran atau Instagraman. Sambil ngobrol. Sambil main dan nyanyi-nyanyi sama Bebe. Terus tidur.

Ketinggalan berita? Wah, buat saya berita paling cepet itu di Twitter! Di detikcom sih sebenernya, tapi tetep liatnya di Twitter dulu kan. Buat info yang lebih dalam, saya sama JG baca majalahdetik biar gratis karena Tempo harus bayar. *nggak modal* lol

Kalau weekend? Tidurlah! HAHAHAHA. Bahwasanya, rumah tanpa mbak pembantu itu kemewahan yang utama adalah tidur saat weekend. Kalau bosen tinggal hop! Senayan City cuma 15 menit dari rumah. Sebulan sekali weekend di Bandung sekalian si Bebe imunisasi. Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? XD 

Jadi ya nggak pengen TV. JG sempet rewel sih pas Piala Dunia pengen TV. Tapi begitu Piala Dunianya lewat, ya udah nggak pengen lagi. Hehehe.

Daripada beli TV, kalau ada uangnya mah lagi pengen beli airfryer euy. Ituloh alat yang buat goreng-goreng tapi tanpa minyak. Tapi listriknya nggak kuat, huh. Nggak kuat dayanya sama nggak kuat bayarnya. Hiks.

-ast-  






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Mengakhiri Pencarian Diapers Bebe

on
Thursday, October 30, 2014
Apa diapers yang paling bagus?

Salah satu yang nggak disangka nggak diduga sebelum punya bayi adalah: nyari diapers yang cocok itu ternyata susah banget!

Yang ini merek terkenal tapi gembung banget padahal baru pipis sekali. Yang itu iklannya tak ada bocor taunya meh, kasur tetep basah kena ompol. Yang ono enak banget dipakenya tapi harganya dua kali lipat yang lain. Yang paling nyebelin, cocok dipake, cocok harga, ealah ukuran Bebe susah banget dicari! Kosong di mana-mana! KZL!

Akhirnya demi mencari diapers yang terbaik tercocok, dicobalah satu-satu merek yang ada sejak Bebe umur seminggu. #fail Karena emaknya nggak sanggup harus cuci popok/clodi. Nggak sanggup juga liat Bebe tidur bangun tidur bangun lagi karena pipis dan harus ganti popok basah. Pake diapers, tidur Bebe lebih nyaman.

Review diapersnya satu-satu yah! Bebe sekarang 149 hari (5 bulan kurang seminggu). Pahanya gede (ngaruh ke ukuran diapers). Bayi aktif yang gerak-gerak tak henti (kalau bayi kalem risiko diapers bocor dari sampingnya kecil sekali). Sekarang pakenya ukuran L. Gambar hanya ilustrasi belaka yah. (Semua gambar diambil dari sini dan sini).

Oiya, bayi yang pahanya besar pake yang pants ya ibu-ibu! Saya dimarahin dokter karena pakein diapers model popok/tape, kata dokter: "ibu kan bayinya gendut, ini kalau pake model gini nanti pahanya kejepit." :| Sebel Bebe dibilang gendut. Tapi emang kenyataannya gitu. :|

Jadi apa dong diapers yang paling bagus? Relatif memang, saya bahas satu-satu ya.


1. Pampers


Ini merek yang pertama dicoba pas Bebe baru lahir. Coba yang ekonomis sama yang active baby . Meskipun harga beda, dua-duanya cepet gembung. Gembung banget sampai Bebe ngangkang. Ribet dan boros karena kasian kalau udah gembung terus ga diganti. Permukaan agak lembab, nggak kering banget, Bebe diaper rash deh. Chicco nappy cream to the rescue! Jadinya kalau pake Pampers, HARUS pake nappy cream, preventif aja daripada keburu merah-merah.



2. Sweety dan Baby Happy

MURAH. Idola ibu-ibu se-Palmerah. -____- Beli ini random aja buat coba. Sweety lembab. Baby Happy kecil banget terlalu ngepas di Bebe. Terus dua merek ini keras, kaku, dan tebel banget bahkan saat masih bersih sebelum dipake. Enough said. lol



3. Mamy Poko


Idola ibu-ibu pada umumnya *halaahhh*. Emang Mamy Poko sih yang rata-rata cocok di kantong ibu-ibu dan cocok di bayinya. Bayi lain kecuali Bebe. Pake Mamy Poko mau yang harga terjangkau atau yang mahalnya pun TETEP BOCOR dari samping paha. Sebel banget sama iklannya "tak ada bocor". Tak ada bocor gimana sih, Bebe beberapa kali pake Mamy Poko dan kasurnya basah. Kayanya bentuknya emang nggak cocok sama bentuk badan Bebe deh. Ini bentuknya terlalu slim, nggak cocok sama Bebe. Huh!


4. Huggies


Ini bagus bangeeettt. Kering, ngepas, nggak bocor, tipis. Diapers idealku kecuali karena satu hal. MIHIL. Nggak sanggup ibunya kalau Bebe harus pake Huggies. *sedih*

5. Goo.n

Tau Goo.n ini dari tukang pijit bayi. Rekomendid katanya karena tipis dan nyaman walaupun pipis berulang kali. Terus nyoba deh. EHIYA BAGUS LOHHH. Tapi itungannya mahal juga kalau dibandingin sama Pampers/Mamy Poko. Meskipun lebih murah dari Huggies. Solusi datang lewat Goo.n ekonomis! Sama bagusnya cuma materialnya agak beda sih sama yang biasa, tapi so far nggak bocor, tipis, kering banget jadi nggak bikin diaper rash. Goo.n ekonomis harganya standarlah, kayanya sama deh sama Pampers active baby/Mamy Poko (ricek lagi yah, lupa lol). Pokonya kalau diitung satuannya 2.200an.

Jadilah Bebe pake Goo.n sejak umurnya sebulanan. Sampai akhirnya aku menemukan yang lebih bagus dari Goo.n dengan harga sama. JENG JENG.

MERRIES!

debut bebe di blog. yeyeye!
Penasaran banget sama Merries karena Dash of Xiaxue dan Junya of Cheesie pakenya Merries (endorsement sih kalau mereka, saya mau juga dong endorse Merries lol). Apalagi mereka pake tag No. 1 Brand in Japan. Buat saya Japanese product is the best. Apapun itu (make up, skin care, makanan) Jepang selalu bikin kualitas terbaik.

Tapi beberapa kali cek pas belanja, kok mahal. Terus cari ukuran L buat Bebe susah banget! T____T Kalaupun mahal tapi ukurannya ada, kan bisa coba sebungkus dulu. Tapi carinya susaaahhh banget. T_____T

Sampai akhirnya nemu Merries di midi market (alah) deket kantor! Merriesnya beda! Merries bahasa Indonesia! Merries mahal yang selalu saya liat itu masih Merries bahasa Jepang. Cek harga ternyata nggak mahal! Rp 62.500 untuk yang isi 30. Harganya sama lah ya sama Goo.n ekonomis. Langsung beli dua bungkus gede. Gimana hasilnya?

Pertama megang langsung jatuh cinta. *halah* Jadi bagian samping Goo.n yang nempel ke pinggang itu kan ada lemnya di luar. Nah lemnya itu keras dan kasar. Terus karena Bebe ndut, bagian pinggang diapers apapun suka berbekas di kulit. Tapi Merries seluruh bagiannya haluusss banget kaya kapas. Lembut banget. Diapers terhalus dan terlembut yang pernah saya pegang. Nggak berbekas di pinggang ndut Bebe. *terharu*

Terus Merries tipis dan tahan lama juga. Nggak cepet gembung, nggak bocor, dan kering banget! Kering sampai kulit Bebe nggak merah sama sekali. Kering sekeringnya.

Bebe sayang Merries. XD
Dan pencarian diapers Bebe pun berakhir di Merries. Kalau sekarang saya ditanya, apa diapers yang paling bagus? Udah tahu kan jawabannya? :D

Follow Instagram saya yuk! @annisast, banyak cerita yang saya share di sana! :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Bayi Lucu dan Tidak Lucu

on
Monday, October 13, 2014

My biggest fear zaman dahulu kala kalau punya anak: takut anaknya nggak lucu. T____T

Terus terdengar bantahan di sana-sini: "ah anak sendiri mah pasti dianggap lucu aja!"

Kalimat itu bukannya menenangkan, karena buat saya, anak kecil yang mukanya nggak lucu/gemesin itu memang ada. Dan gimana kalau anak saya salah satunya. T____T

Dulu saya selalu mikir kenapa banyak orangtua terobsesi dengan bilang anaknya lucu padahal anaknya nggak lucu. *jahat* Saya selalu mikir, kalau sampai anak saya nggak lucu bin menggemaskan, saya akan jadi bagian orangtua antimainstream yang akan mengakui kalau anak saya memang nggak lucu dan nggak bakal keukeuh kalau anak saya lucu. Ya menerima keadaan lah gitu kasarnya. Hiks.

Terus ketemu JG kan. Eh ya kok sama JG juga khawatir punya anak nggak lucu. Akhirnya pas hamil tuh setiap malem sebelum tidur baca mantra berdua (ini ada lagunya, dinyanyiin yah -____-). "Bebe ya sehat, Bebe ya pinter. Bebe ya sehat, Bebe ya lucu. Bebe ya sehat, Bebe ya ganteng." Menyanyikan lagu itu tiap mau tidur sepanjang saya hamil tanpa pernah absen sekali pun. Saking takutnya.

Kemudian Bebe lahir.

Kali pertama Bebe ditaro di dada saya, surreal banget yah. Ini makhluk tadinya nendang-nendang di perut kok ya jadi ada di dada saya. Terus karena gula darah Bebe turun, Bebe langsung masuk inkubator. Di dalem inkubator dia difoto-foto sama JG. His very first photo among thousands I have now.

Di foto itu Bebe kurus kering (yaiya 2,5 kg doang). Kulitnya wrinkly. Idungnya mancung (karena belum ketarik lemak), matanya merem dan bengkak. Dan saya dan JG menganggap dia lucu dan ganteng banget. The mantra did works! I'm not saying he's the cutest in the world lah, not that freak but still, Bebe is a cute baby. Yeay! *segala kekhawatiran tentang Bebe tidak lucu pun sirna*

Dua bulan kemudian.

JG: "Sayang kamu liat deh foto-foto Bebe waktu seminggu dua minggu pertama"

Me: "Kenapa emang?"

JG: "Jelek banget. Weird banget mukanya. Kenapa dulu kita nganggap Bebe ganteng. Kita ternyata kaya orangtua lain juga sayang."

T_____T

JG: "Mungkin selama ini orang-orang bilang Bebe lucu karena nggak enak sama kita."

Loading
hello! i found this photo when i was only 15 days old. and yes, they're the same clothes. you see, i was so tiny and my face looks so weird. but i'm cool like this so i don't mind you guys see the ugly side of me. lol

Well. Mengingat wajah Bebe sekarang yang sehat karena udah berlemak, ngeliat wajah Bebe baru lahir tuh emang nggak lucu dan nggak gemesin. Kasian banget kaya bayi Afrika yang kurang gizi. T_____T Dia mulai gemesin tuh setelah lewat sebulan karena pipinya jadi pipi tomat.

Tapi jadinya sekarang tiap liat foto terbaru Bebe yang lucu, saya selalu mikir, apakah sebulan lagi, ngeliat foto yang sama, saya akan tetap menganggap dia lucu?

Dan di balik semua itu, saya masih tetep update Instagram Bebe dengan daily photos-nya dia. Mungkin saya nggak terobsesi bilang bayi sendiri lucu tapi terobsesi pengen merekam perubahan wajah dia setiap harinya. Lucu atau nggak lucu, gemesin atau nggak gemesin, biarlah orang yang menilai.

Yah, Bebe. Kalau di masa depan Bebe baca ini. It's not that ibu and appa don't love you. We'll still love you no matter how weird your face is. We're just trying to keep it real. It's your heart that matters most. :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #41 - #46

on
Wednesday, October 8, 2014
Kembali lagi dengan serial When It's Only JG & AST yang udah numpuk banyak karena lupa terus postingnya. -_____-

#41
Saya lagi di kamar. JG di dapur. Tiba-tiba dia teriak.

JG: "SAYANG! SAYANG! WOULD YOU PLEASE HELP ME TO KILL THIS BASTARD?!"

Me: *mendekat*







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Drama Pilah Pilih Dot

on
Tuesday, September 30, 2014
Sebagai ibu-ibu idealis masa kini yang kebanyakan menyerap info, saya tentu memutuskan Bebe nggak pake dot dong yah untuk minum ASIP. Tentu Bebe akan pake soft cup feeder karena konselor ASI manapun bilang yang terbaik adalah bukan dot. Dot akan menyebabkan bingung puting.

ITU PAS HAMIL. Setelah lahiran mah bubar jalan.

Sebulan pertama saya nolak tawaran ibu untuk nyoba soft cup feeder Medela yang udah dibeli dari jauh-jauh hari. Kenapa? Karena posesip sama Bebe. -_____- Karena si Bebe cucu pertama dan banyak banget yang mau main sama dia jadi momen menyusui itu bener-bener quality time banget deh. Apalagi mikirin si Bebe bakal ditinggal kerja jadi nggak rela momen menyusuinya direbut sama soft cup feeder. HAHAHAHAHA.

Bulan kedua, ibu saya maksa. HARUS! Soalnya bayi butuh belajar membiasakan diri untuk minum di media lain selain puting. Okefain silakaannn. Dipikir si Bebe akan lancar aja yah kaya bayi-bayi di YouTube yang kalem dan imut aja glek glek glek minum dari soft cup sambil digendong bapaknya. Ternyata susah lol.

Masalahnya si Bebe bayi aktif dan nggak sabaran. Jadi kalau lagi bangun tidur dan laper banget, kesel sendiri dia karena posisi mulutnya kan nggak sucking. Harus mangap sambil glek glek glek gitu marahlah dia. Kalau udah marah berakhir dengan nangis jerit-jerit atau disembur-sembur ASIP nya sampai leher basah semua. *FAIL*

Bisa sih lancar pake soft cup asal dianya lagi tenang dan kalem which is terjadi hanya sekali sehari yaitu setelah mandi. Kalau siang atau sore mah berdoa aja semoga ASIP tidak sia-sia disembur-sembur macam mbah dukun.

Ini masih santai nih kondisinya. Karena apa? Karena punya Medela Calma bonus dari breast pump. Mikirnya: "ah mentok-mentok Bebe nggak mau soft cup, pake Calma aja."

Secara si Calma ini iklannya keren banget yah. Cara kerja mirip puting ibu, bayi bisa tetap bernapas, nipple cocok untuk segala usia sama dengan puting ibu, bla bla bla segudang fitur canggih dot masa kini dengan bentuk yang juga canggih banget.

Putus asa di suatu malam, akhirnya coba nih si Calma. Bebe bengong. Lama-lama digigitin. Saya mulai panik. Langsung menuduh si Calma-nya rusak lah atau ada yang salah. Saya coba sedot sendiri. LAH KOK YA MEMANG SUSAH?

Bisa sih keluar ASI nya cuma kecil alirannya. Ya si Bebe nggak mau, secara nyusu sama emaknya (alhamdulillah) banjir bandang. Jadi nggak sesuai sama dia biasanya kan. Aduh makin panik!

Besoknya itu jadwal saya ke obgyn. Sambil nunggu antrian, browsing-browsing lah soal dot. Ah mau beli Dr Brown ah kan katanya anti colic. Lagi baca-baca, taunya nemu blog mbak ini. Langsung hampir terharu gitu karena awal ceritanya sama, idealis pake sendok terus nyoba Calma kemudian gagal lol. Belajar dari posting blog itu, akhirnya memutuskan untuk beli dot dari yang termurah.

Sempet curhat juga sama obgyn kesayangan, katanya: "ih kamu kalau sama pengasuh jangan pakai sendok. Kita nggak tahu loh seberapa banyak yang tumpah. Udah pake dot aja, anak saya pake pigeon peristaltik bisa tuh! Lebih bagus yang latex kalau ada."

Alafyuuu dokterku yang nggak idealis dan realistis. :')))

botol mursidah
Cus ke toko bayi sebelah rumah sakit. Beli Pigeon Peristaltik standard neck. Mursidah banget cin, 36ribu aja. Beli juga nipple Pigeon yang biasa cuma berapa deh 10ribuan apa gitu. Sampai rumah langsung dicoba dua-duanya. GAGAL. DIGIGITIN. T_____T

Tak kenal lelah aku kemudian cus lagi sama JG kembali ke toko bayi yang berbeda (yang lebih deket rumah). Di sana bengong di depan tumpukan dot-dot dan akhirnya memutuskan beli Chicco wideneck harganya 66ribu. Alasannya: pertama, ibu saya fangirl Chicco, kalau ada Chicco pasti yang dibeli Chicco. Kedua, nipplenya latex, sesuai saran dokter.

ini nipplenya latex tapi ga keliatan *fail*
Sampai rumah dicoba. BISAAAAA! WUHUUUUU! Pencarianku berakhir.

Udah? Belum.

Karena ngerasa si Bebe udah bisa pake Chicco ya udah besoknya nggak dicoba lagi. Lagian ibu saya sibuk. Sama saya mah udah mustahil ya, baru digendong aja si Bebe langsung ndusel-ndusel mau nenen langsung. Seminggu berlalu. Ah beli lagi ah botol Chicco buat cadangan. Biar mbaknya nanti nggak ribet cuci kering pake.

Beli dong dengan percaya diri DUA LAGI BOTOL CHICCO, JADI PUNYA TIGA. Seminggu kemudian. Ibu udah nggak terlalu sibuk, pagi-pagi dicoba lah Bebe minum ASIP pake botol Chicco. GAGAL DONG. DIGIGITIN DONG. Mau ditungguin gimana juga nggak dinyot sama sekali. Malah lama-lama dia jejeritan karena lapar dan nggak mau nyot botol. T_____T

mimijumi botol mahal
Hiks. Putus asa browsing terus di asibayi.com antara mau beli Tommee Tippee atau beli Mimijumi yang bangkai sekali harganya pemirsa. Pertimbangannya karena kedua dot itu lebar banget jadi siapa tau Bebe ketipu disangkanya itu payudara asli. -____-

peristaltik wideneck akhir pencarianku
Masih dalam kegalauan beli dot Mimijumi dua biji dengan harga setengah juta, mainlah saya sama ibu grocery shopping (ibu-ibu mah mainnya juga grocery shopping lol). Eh kepikiran beli Pigeon Peristaltik yang wideneck. Kan lumayan tuh bisa dipasang di botol Chicco. Beli iseng sebiji.

Sampai rumah langsung dicoba. MAUUUUU. BEBE MAUUUUU! Abis 60 ml. *terharu*

Tak ingin mengulang kesalahan yang sama. Mulai sekarang, tiap hari Bebe harus latihan pake dot! Biar aja tabungan ASIP-nya kepake. Daripada tabungan utuh tapi nggak bisa minumnya.

Nah problematika berikutnya adalah, si Bebe cuma mau minum 30 ml. 60 ml di percobaan pertama doang. Ibu saya bilang: "mungkin emang cuma segitu mbak kebutuhannya".

Naluriku bilang tidak *naon sih*. Soalnya abis minum 30 ml, ujung-ujungnya Bebe nenen langsung juga baru mukanya kekenyangan kemudian ketiduran. Ah tapi udalah bodo amat kali nanti di daycare mah dia lapar juga terpaksa nyot.

(Baca: 13 Hal yang Hanya Bisa Dirasakan Ibu Menyusui)

Singkat cerita sampai Bebe umur 3 bulan.

Bebe udah di daycare. Setiap hari lancar pake botol Chicco dengan nipple Pigeon peristaltik. Alhamdulillah nggak bingung puting. Nemu puting tetep lahap.

Di daycare sehari abisnya 400-500 ml. Sampai suatu hari mbaknya bilang: "bu, itu dotnya Xylo keluarnya kekencengan. Jadi dia suka keselek."

Saya: "oya itu emang aku beli untuk umur 6 bulan. Besok aku bawain yang buat 3 bulan yah"

Maksudnya nipplenya emang saya beli ukuran L. Karena waktu yang pertama (yang difoto itu) ukuran M, ngamuk-ngamuk. Besoknya di tas ASIP nya, saya masukin nipple Pigeon ukuran M, plus botol Pigeon yang pertama kali beli. Yang 36ribuan ituuuuu. Dibawain karena itu ukuran nipplenya newborn.

Sorenya. Gimana, mbak?

"Mau pake yang kecil itu. Anteng banget dia. Malah pegang sendiri. Sekarang bisa sampai ketiduran kalau lagi nyusu, biasanya nyusu terus harus ditidurin."

GUESS WHAT BOTOL YANG MANA? YANG PIGEON KECIL 36RIBUAN YANG SAYA BELI PERTAMA KALI.

*istigfar*

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Tragedi ASI Masuk Medela Swing

on
Monday, September 22, 2014
Part 1 nya baca di sini yah buibuuu. -- Tentang Breast Pump! Part 1

Jadi lagi pompa di kantor. Tragedinya yaitu ASI masuk selang. T____T Jadi tangan kiri lagi asyik pompa pake Medela Harmony di PD kiri, si Medela Swing di PD kanan tiba-tiba suaranya berubah jadi krebekan, grok grok grok gitu syiitttt, ASI udah keliatan di selang dan nggak yakin udah masuk ke mesin apa nggak. Yang jelas saya langsung matiin mesinnya karena serem denger suaranya. Takut meledak.

Nah abis itu dilema tingkat nasional. Mau terusin pompa dulu apa balik ke kubikel buat googling harus diapain ini si Swing kesayangan. T_____T

Diputuskan terusin pompa dulu ajah pake manual. ASI lebih penting dari Swing *bohong*. UNTUUNNGGG AJA SELALU BAWA DUA POMPA. Gimana coba kalau nggak bawa Harmony terus Swing mati terus masa harus pompa pake tangan. Atuh bisa-bisa seharian saya di ruang pumping aja nggak balik ke kubikel.

Pompa buru-buru terus balik ke meja. Cari tau harus diapain ini Swingnya? Baca sih di manual book ada caranya kan tapi lupa. *FAIL* Panik banget karena sedih aja kalau rusak padahal umurnya baru seminggu. T____T Ada garansi sih tapi harus dibawa ke kantornya di ... KELAPA GADING. Makasih, mending ke kantor Medela Bandung ajah. Huh.

Googling akhirnya dapet manual book dari Medela UK. Download. Tapi agak nggak yakin karena nggak ada gambarnya. Akhirnya search di YouTube, nonton video troubleshoot Swing. OKE KITA COBA.

daleman medela swing setelah penutup baterai dicopot

ngerti kan yah yah yah?


























Gini caranya. In case buibu mengalami hal serupa yaahh. Jangan panik kaya saya. Refer ke gambar ya kalau bingung.

1. Buka penutup baterai (lihat gambar pertama)
2. Buka busa abu-abu. Kalau ASI udah masuk, busa ini akan basah sama ASI.
3. Cuci busa abu-abu sampai nggak lengket. Sampai bersih dari ASI. Keringkan, remes aja pake tisu.
4. Cuci selang.
5. Siapkan satu gelas berisi air hangat dan mangkok kosong.
6. Pasang selang ke Swing (dengan kondisi tutup baterai dan busa masih dilepas)
7. Nyalakan Swing. Bunyi kan tuh grok grok grok.
8. Pegang Swing di atas mangkok. Masukan selang ke air hangat. (lihat gambar kedua)

AJAIB. Air hangat dari gelas sekarang mengalir ke selang dan keluar lewat bawah Swing yang tadinya tertutup busa. Diamkan beberapa saat atau sampai air di gelas habis. Ini gunanya biar daleman Swing nggak lengket kena ASI. Jadi semacem pipe cleaning gitu. Canggih ya! Setelah air di gelas habis, copot selang, keringkan dengan cara diputar-putar di udara ala koboi. -_____- Terus nyalakan Swing sampai bunyi grok grok akan hilang dengan sendirinya.

FYUH. Swingku selamat.

Nah tapi baca di forum mak-emak, ada baiknya Swing ini di-service kalau memang hisapannya sudah dirasa kurang kuat. Biaya service-nya murah. Tahun 2010 itu cuma 20ribu. Sekarang 50-100ribuan kali yah.

Pesan moral yah. Nggak ada salahnya punya pompa manual. Bawa ke mana-mana. Our kids life depend on that. *lebay*

(Baca: 13 Hal yang Hanya Bisa Dirasakan Ibu Menyusui)

Follow Instagram saya yuk buibu! @annisast yaaa, boleh banget kalau mau tanya-tanya soal ASI. :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Breast Pump!

Tadinya mau nulis review aplikasi Wonder Weeks etapi setelah 3 paragraf kok mendadak pengen nulis soal breast pump dulu jadi ya udah deh tinggalin dulu. *mudah terdistraksi* Udah ah, nggak usah banyak basa-basi ini mah ceritanya pengen berbagi aja soal pompa-pompaan yah.

gadget emak-emak masa kini

1. Merah pakai tangan alias teknik marmet

Dari awal saya mulai pompa ASIP (bebe umur sebulanan), ibu saya menyarankan agar belajar perah pakai tangan. Ibu denger dari temennya, katanya perah pakai tangan itu payudara kosongnya bisa sampai kosong banget, jadi ringan.

Seperti biasa, saran-saran merepotkan itu selalu saya lewat aja lol. Tapi setelah dipikir-pikir iya juga ya. Lagian gimana kalau suatu hari breast pump ketinggalan? Atau kebetulan lagi nggak bawa terus PD penuh banget? Ya intinya kan nggak ada salahnya belajar.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Bebe di Daycare

on
Wednesday, September 17, 2014
Bebe di daycare mana? Di Tweede Daycare Benhil. Klik untuk baca reviewnya.
 Yang mau nanya-nanya boleh ke Instagram aku ya @annisast. Follow dulu tapi hahaha. Nggak deng, DM langsung aja bisa kok. Thank you!


Masalah urus mengurus anak ini perdebatan panjang ya ternyata. Sampai orang selewat aja bisa ikut campur banget oleh siapa "harusnya" anak kita diurus. Padahal siapa ngana?

Jadi memang sejak hamil, opsi punya baby sitter nggak pernah muncul. Salah satu sebabnya karena rumah kecil dan jadi nggak bebas aja. Keluarga saya sama JG juga seumur-umur nggak pernah punya ART/baby sitter jadi canggung kalau harus serumah dengan orang asing.

Opsi berikutnya adalah diurus ibu saya atau mamah JG di Bandung. Ini saya sama JG nggak mau karena pengen ketemu Bebe setiap hari. Lagian capek banget kalau tiap weekend ke Bandung buat nganter asip. Duile ribet. :|

Opsi berikutnya adalah saya keluar kerja. Yang mana sayanya nggak mau hahahaha. Sayang ah karier (dan gajinya lol).

Makanya diputuskanlah untuk ke daycare. Pencariannya juga panjang, soalnya harus menyesuaikan lokasi dan biaya. Belum lagi harus sreg juga kan sama tempatnya. Singkat cerita, Bebe lahir. Awal-awal ibu sama ayah saya agak-agak drama gitu masa anak bayi piyik mau dititipin di daycare. Tapi lama kelamaan drama hilang. lol

Soalnya kaya yang saya bilang di postingan ini, Bebe bayi aktif. Ibu saya nggak sanggup urus. Mana ibu saya hampir setiap hari pergi-pergi, nggak yakin ada baby sitter yang sanggup deh.

Nah yang bikin sebel itu komentar orang-orang. Ada ibu-ibu di kantor saya yang judes banget begitu tau Bebe dititip di daycare. Apalagi kasus bayi disiksa di daycare Pertamina yang kemarin itu momennya ngepas banget sama saya mulai kerja.

Ibu-ibu: "IH ANAK ZAMAN SEKARANG, PUNYA BAYI KOK DITARO DI DAYCARE!"

Jawaban: "Terus harus ditaro di mana, bu?" -_____-

Ada juga temen kantornya JG.

Temen kantor (cowo): "Anak mah harusnya diurus sama ibunya yang S1. Kalau di daycare kan paling pengasuhnya lulusan SMA"

Jawaban: "Yaelah bro, ibunya Jokowi aja nggak S1, anaknya jadi presiden" wtf

ATUH MASA YANG KAYA GITU DIMASALAHIN. T____T

Lulusan SMA tapi pengalaman ngurus bayi bertahun-tahun ya pasti lebih canggih atuh daripada saya yang baru pengalaman ngurus bayi selama 3 bulan. Lagian kan pilih daycare yang ada supervisornya, ada pengajarnya, ada dokter anak, ada dokter gigi. Ada report harian hari ini tidur jam berapa aja, minum asip jam berapa aja seberapa banyak, kegiatannya apa.


Lagipula, saya sama JG pilih daycare ya karena banyak sekali kelebihannya dibanding diurus sama baby sitter atau bahkan sama neneknya. Neneknya ibu saya yah bukan ibu kalian.

Sebelum Bebe lahir, prinsip ibu saya: "Ibu mah nggak akan manjain cucu. Biar aja neneknya galak, kalian juga dulu nggak dimanja jadi disiplin kan." Setelah Bebe lahir semuanya berubah lol. Sekarang prinsipnya yang penting anak anteng, yang penting nggak berisik nangis-nangis.

"Ternyata beda, ngurus anak dan ngurus cucu. Dulu bisa tahan disiplin karena masih muda, sekarang udah 50-an mah nggak sanggup" NAH KAN.

Gimana anak mau belajar? Gimana mau belajar self-soothing kalau baru teriak 10 detik aja langsung dipeluk dan digendong. Gimana motoriknya bisa maksimal kalau sarung tangan aja nggak boleh dilepas karena takut mukanya kecakar. Yah, things like that lah.

Kalau sama baby sitter, ya cuma diurus aja kan. Jarang kali yah baby sitter yang ikut mendidik, baca cerita, ikut main. Bukan cuma ngasih susu, ganti diapers, nidurin. Nggak tahu juga tapi memang opsi baby sitter nggak pernah muncul jadi ya sudah.

Lagipula kalau sama baby sitter, artinya Bebe di rumah berdua aja sama baby sitter selama 10 jam. Serem nggak sih, ninggalin bayi kecil tanpa pengawasan? Kalau di daycare, mbaknya banyak. Mungkin kalau ada yang mau jahatin bisa saling mengingatkan. T____T. Lagian ada supervisor kan yang ngawasin semuanya.

Nah terus kalau sama daycare, yang paling jelas adalah anak akan mudah bersosialisasi. Saya sama JG yang paling gampang banget kenal orang dan ngobrol sama orang asing, sepakat kalau kemampuan bersosialisasi ini modal penting untuk masa depan. Banyak banget orang annoying dan nggak maju-maju cuma karena malu mengemukakan pendapat atau malu menyapa duluan.

Anak-anak di daycare gampang bersosialisasi karena mereka terbiasa hidup dan bertemu dengan banyak orang di kehidupan sehari-harinya. Belajar toleransi ketika ingin main satu mainan tapi lagi dimainin anak lain. Belajar berkomunikasi untuk minjem mainan atau minta main bareng. Semua dilakukan sama anak-anak yang bahkan ngomong aja belum lancar.

Mereka juga belajar bahwa nggak semua hal bisa mereka dapetin apalagi dengan cara kasar. Misal abis rebut mainan anak lain, dikasih sanksi. Sanksinya simpel tapi anak-anak sebel. Kaya ditaro di high chair tapi nggak diturun-turunin, dikasih buku aja buat dibaca (dilihat gambarnya karena belum pada bisa baca). :)))) Atau ditaro sendirian di halaman belakang. Halaman belakang banyak mainan juga kaya ayunan, sepeda, tapi mereka merasa sendirian jadi biasanya kapok dan minta maaf. Juga belajar bertanggungjawab karena ada "adik" yang harus dilindungi dan "kakak" yang harus dihormati.

Tapi negatifnya ada juga dong. Salah satunya mahal. lol. Nggak deng, harga mah sebanding yah sama kualitas. Nggak mau kan di daycare yang sebulan 500ribu tapi 1 mbak 4 bayi, nggak belajar, nggak ada dokter, dll. Itu mah sama aja kaya pake baby sitter cuma nggak di rumah.

Negatifnya so far cuma satu. Gampang ketular penyakit. Nggak penyakit heboh soalnya kalau sakit heboh mah ya nggak dititip di daycare atuh. Sakit kaya batuk pilek itu gampang banget nularnya. Meskipun udah dijaga biar anak yang batpil nggak deket-deket sama anak lain.

Sekarang Bebe udah minggu kedua di daycare. Dan dia jadi punya dua kepribadian. -_____- Kalau di rumah ada saya, manjanya nggak ketulungan. Maunya ditemenin terus. Kata mbak daycare, di sana nangis aja jarang banget. Nangis kalau lapar doang. Tidur aja bisa tidur sendiri, nggak usah dieyong-eyong.

Yang paling dahsyat adalah dot. Dari umur 1 bulan lebih udah coba berbagai macam dot, Bebe nggak pernah mau. Digigitin. Paling mau minum maksimal 30 ml terus nangis kejer. Itu yang ngasih padahal ibu saya dan sayanya udah sembunyi. Latch on ke dot nya aja susaaahhh banget. Begitu berhasil latch on, asipnya disembur. Di daycare?

Aman jaya. Pernah malah sehari dia abis 900 ml dari biasanya 500an ml. Semuanya diminum pake dot. Kemarin saya liat pas mbaknya ngasih, nggak ada drama digigit atau disembur. Latch on aja langsung nyot-nyot. Bebenya juga lebih kalem dan ceria. Mau ngobrol sama semua orang sampai divideoin sama mbak supervisornya.

Emang anak bayi ngerasa kali ya yang mana yang niat mendidik yang mana yang niat manjain.

Jadi buat saya yang bener-bener full time working mom, untuk saat ini daycare adalah solusi terbaik. It is totally worth it. :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Idealisme Punya Bayi

on
Thursday, September 4, 2014
Jadi ibu-ibu hits masa kini tuh ya duhhh kok repot banget. Salah satu sebab musababnya karena banyak cerita dibagikan di social media jadi rawan judging satu sama lain.

Emak-emak zaman dulu katanya ketemu emak-emak lain mentok di RS atau di bidan atau di posyandu. Di sana baru ngobrol tentang bayik sesama ibu-ibu. Kalau zaman sekarang nggak perlu ketemu tapi malah jadi ngeri.

Soalnya semua keputusan jadi kaya harus disetujui banyak orang. Padahal mah anak juga anak sendiri kenapa orang lain ikut-ikutan deh.

Ini nih idealisme yang rawan jadi bahan judge menjurus ke bully di socmed (dan opini saya *penting* lol).







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Cost Pernikahan

on
Tuesday, August 19, 2014

Nemu foto ini di path temen (namanya saya blur atas nama privasi). Namanya ibu-ibu yah jadi gatel jadi pengen komen. Nikah zero cost? Bahkan ustad fs yang keukeuh menikah ga butuh biaya aja "ternyata" menikah dibiayain orangtua kok.

Pertama, jelas ada korelasi, apalagi kalau lo suami dengan istri tidak bekerja. Biasa menghidupi diri sendiri, sekarang menghidupi dua orang. Harus dihitung dan diperhitungkan dong cost untuk makan sebulan berapa. Bahkan kalau mau makan paling sederhana pun, kasarnya lo makan pake tahu tempe atau indomie setiap hari, TETEP ADA COST nya yang harus diperhitungkan. Zero cost itu bullshit. 

Kedua, gaji lo waktu nikah 1,5juta. gaji suami berapa? Berapa kira-kira pengeluaran setiap bulan? Siapa yang bayar tagihan? Mau ga mau, tagihan listrik harus dibayar. Printilan kaya air galon, gas, dll juga HARUS diperhitungkan biayanya. Mau masak pake kayu bakar? Masak pake kayu bakar juga harus diperhitungkan beli kayu bakar atau ongkos ke hutan untuk cari kayu bakar sendiri -_____-

Ketiga, ini baru memang nggak ada korelasi. Nggakada korelasi antara jumlah penghasilan dengan perceraian. kalau mau cerai mah gaji 500juta sebulan juga cerai ajah. Tapi bukan berarti saat akan menikah, nggak memperhitungkan penghasilan kan. Apalagi kalau kalian terbiasa hidup enak.

Gaya hidup dan mahligai pernikahan dua hal berbeda? Bersinggungan loh satu sama lain. Intinya, kalau mau nikah, satu hal aja: find someone at your own level. Kalau nggak, hidup lo akan kaya Adi dan Angel di Tetangga Masa Gitu. -_______-

Misal cewenya terbiasa hidup mewah, terus rela hidup susah sama suami yang memang status dan level ekonomi lebih rendah. Rela sekarang ya, 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? Nggak semua orang bisa sabar giving up gaya hidup demi seseorang. Salut sama yang bisa. Tapi untuk mengurangi risiko kesel di kemudian hari, lebih baik nggak usalah, menurut saya loh yaaa.

Buat saya, berlindung di balik istilah "rezeki pernikahan" cuma menunjukkan kalau hidupnya tanpa rencana. Padahal menikah (apalagi kemudian punya anak) adalah sesuatu yang terencana. Stupid kalau menikah dan punya anak direncanakan, tapi hidup setelahnya bergantung pada "rezeki pernikahan".

Menikah itu soal trust. Bagaimana kita mempercayai pasangan untuk mampu hidup berdua. Mampu secara moril dan materil. 

Kalau keukeuh nggak mau memperhitungkan soal penghasilan, siap-siap hidup makan indomie tiap hari ya! Nggak boleh protes, mungkin memang rezeki pernikahannya cuma segitu.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Bebe di Jakarta

on
Monday, August 11, 2014
Awalnya, awalnyaaaaa banget, saya ingin lahiran di Jakarta. Alesannya biar Bebe terbiasa hidup di Jakarta sejak lahir. Biar sayanya juga terbiasa ngurus Bebe langsung di rumah (kontrakan) Jakarta dengan segala keterbatasannya.

Tapiiii, para supporter alias aki nini Bebe alias ayah ibu saya yang awalnya oke oke aja saya lahiran di Jakarta berubah pikiran. Di Bandung ajalah katanya, takut repot kenapa-kenapa, katanya. Okelah sebagai anak penurut, saya akhirnya survei rumah sakit di Bandung (yang ternyata lebih mahal dari Jakarta).  -_____-

Dan ternyata keputusan itu berakhir drama lain bahahahha. Why oh why Be, hidupmu banyak drama. XD

Saya masuk kerja masih lama, masih tanggal 9 September. Nah mumpung masih ada sebulan lagi, saya ingin Bebe membiasakan diri hidup di Jakarta. Lagian menurut saya sama JG mah rumahnya enak. Betah deh di rumah itu. Tapi gimana pun Jakarta panas kan, rumahnya beda kan, saya pikir waktu sebulan cukuplah untuk Bebe beradaptasi. 

Tapi gagal. -______-

Hari Kamis kemarin tanggal 7 Juli saya sama Bebe dianter ke Jakarta. Di jalan Bebe anteng. Ayah ibu sama adik saya di Jakarta sampai sore. Sore JG pulang, Bebe masih anteng. Malem dilewati dengan aman dan damai.

Jumat pagi diawali dengan Bebe yang harus dimandiin sebelum JG pergi ke kantor. Soalnya saya nggak bisa mandiin Bebe. Soalnya nggak kuat, berat dan anaknya suka air jadi nggak mau diem. Mandi lancar. JG pun berangkat ke kantor jam 7 pagi dengan bahagia.

Di sini drama dimulai.

Bebe mulai gelisah. Habis mandi biasanya dia dijemur ke luar terus minum susu pake dot sama ibu saya. Ini mau keluar juga saya males karena panas banget. Bebe makin gelisah. Main-main sama saya dan tidur sebentar. 

Bebe bangun, saya bangun. Loh kok baru jam 8? Bebe nen, terus bobo lagi, saya juga bobo lagi. Bangun lagi, loh kok baru jam 10? Bebe mulai rewel, nangis.

Saya gendong bawa jalan-jalan ke ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar, balik lagi ke ruang tamu. Setiap pindah tempat Bebe akan berhenti nangis dan melihat sekeliling. 10 menit kemudian dia bosen dan harus pindah tempat lagi untuk 10 menit berikutnya. T______T

Akhirnya jam 1 Bebe tidur. Saya taro di bouncer biar rada anteng karena ada vibratenya. Loncatlah saya solat dan makan siang. Makan siang belum habis Bebe udah ngek lagi. Tepat 15 menit setelah ditaro di bouncer. WHYYYYYY? Di rumah Bebe tidur siang minimal sejam. Itupun kalau ada gangguan semacam pup. Normalnya Bebe tidur siang 2 jam dan bangun untuk nyusu kemudian tidur lagi 2 jam.

Saya mulai kesel karena Bebe nangis terus. Bebe juga kesel karena liat saya terus. Maklum Bebe terbiasa dengan banyak orang. Di Bandung banyak sekali orang yang ajak dia obrol dan gendong. Sengaja nggak saya batesin karena nantinya Bebe akan di daycare dengan banyak orang juga. Tapi jadinya Bebe bosen kalau seharian cuma ketemu saya.

Mati gaya. Bebe masih terus nangis, saya ngapain pun nangisnya nggak berhenti. Disodorin puting aja dia nolak. T_____T Nangisnya nangis kesel tanpa air mata. Mukanya aja nggak merah kaya kalau dia nangis biasa. Nangis karena mati gaya juga. Jam setengah 3 saya ikutan nangis putus asa. -______-

Jam 3 nangis-nangis saya telepon JG nanya dia ada meeting nggak. Kalau nggak ada pulang aja plis soalnya Bebe nggak berhenti nangis. Setengah jam kemudian JG nyampe rumah, Bebe digendong JG dan nangisnya berhenti seketika. Beberapa menit kemudian langsung tidur pules. Fix Bebe bosen sama saya. Who knows, anak umur 2 bulan bisa bosen sama ibunya. -______-

Seharian itu saya down banget. Pumping asi yang biasanya bisa dapet 100 ml sekali pumping di satu payudara, ini cuma dapet 10-20 ml. Udah drop, makin drop. Sediihhh banget. Nangis-nangis minta JG biar dibolehin pulang ke Bandung lagi.

JG kesel, katanya saya kurang sabar. Namanya bayi kan wajar kalau rewel. Bodo amaattt dibilang apa juga pokoknya mau pulang ke Bandung aja. Akhirnya dengan setengah hati, JG hubungi ayah ibu. Minta dijemput. Ayah baru bisa jemput hari Minggu. Which means masih ada hari Sabtu untuk dijalani. Setelah dipastikan saya boleh pulang ke Bandung, saya pumping lagi dan hasilnya kembali ke angka normal di 100 ml. Aku nggak stres lagi! Yeah!

Jumat malem Bebe tidur pules karena capek sesiang kurang tidur. Hari Sabtu pun tiba. Bebe rewel juga. Even worse karena dia mulai bosen sama JG. Ditambah rumah yang nggak sebesar rumah Bandung jadinya sumpek kan. Sampai magrib, JG yang sejak pagi optimis dan ceria menghadapi Bebe (karena katanya saya aja yang kurang sabar), mulai putus asa juga. Saya mau mandi aja nggak boleh takut Bebe nangis kenceng.

JG: "Minta ibu jemput kamu sekarang aja yuk?"

Saya: "KAAANNNNN. Kemarin aku dimarahin karena mau pulang ke Bandung. Minta maaf!"

Meh. 

Sabtu berlalu. Minggu siang ayah ibu di rumah. Habis ashar pulang ke Bandung. Nyampe rumah Bandung Bebe ketawa-tawa terus. Mukanya ceria sekali. Padahal pas di Jakarta matanya melotot galak banget kaya mau gigit. Alisnya naik terus karena dia marah. Sampai nggak ada foto yang bagus saking mukanya galak terus. -_____-

Hah jadilah semua rencana bubar. Rencana barunya adalah ke Jakarta hari Minggu tanggal 7. Tanggal 8 saya ikut seharian di daycare. Tanggal 9 masuk kerja. Jadi Bebe nggak perlu di rumah lama-lama sama saya berdua. Semoga lancar. Aamiin.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Menyusui Bebe

on
Sunday, August 3, 2014
Kan udah bilang ya kalau saya anaknya suka sotau banget. Waktu punya anak, tekadnya kuat banget: OKE KASIH ASI 2 TAHUN!

Dikata nyusuin itu gampang? HAHAHAHAHA.

Alhamdulillah kalau stok asi mah lancar banget. Tapi saya pertama kali nyusuin, masih di rumah sakit aja udah hampir putus asa. -_____- Soalnya waktu itu kan tangannya lagi transfusi dan lanjut infus jadi nyusuin Bebe susah banget pake satu tangan. 

JG yang terus terus nyuruh coba lagi coba lagi tapi sayanya kesel duluan karena susah tangannya sakit. *cemen* Jadi Bebe disusui seadanya sambil tiduran biar nggak usah digendong. Ih kalau dipikir-pikir tega banget gue hahahahah Tapi kan bayi bisa survive 3 hari awal tanpa nyusu kan sebenernya. *ngeles*

Hari kedua setelah lepas infus baru deh lancar nyusuinnya. Bebe awalnya oon tapi kemudian jagoan. Jagoan banget sampai nggak mau lepas. Nen terus 1,5-2 jam sekali, sekali nen setengah jam. Aku seperti sapi perah. Sampai sebulan pertama berat badannya naik dua kali lipat. :O :O Berat badan Bebe ya bukan berat badan saya.






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

When It's Only JG & AST #37, #38, #39, #40 Edisi Beckham

on
Friday, August 1, 2014
#37
LDR Bandung-Jakarta kan karena lahiran. Jadi ketemu JG Sabtu-Minggu doang.

Me: "Ih sayang apa sih jelek banget pake kumis jenggot segala!"

*biasanya saya yang tiap pagi ingetin shaving*

JG: "ini biar kaya Beckham sayang ih"

-______-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Repotnya Punya Bayi

on
Monday, July 21, 2014
Saya ini anaknya paling percaya diri sedunia karena selalu well-prepared. Karena semua disiapin dengan baik, jadi nggak takut atau khawatir menghadapinya *alah*. Tapi ternyata, saya yang udah sok-sokan paling well-prepared, pas punya anak ini, banyak hal yang di luar dugaan. Banyak hal yang nggak pernah kepikiran sebelumnya terus kejadian. Banyak hal yang di luar teori-teori atau pengalaman orang yang saya baca. Drama deh jadinya. Ini di antaranya.

Baby blues
Waktu hamil, saya nggak kepikiran bakal baby blues. Kenapa harus mellow coba? Bayi kan tinggal diurus aja. Kenyataannya? Iya baby blues juga. Mungkin karena LDR sama JG yah jadi mellow. LDR blues wtf.

Contohnya tiba-tiba ikut nangis malem-malem karena bingung kenapa Bebe nangis terus. Maklum masih oon, padahal Bebe nangis selalu beralasan. Pampers penuh, kepanasan (kedinginan mah nggak nangis), pengen nen, idung mampet, dsb.

Baby blues ini 2 minggu pertamalah. Berikutnya udah tau dan udah senada seirama sama siklus Bebe. Bebe nangis lebih sedikit karena saya udah lebih pengertian lol, sayanya juga udah nggak nangis-nangis drama lagi.

Nangis Bebe

What Bebe wants, Bebe gets right now. Bukannya manjain, tapi Bebe nangis dan teriaknya kenceng kaya orang disiksa. Kenceng sekenceng-kencengnya. Pas baru brojol banget aja dia teriak "AAAAAKKKKKKKK!" gitu kenceng banget (ketauan anak siapa).

Malam-malam pertama di rumah sakit tiap mau nen atau popok basah dia teriak sekenceng mungkin sampai bibir bawahnya gemeter. Sampai suster dateng ke ruangan nanya ada apa. Padahal cuma popok basah. -______- "Cuma Xylo yang nangisnya kedengeran sampai ruang suster," kata suster. Ruang suster itu mayan jauh ya, 10 meteran dan kamar kan selalu tertutup. Ya gitu.

Nah ini sempet bikin stres. Ayah ibu waktu awal-awal selalu heboh nanya dan nyamperin ke kamar tengah malem "kenapa? kenapa? kenapa?" Padahal nggak kenapa-kenapa. Saya pusing denger Bebe nangis dan pusing ditanya kenapa-kenapa.

Sekarang sih udah jarang nangis kenceng. Karena Bebe sekarang bisa ah uh manja dulu sebelum nangis. Jadi kalau mau nen, dia ah uh dulu. Kalau nggak dikasih, baru nangis kejer. Dulu belum bisa ah uh, tau-tau teriak sekali jadi aja.

Soal nangis ini bikin iri banget. Karena bayi-bayi temen yang lahirnya seangkatan Bebe, menurut cerita sih pada jarang nangis. Cerita anak temen adik saya, bayi perempuan lahir beberapa hari setelah Bebe, nggak pernah nangis kenceng. Sampai ke luar kamar aja katanya nggak kedenger nangisnya. Ya udah, Bebe gagal jadi pria kalem. -______-

Colic

Baby colic hanya terjadi pada 25% bayi di dunia dan Bebe salah satunya. Anti mainstream banget emang si Bebe. Saya baca-baca tentang kolik dan Bebe masuk ke semua symptoms nya. Nangis kejer sambil kaki nekuk ke perut, alis mengkerut, tangan mengepal. Tapi saya denial, nggak terima Bebe colic. Soalnya kalau tengah malem nangis kejer, Bebe selalu saya kasih nen dan dia selalu nen dengan lahap. Jadi saya selalu sangka Bebe nangis kejer karena lapar.

Pas ke dokter dan saya ceritain. Dokter bilang: "itu mah kolik" -______- Untungnya kata dokter, kolik Bebe karena gassy stomach, bukan migren atau sakit-sakit lainnya. Jadi Bebe harus diteurabin alias disendawakan setiap habis nen. Sebulan pertama Bebe nen sebanyak itu dan nggak pernah saya burping. Kebayang gas di perutnya ada sebanyak apa. Sekarang setelah rutin burping, Bebe nggak pernah colic lagi. Yeay!

Sleepless night

Colic dan nyusuin berujung pada sleepless night. Dan itu capek yah. *YAIYA* Padahal saya di rumah orangtua ya. Nggak ngerjain pekerjaan rumah sama sekali. Full aja ngurus Bebe. Tapi capek aja tetep. Maunya bobo aja terus.

Pas hamil nggak kepikiran bakal secapek ini loh. Deuh, sotoy banget ya. Anehnya ya, se-nggak tidur dan secapek apapun, nggak sakit. Padahal Bebe kolik semaleman, dia tidur bangun tidur bangun, saya nggak tidur sama sekali. Siang cuma tidur 2 jam, normalnya saya sakit kepala. Tapi ini nggak. Amazing.

Nidurin Bebe

Ini paling nyebelin. Dua minggu pertama kan udah berasa paling jumawa karena Bebe bisa tidur sendiri tanpa dipuk-puk atau dieyong-eyong. Udah berasa jadi orangtua yang paling oke sedunia. Bubar jalan setelah growth spurt minggu ketiga. Bebe susah tidur karena dia mulai denger. Sebelumnya dia belum denger apa-apa.

Sampai sekarang sih Bebe susah tidur. Maunya melek terus main. Saya awalnya kalem, sampai dokter bilang: "ini bayi harus diperhatiin ya jam tidurnya, 20 jam ya sehari!" T______T

Mulai deh perhatiin jam tidur karena jam tidur itu berkaitan dengan brain development bayi. Nanti kalau Bebe paling bego di kelasnya kan nggak lucu kalau penyebabnya ternyata kurang tidur saat bayi. Ini ngarang sih tapi siapa tahuuuu. Yah pokonya Bebe paling susah tidur dari jam 4 sore sampai jam 9 malem. Drama bangetlah nidurinnya. Di luar jam itu, dikasih nen sampai mabok, tepar langsung dia tidur nyenyak.

Pumping ASI

Pumping ASI itu ternyata susah dan malesin yah! Pantes orang pada bangga banget sampai kalau hasilnya banyak, di-instagram/path. Sekarang aku mengerti bahahahaha.

Awalnya saya sotoy kan pas hamil beli breastpump manual medela+soft cup feeder medela+sama cooler bag medela juga sekalian. Tapi terus nggak mau pumping karena alah nanti aja kalau mau deket masuk kerja. Lagian buat apa pumping juga kan pengen quality time sama Bebe tiap kali nyusuin. Tapi ibu saya bilang, ih jangan, biar Bebe belajar pake soft cup. OKE DEH.

Pertama pumping kanan kiri cuma dapet 10 ml wtf. Padahal payudara kenceng penuh banget sama ASI tapi ASI nya nggak mau keluar. T______T *putus asa*

Nggak deng nggak putus asa. Besoknya 20 ml, besoknya nambah lagi, nambah lagi sampai sekarang bisa 100 ml. Payudaranya memang harus dibiasakan dulu dengan breastpump kali kan. Nantilah soal drama menyusui dibikin satu posting sendiri yah!

Daycare

Ini yang terakhir dan tampaknya akan paling drama. Dari hamil 5-6 bulan udah nemu daycare. Udah cocok banget pokonya. Udah bayar uang pangkal. Terus sekarang mulai drama, kasian Bebe di daycare. T______T Tapi gimana, nggak ada solusi lain karena saya harus kerja. Nggak mau ninggalin Bebe di Bandung. Masa udah kerja susah-susah, tetep nggak ketemu anak tiap hari sih.

Ya udah intinya itu. Ada yang pas punya anak kaget juga padahal persiapan udah oke sama kaya saya?

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Hari-hari Setelah Lahiran

on
Wednesday, July 2, 2014
Hore akhirnya nulis lagi horeeee! Bukannya nggak ada waktu sih abis lahiran. Cuma malas. Mending tidur kalau ada waktu. :p

Hari ini Bebe 22, 23, 24, 25, 26 hari (nulis ini 5 hari ga kelar-kelar wtf). Udah ngapain aja selama punya bayi 26 hari?

Ngantuk dan kesel. Kesel sama ibu-ibu yang jengukin Bebe. Kesel banget karena ibu-ibu ini jumlahnya banyak banget. Urutan pertanyaannya pasti gini:

1. "Anaknya laki-laki perempuan?" *jawab pake senyum*

2. "Waduh laki-laki nennya kuat pasti ya?" *jawab masih pake senyum*

3. "Asinya tapi lancar?" (ditanya dengan nada bicara siap men-judge kalau bayinya dikasih sufor) *senyum hilang karena pake asi atau nggak it's none of your business, tante*

4. "Alhamdulillah, tapi lahirannya normal neng?" *tambah males karena lahiran normal atau SC juga none of your business, tante-tante*

5. "Wih lahiran normal pake induksi. Gimana neng rasanya lahiran? Enak yah? Mantap yah? Kapok nggak neng? (ditanyakan dengan nada bicara menggoda disuruh nginget-nginget sakitnya lahiran normal) *udah nggak pengen senyum dan nggak mau jawab*

What the ih. Pertanyaan nomor 5 kebanyakan dijawab sama ibu saya. Sayanya pasti udah pasang muka speechless pengen kabur segera dari ruangan itu. -______-

Kenapa? Karena pertanyaan itu pertanyaan tolol yang tidak butuh jawaban. What do you expect? Namanya lahiran normal ya sakit. Sewajarnya memang sakit dong? Kenapa harus ditanya? Dan sakitnya pun memang sakit yang saya bayangkan sebelumnya. Namanya orang hamil kan persiapan melahirkan, ya harus siap dong sama rasa sakit itu. Aneh banget yang begituan pake ditanya pake bahasa "enak" dan "mantap".

Makanya senam hamil, makanya latihan napas, makanya latihan ngeden, makanya jalan pagi, makanya latihan fisik. Yang nanya gitu pasti nggak punya persiapan apapun untuk melahirkan makanya kaget karena melahirkan ternyata sakitnya sakit banget. Hamil terus nggak persiapan apa-apa, apa namanya kalau bukan tolol nggak butuh jawaban? -_____- *sori emosi banget ini mah*

Ibu-ibu yang bertanya gitu pasti tipikal ibu-ibu yang kalau anaknya lagi nyebelin ngomelnya gini:

"Ibu susah-susah hamil kamu 9 bulan, sakit-sakit hampir mati ngelahirin kamu bla bla bla ..."

Plis bu, bukan anaknya kan yang mau lahir ke dunia. Kan situ yang pengen hamil dan pengen punya anak. Situ juga yang bahagia pas anaknya lahir. Kenapa pas anaknya nyebelin jadi anaknya yang salah karena bikin repot selama hamil 9 bulan? Kenapa jadi anaknya yang diomelin karena bikin sakit pas melahirkan?

OKE SKIP.

Intinya susah-susah selama hamil dan mules melahirkan itu nggak ada apa-apanya dibanding repotnya punya bayi. Dibilang kapok juga saya nggak kapok hamil dan melahirkan. Tapi yang mau ngurus bayinya siapa? Hahahaha.

Dikata bayi itu lucu sepanjang hari kan. Tapi memang benar exhausting banget. Capek gila, saya tau punya bayi itu komitmen luar biasa besar (seperti pernah saya tulis di sini), bakal capek, bakal nggak tidur, tapi nggak nyangka sayanya bakal selemah ini. Hahahaha. Biasalah sok kuat wtf. XD

Lemah di sini dalam artian males ngapa-ngapain selain ngurusin Bebe. Karena saya di rumah ibu di Bandung, saya nggak perlu ngerjain kerjaan rumah tangga sama sekali kaya masak, nyuci, atau beres-beres rumah. Saya full cuma ngurusin Bebe aja. Jadi saya pikir selama cuti melahirkan ini sambil ngurus Bebe saya bisa blogging lancar, bisa nonton drama Korea, dll. Ternyata saat Bebe tidur saya lemah karena saya memilih untuk ... tidur juga. Bahahahahaha. Ngantuk ih!

Padahal siklus Bebe menurut saya masih wajar loh kalau ga kolik. Nyusu 2 jam sekali. Jadi dia akan tidur sekitar 1,5 jam, terus bangun, nyusu setengah jam, tidur lagi. Begitu terus siang malam. Saya juga jadi bingung siang malam karena ngikut siklus tidur-bangunnya Bebe. Kecuali pagi-pagi, bangun tidur abis mandi dan berjemur, Bebe bisa ngagantel nyusu sejam lebih. Sampai gantian kanan kiri, karena kalau pagi asinya banyak kali yah.

Itu semua berjalan dengan damai sampai tiba growth spurt saat Bebe 3 minggu.

Yang nggak tau growth spurt coba googling yah.

Bebe yang kalem dan nggak pernah nangis dan nggak pernah digendong kecuali kalau lapar berubah menjadi bayi yang nangis kalau mulutnya lagi bukan dalam posisi nyusu. Nggak bisa ditaro sama sekali, sekalinya tidur di kasur, nangis jejeritan. Harus digendong dan nyusu terus-menerus.

Saya bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain. Duduk aja gendong Bebe pindah-pindah dari kamar, ke ruang tv, ke kamar lagi, mati gaya. Makan diambilin dan makan sambil nyusuin. Itu berlangsung selama 3 hari 2 malam. T______T Nonton Entertainment News di NET aja sampai khatam pagi siang sore ditonton semua lol.

Intinya. di balik segala perasaan nggak percaya karena punya anak, ketawa-ketiwi, nyanyi-nyanyi, ajak obrol Bebe dengan ceria, punya anak itu capek banget. Capeknya kebayar sih sama liat muka Bebe (akhirnya setelah 9 bulan liat Bebe di dalem perut hitam putih sekarang bisa liat langsung dan berwarna XD) dan selalu foto-fotoin ekspresinya yang buanyak banget itu. Tetep aja, kesimpulan dan pesan moralnya: jangan nengok orang lahiran di sebulan pertama.

-_____-

IYA BENER. Dari segala-segalanya saya paling cranky kalau siang-siang ada tamu pengen liat bayi. Pertama, bayi umur 0-1 bulan itu kerjanya kalau nggak tidur ya nyusu. Kalau tamu liatin bayi tidur, saya males karena fokusnya nanti ke saya dengan obrolan template seputar melahirkan dan menyusui. Kalau tamu liatin saya nyusuin, ya keles, nggak mau. Kedua, atulah, siang itu waktunya saya tidur. Ini saya udah siap tidur, ada tamu aja terus setiap hari. Lah situ malem pada tidur berjam-jam. Sini? *sigh* 

Buat saya kalau emang keukeuh pengen liat bayi di sebulan pertama, bertamunya abis magrib ya. Habis magrib itu sayanya nggak tidur dan si bayi ada kemungkinan masih bangun. Di luar jam itu maaf banget kalau sayanya jutek. :p

Udah ah ini kenapa isinya jadi banyak ngeluh. 

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!