-->

Image Slider

Nggak Suka Alam dan Lebih Suka Mall? Ini Sebabnya!

on
Wednesday, August 31, 2016

Apakah kalian termasuk orang-orang seperti saya, yang lebih nyaman diam di rumah atau di ruangan tertutup yang nyaman seperti mall dibanding harus bertelanjang kaki di pasir pantai?

Saya iya, dan beruntungnya menikah dengan orang yang juga seperti itu. Yang kalau traveling maunya ke kota-kota juga. Bolak-balik ke Singapura untuk kembali duduk manis di foodcourt mall. Atau memilih ke Ho Chi Minh city yang ramai kendaraan dibanding ke Halong Bay yang indah dan serba biru.

Sebelumnya saya ngerasa aneh sendiri. Kok orang-orang bisa bilang “kangen pantai” sampai mau mewek? Kok orang-orang bilang laut adalah vitamin sea sementara saya liat orang foto di pantai aja langsung gerah. Saya risih membayangkan butir-butir pasir menempel di antara sela jari. Saya risih membayangkan harus panas-panasan, lengket, dan silau karena matahari.

Pertanyaan ini terjawab saat talkshow KEB bersama Jiwasraya akhir minggu lalu. Pembicaranya Psikolog Elizabeth T Santosa (yang cantik banget lafff <3). Mbak Lizzie menyebutkan 8 kecerdasan yang bisa dimiliki setiap anak dan bagaimana cara mengasahnya. Surprisingly, ada yang namanya kecerdasan naturalis!

Iya jadi setiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Ini 8 kecerdasan itu:

Linguistik: kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Cocok menjadi pembaca berita, pembicara, editor, wartawan,dll.

Matematis-logis: kemampuan mengolah angka, menggunakan logika atau akal sehat dengan baik. Cocok menjadi insinyur, peneliti, programmer, dll.

Visual Spasial: kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat. Cocok menjadi perancang, arsitek, pelukis, dll.

Kinestetik: kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Cocok menjadi penari, atlet, mekanik, dll.

Musikal: kemampuan menangani berbagai bentuk musik dan mengekspresikannya. Cocok menjadi musisi, produser, penyanyi, kritikus, dll.

Interpersonal: kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Cocok menjadi public relation, negosiator, marketer, dll.

Intrapersonal: kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Cocok menjadi peneliti, psikolog, penulis, dll.

Naturalis: kemampuan mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Cocok jadi aktivis lingkungan, dokter hewan, dll.

Nah penjelasan Mbak Lizzie di kecerdasan naturalis itu bikin saya agak bengong. Baru tahu bahwa kesukaan pada alam itu juga bagian dari kecerdasan seperti kesukaan pada matematika!

Masalahnya saya suka dipandang sebelah mata kalau bilang nggak suka pantai. Pake ngotot bilang Indonesia indah lah blablabla. Iya tahu kok, pantai dan gunung itu indah … kalau liatnya di foto aja hahahaha. Orang menganggap saya aneh karena mereka menganggap pantai itu relaxing sementara saya mikirinnya aja stres.

Terus diperburuk sama tren traveling. Di zaman di mana semua orang berlomba-lomba untuk traveling dan ngajakin jalan-jalan, saya males maunya bobo aja di rumah hahaha. Kaya kebawa arus pengen glamping, tapi terus baca-baca reviewnya dan setelah dipikir-pikir kayanya saya dan JG nggak akan ngerasa nyaman, bobonya enak nggak ya takut banyak nyamuk, jalannya jauh nggak ya, panas nggak ya dingin nggak ya, makanannya enak nggak ya.

(Baca: 5 Masalah Taman di Jakarta)

Ujung-ujungnya akhir minggu lalu ke Kuntum Farmfield, Bogor pagi-pagi, dan makan siang di Lippo Mall. Damai. Bebe kena udara segar dan ketemu binatang dan makan siang tetep adem dan nyaman di mall.

Jadi buat kalian yang men-judge karena ada sebagian manusia yang nggak suka alam, saya sekarang bisa balik nanya: “emang lo suka matematika?” (kecerdasan matematis-logis) Atau “emang lo bisa ngomong natural di depan kamera?” (kecerdasan interpersonal).

Terus langsung mikir juga, pantes ada anak yang nggak suka banget main di rumput (naturalis) tapi senang menyanyi (musikal). Ada anak yang risih banget megang batu karena kotor tapi pintar main lego (spasial-visual). Semua orang punya kecerdasan masing-masing, tidak fair kalau anak dibilang tidak cerdas hanya karena dia tidak suka matematika dan dibilang tidak cinta Indonesia hanya karena tidak suka main di pantai.

Dan jangan lupa, ada juga ibu-ibu yang suka "ngebolang" jalan-jalan main blusukan sampai ke hutan dan gunung manalah sementara ada ibu-ibu yang sukanya shopping aja ke mall.

Begitulah. Intinya mbak Lizzie sih menjelaskan ini dalam konteks pencarian minat dan bakat anak ya, tapi nggak sabar pengen nulis ini dulu hahaha. Spesifik soal apa yang terjadi sama saya dan alam terutama pantai. Semoga nanti bisa nulis lebih detail soal pencarian minat dan bakat anak sesuai kecerdasan yang dimilikinya.

See you!

PS: Dua hari sebelum talk show ini saya masih galau soal alam. Postingannya bisa dibaca di sini Anak dan Alam.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

JG vs AST: Motorcycle vs Beauty Terms

on
Monday, August 29, 2016

UPDATE: VIDEO ADA DI BAWAH YAAA.

So gaes, kalian tau kan aku anaknya suka nyusahin diri sendiri? Rekor ternyusahin akhir-akhir ini adalah bikin komitmen "NEW VIDEO EVERY MONDAY" di YouTube.

SUSAH BANGET YA AMPOONNN.

Andai saja aku anaknya suka menjilat ludah sendiri, maka sudahlah tidak akan kulakukan wtf.

Me: "duh aku bingung deh mau video apa minggu ini."

JG: "Udalah kamu akui kesalahan, tulis satu postingan di blog kalau kamu minta maaf, bilang aja kamu khilaf gitu janjiin satu video baru tiap senin."

-________-

Karena yunow, syuting video seminggu 3x mah gampang, ngeditnya kan naudzubillah ya. Video minggu ini adalah video JG vs AST, di mana kami bertanya pada satu sama lain. Saya ditanya istilah soal motor, dan JG saya tanya istilah beauty. Yang kalah harus makan makaroni ngehe yang pedes amit-amit sesendok makan.

(Baca: Hal-hal yang baru gue tau setelah sebulan di YouTube ...)

Syutingnya bikin mules, videonya 25 menit, ngeditnya berhari-hari, renderingnya sejam, uploadnya 2 jam.

Pas udah berhasil ke-upload EEHHHHH ADA YANG ERROR. Kusadari setelah mantan aku komen di videonya katanya ada yang error. Hae mantan, makasih ya, kalau ga dikomenin aku ga tau. :(

Jadilah itu video di-private kembali. Abis errornya lumayan lama, 30 detikan dan itu penjelasan soal video dan rulesnya. Nggak nyambung banget jadinya kalau itu stuck dan terputus, aku kan anaknya perfectionist. *sigh* Mau render ulang sekarang juga tapi kan ngerjain videonya di laptop rumah, jadi ya file mentahnya di rumah.

Jadi ya begitulah. Ini jadi postingan alasan doang karena aku nggak upload video hari ini. Hiks. Sebel harus diprivate padahal udah 10 views. *BARU 10 VIEWS KELES*

Besok pagi aku upload yaaaa.

See you tomorrow!

-ast-

UPDATE, SELASA 30 AGUSTUS. INI DIA VIDEONYA.







LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#FAMILYTALK: Anak dan Alam

on
Saturday, August 27, 2016

Lahir di Bandung dan tinggal di Jakarta sejak bayi, Bebe sedikit sekali terpapar alam. Dia tidak punya kesempatan main tanah atau manjat pohon seperti saat saya kecil dulu. Mentok di rumah ibu saya di Bandung, Bebe main di taman bermain dekat rumah yang sebelumnya adalah lapangan voli.

Baca punya Isti:

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan karena jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials aku merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih dekat dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Pengalaman Naik Commuter Line sama Bebe)

Saya dan JG pun berwacana ingin kemping. Tapi kemudian rempong sendiri karena pengen kempingnya Instagram-able. Mau ke bumi perkemahan kok ya pengen tendanya dihias-hias garland warna pastel, pengen bawa kursi lipat warna-warni, pengen ada mobil VW Combi sebagai latar tenda ... KAPAN BIKINNYAAAAA. Nggak jadi-jadi deh pergi kemping karena ribet persiapannya dibanding kempingnya.

Terus pengen glamping, eh taunya tempat inceran udah penuh sampai November. Baca-baca reviewnya makanannya tempatnya doang yang bagus tapi makanannya nggak enak pula apalagi buat anak-anak. Bayar mahal cuma buat foto doang kok ya sayang. Ujung-ujungnya ngemol lagi ngemol lagi. Nggak bosan cuma tertekan karena beban Bebe nggak tau alam hahaha.

Bebe pernah sih diajak ke Floating Market Lembang, main kelinci sampai puas, sayanya jajan sampai kenyang. Meskipun saya kasian plus nggak tega karena kelinci-kelinci itu dibully sama anak-anak. Dicolok-colok mulu pake wortel, dijejelin terus ke mulutnya, ditarik kupingnya, digendong kasar. Huft. Galau abis, mending ngebelain kelinci apa ngebelain Bebe nggak tau apa itu kelinci?

Dan besok Bebe mau ke Kuntum Farm, Bogor. Baru kerasa berat banget nyari alam karena alamnya udah nggak ada. Sampai bela-belain ke Bogor deh biar mainnya nggak di mall terus. Uang yang keluar kayanya sama tapi pengalamannya beda.

(Baca: Traveling with Babies for Dummies)

Saya juga pengen ajak Bebe ke pantai tapi diduga dia akan risih dan nggak mau kena pasir sih kakinya. Bebe itu risihan banget anaknya. Nginjek karpet bulu aja jinjit. Apalagi nginjek pasir, nanti pasirnya nyelip-nyelip di jari, duh saya aja mikirinnya males. Maklum saya sendiri anaknya nggak suka pantai, soalnya panas, gerah dan lengket. HAH. Gimana masa depan Bebe kalau gini.

Apa pindah aja gitu ya ke pedesaan yang dingin dan sepi, punya ayam dan sapi, kemudian saya di rumah baking dan Bebe homeschooling. JG mencangkul tanah agar gembur dan siap ditanami. *WHAT* *brb cari rumah di Lembang* *deket* *anaknya cemen*

Kenapa gitu Bebe harus kenal alam?

Ya biar seger aja. Biar nggak liat mobil sama gedung mulu. Liat sapi kek sekali-kali.

Abis ini pasti pada nostalgia deh, waktu kecil mah liat sapi kerbau kambing gampang blablabla. Manjat pohon di halaman rumah blablabla. IYAAA ini bukannya nggak mau tapi di mana.

Ada ide jalan ke mana biar anak bisa lari-larian dan liat alam? Tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta soalnya aku males traveling jauh-jauh apalagi sama Bebe. Capek duluan mikirinnya hahahaha.

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tentang Melampaui Batas

on
Friday, August 26, 2016
[SPONSORED POST]


"Don't limit your challenge, challenge your limit."

Flashback ke lima tahun lalu, saya sampai sekarang masih sering bengong loh. Kok berani ya saya tinggal di Jakarta sendirian?

Waktu itu saya pengangguran, sudah lulus kuliah dan baru saja resign dari tempat kerja saya karena tidak betah. Maklum, pekerjaannya jadi sekretaris, nggak sesuai passion saya yang selalu menulis dan senang mendesain. I told this story a million times and repeat it again and again because that's how my story start.

Intinya saya untuk pertama kalinya #LampauiBatas dengan pergi sendirian ke Jakarta. Saya yang bahkan di Bandung pun selalu diantar ke mana-mana. Saya nekat bermodal Google Maps di Blackberry dan alamat kantor yang jadi tujuan interview. Turun travel dan naik taksi. Berjalan kaki mencari rumah sakit untuk tes kesehatan. Naik taksi lagi dan naik travel lagi. Pulang ke Bandung lagi usai tes penerimaan karyawan itu.

Interview sukses, saya diterima. Saya sangat excited dengan pekerjaan itu dan saya tidak menyadari saat itu bahwa itu mengubah hidup saya sepenuhnya. Saya yang seumur hidup tinggal bersama orangtua kini sendirian di Jakarta. Saya harus mencari makan sendirian, saya harus jalan-jalan sendirian.

(Detailnya ada di postingan ini: Keputusan yang Mengubah Hidup)

Untuk pertama kalinya saya naik TransJakarta (yang ternyata nyaman ya asal tidak di jam sibuk), untuk pertama kalinya saya liputan keliling Jakarta. Keliling kota yang tidak saya kenal sama sekali sudut-sudutnya. Modal Google Maps dan kuota. Nekat.

Gimana nggak nekat, liputan saya itu kadang baru selesai jam 12 malam. Saya sering sekali terdampar di pinggir jalan tengah malam karena susah mencari taksi sementara TransJakarta sudah tidak beroperasi. Sekarang sih enak ya tinggal pesan ojek online, lima tahun lalu?

Lima tahun lalu yang lakukan ya pasrah duduk di trotoar menunggu taksi sambil menulis berita. Atau memesan taksi via telepon. Nggak ada takut-takutnya, maklum jiwa muda, kalau dipikirin sekarang kok ngeri ya hahahaha. Apalagi kalau pulang konser di Ancol, bok saya pernah jam 1 malem terdampar di gerbang pantai karnaval Ancol pulang liputan.

YES, BUKAN GERBANG UTAMA. Gerbang Pantai Karnaval adalah gerbang suram, kecil, dan jalan rayanya sangat berdebu. Ada jalan layang di depannya dan itu sepi banget. Yang lewat jalan itu cuma truk, pesan taksi pun nggak ada yang mau ambil. Tapi dulu bahagia bahagia aja, alhamdulillah selamat sampai sekarang hahahaha.

Memang kadang ada hal-hal yang harus kita lakukan me #LampauiBatas untuk mengetahui seberapa besar keberanian kita menghadapi hidup.

Selain masalah pekerjaan dan tempat tinggal, menikah juga buat saya adalah salah satu momen #LampauiBatas saya. Saya selalu punya ketakutan untuk menikah. Saya takut harus mengurusi rumah seharian dan tidak punya me time. Saya takut harus berhenti bekerja karena punya anak. Saya takut tidak punya kebebasan yang sama seperti saat belum menikah.

Tapi ternyata saya menikah, saya punya anak, dan segala kekhawatiran itu tidak terjadi.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)


Kalau di dunia blogging, saya sedang push the limit untuk bikin video seminggu sekali. Writing is always in my blood tapi syuting dan edit video belum pernah dilakukan huhu. Dulu pas kuliah ada sih mata kuliah yang harus syuting dan videoan TAPI BUKAN GUE YANG NGERJAIN HAHAHAHA. Kan kelompok gitu, saya giliran bikin script aja, yang syuting dan editnya mah temen saya yang lain.

Dan ternyata dahsyat ya emosi diaduk-aduk banget bikin video itu. Mana harus cantik di depan kamera, harus mikirin topik, plus harus editnya pula. Berderai air mata banget deh. Tapi ternyata saya bisa, so far udah sebulan lebih saya aktif lagi di YouTube dan seminggu sekali setiap Senin masih on time upload video baru. Doakan selalu lancar yaaaa. Ini hal paling #LampauiBatas di sepanjang karier social media saya.

Nulis blog mah gampang, eksis di Instagram? Gampang juga lah tinggal stok foto. Twitter mah twit aja apapun yang diinget dan gunakan Facebook untuk share berita lucu dari Buzzfeed. Tapi update YouTube, wah wah wah, nangis darah. Saya bangga banget bisa bikin komitmen untuk bilang "new video every Monday" because it really pushes my limit. #LampauiBatas sekali!

Hidup ini penuh kejutan. Ketika kita berpikir hidup membosankan, kita hanya belum tahu bagaimana cara agar membuatnya lebih berwarna. Ayo lawan rasa malas dan takutmu, #LampauiBatas kemampuanmu! :)

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#SassyThursday: Rokok

on
Thursday, August 25, 2016


Topik minggu ini banget ya kan. Gara-gara menyebar informasi "harga baru" rokok yang naik banyak, entah seberapa banyak karena nggak ada yang merokok di lingkungan keluarga gue.

Terus ternyata harga baru itu tidak bisa dikonfirmasi pada siapa-siapa alias hoax. Padahal para perokok udah panik sampai nyetok segala, yang nggak ngerokok udah hepi.

Gue nggak anti perokok. Silakan aja kalau mau bakar rokok asal asepnya nggak kena muka dan baju gue. Bau. Apalagi harus deket-deket orang yang bau rokok udah nempel sama bau badan if you know what i mean.

Itu loh, tipe orang yang tangan dan badannya tetep bau rokok mau sebersih apapun dia cuci tangan dan semahal apapun laundry bajunya. Bau rokok basi semacam itu bikin mual banget.

Baca punya Nahla:



Gue bersyukur banget karena nikah sama orang yang benci rokok hahahaha. Di antara ibu-ibu yang nyindir suaminya dengan share info-info soal bahaya rokok, gue sih adem ayem.

JG hates smokers so much he even suggested his office to ban smoking at the office's front lobby and they approved. Jadi sekarang di luar gedung XL nggak ada yang ngerokok lagi, cuma boleh ngerokok di kantin, di smoking areanya. #win

Smoking area ini solusi paling oke sih menurut gue. Lo ngerokok dan asepnya ya kehirup sesama perokok. Yang kasian kalau di rumah punya bayi atau anak kecil. *ya anak gede juga kasian sih*

Karena kan abunya nempel di baju ya, terus sampai rumah meluk-meluk anaknya. Kasian anaknya.

Dan para perokok ini paling jago ngeles. Ngeles mulu kaya guru les. *WHAT* Serba mendadak pun kaya supir metromini dibajak anak STM tawuran. *ini apa sik?*

Kaya mendadak senang mencari udara segar dan nambah-nambahin beban nyuci baju.

"Nggak kok ngerokoknya cuma di luar rumah"

"Kalau ketemu anak ganti baju dulu kok"

Atau mendadak inget sejarah keluarga.

"Kakek gue aja umur 90 tahun ngerokok sehat wal afiat tuh"

Kakek lo ga makan junk food dari SD, broh.

Dan mendadak care sama urusan buruh.

"Kasian tau petaninya" atau "Kasian tau karyawan pabrik rokok"

Padahal buruh demo dihina-dina, kenapa buruh minta nambah upah. Ya buat beli rokoklah. Emang lo doang.

Kemudian mendadak peduli lingkungan.

"Lo nggak ngerokok tapi naik ojek, itu kan polusi"

Ya gue kan nggak ngisep knalpot truk di depan mulut gue. Dan lo meski naik mobil kan kacanya dibuka juga karena sambil ngerokok. Why?

Plus mendadak merasa paling sehat.

"Gue ngerokok tapi hidup sehat kok, gue rajin olahraga"

Ummm, excuse me? Hidupnya kontradiktif amat ya.

Intinya buat gue, kalian yang ngerokok dan nggak tinggal sendirian alias tinggal sama keluarga apalagi sama anak, itu egoisnya sama orang yang bakar hutan dan bakar sampah. Orang lain cuma dapet ga enaknya doang. Kecuali ya kalian tinggal sendirian, terserah kalau itu sih.

Dan sepertinya sia-sia berharap cowok berhenti merokok karena cinta, girls. Liat aja ibu-ibu yang tahunan bujukin suaminya berhenti ngerokok dan suaminya keukeuh. Kalau pun berhenti, ya berhenti karena kemauan sendiri, bukan karena istri. Jadi pesan moralnya bagi kalian yang belum nikah: jangan pacaran sama perokok lol.

See you next week!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Witch's Pouch Love Me Blusher in Sweet Coral Review

on
Tuesday, August 23, 2016

HOLAAAA!

Lama banget nggak nulis beauty ya, aku kan anaknya mood-moodan. Padahal punya banyak barang yang udah dipake dan belum direview. Karena apa? Karena nggak ada waktu foto-fotonya huhu.

Ini pun akhirnya aku bawa ke kantor dan aku foto pagi-pagi di kantor. Kali ini aku mau review blush on!

Aku suka banget blush on i can't live without blush on lol. Kalau lagi pake bb cushion, aku biasanya nggak pakai bedak lagi. Biar nggak keliatan terlalu oily, aku pakai blush on. Pakenya dari tulang pipi sampai hidung huahahahah. Makanya blush on dengan warna natural itu penting banget buat aku!

Sebelum beli ini, aku pake Benefit Dandelion dan itu super! Diganti-ganti juga sama Benefit Posie Tint yang juga super! Kalau pake Benefit, kaya semua make up luntur setelah seharian dan blush on tetep stay pink. Tapi kekurangan Benefit adalah, harganya juga super! HAHAHAHAHAHA. Dan Benefit Dandelion aku udah hit the pan. T____T

Jadilah dimulai pencarian blush on baru yang bisa mirip-mirip Benefit. Punya sih Bourjois Baked Blush Rose Ambre yang bisa stay seharian dan warnanya pigmented banget, tapi saya sayang-sayang karena nyarinya susah. -______- Nggak mahal tapi yang warna itu nyarinya susah banget. Sampai akhirnya di Althea (MY ALL TIME FAV KOREAN ONLINE SHOP!) nemu brand namanya Witch's Pouch. Dan murah-murah yaaaa. Beli deh blush on-nya.

*astaga ini pengantar aja panjang bener*

OKE JADI INI DIA.

WITCH'S POUCH LOVE ME BLUSHER IN SWEET CORAL REVIEW.

Pertama kali, pegang first impressionnya, GEDE BANGET. Ini pasti awet deh laff. Pas dibandingin itu ukurannya sama kaya BB Cushion-nya Laneige. Packagingnya biasa aja sih kaya apa ya. Nggak kaya apa-apa sih, polos dan gambar topi penyihir untuk menekankan witch-nya. Fontnya juga font penyihir gitu. Dan dari plastik murah yang yaaa ... nggak apa-apa sih toh harganya nggak mahal juga lol.





Di packagingnya tertulis:

"Love me blusher gives natural and sophisticated sensation with high adherence and little flyaway powders that complete contour makeup."


Natural yes, sophisticated sensation aku nggak ngerti maksudnya apa lol, high adherence yaaa mayan lah meski nggak sekuat Benefit, and little flyaway NO. Asli ini powdery banget, fall out-nya banyak.




Ya kan. Itu swatch pake jari sih, kalau pake kuas ya dikeprukin dulu la ya atau ditiup-tiup dulu ((( dikeprukin ))). Teksturnya sih halus, tapi banyak yang terbang-terbang kan why yah.

Pas aku coba sapu ke pipi weehhh pigmented banget. Memang tidak bijak menilai pigmentasi blush on hanya dari swatch jari girls. Betapa swatch jari tidak menunjukkan performa maksimalnya. -_____-

Waktu pertama kali pake aku jadinya pakenya tebel banget karena aku pede ini bakalan sheer coveragenya. Tapi ternyata nggak lol. Jadi catet ya, pake tipis-tipis aja.

Ada foto aku lagi pake tapi karena warnanya natural banget jadinya nggak nongol di foto. Fotonya di bawah sinar matahari yang bercahaya terang pula, makin aja nggak keliatan. Good thing sih buat aku karena tujuannya kan emang cari blush on untuk sehari-hari. Kalau buat difoto atau event sih emang kurang tebel, atau pilih warnanya yang nggak terlalu natural sih harusnya.




AKU SUKAAAAA.




- Gede, 11 gram bayangin aja, Bourjois Baked Blush itu cuma 2,5 gram loh.

- Nggak mahal, yaiyalah apalagi gede lol.

- Pigmented

- Nggak shimmery. Ini dead matte banget sih bayangkan bedak padat warna peach lol.

- Ada brushnya dan brushnya nggak sekasar punyanya Bourjois yang kaya ijuk banget huhu maafkan tapi ini kenyataan. Brush Witch's Pouch ini halus banget. Ini aku bikinkan .gifnya.


- Mayan awet. Nggak awet 24 jam banget tapi ada seharian dipake di kantor tetep ada sisa pink nempel kok, nggak ilang amat.


- Fall out nya banyak.


MY FAV KOREAN BEAUTY STORE ALTHEA KOREA. YASSS.  http://id.althea.kr/love-me-blusher


140ribu


YES


4 out of 5

See you di #SelasaCantik berikutnyaaaa! :*

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Tips Persiapan Tes TOEFL dan IELTS

on
Monday, August 22, 2016
[SPONSORED POST]



Kalau ngomongin tes TOEFL dan IELTS, saya punya satu penyesalan. Kejadiannya lima tahun lalu. Waktu itu, saya baru lulus kuliah dan memutuskan keluar dari pekerjaan pertama karena saya kerja bukan di bidang yang saya suka. Waktu itu kerja jadi sekretaris di perusahaan Korea sementara passion saya selalu menulis dan hal-hal kreatif lainnya.

Terus karena saya masih muda *EHM*, jadi nothing to lose, cuma kerja 6 bulan terus keluar, nggak peduli nggak bergaji yang penting bahagia hahahaha. Terus karena cita-cita saya adalah kuliah di luar negeri, saya pun mempersiapkan diri. Saya cari tau info-info beasiswa, cari-cari sekolah dan mikirin jurusan, sampai nemu beberapa kampus yang jadi incaran. Dan mereka mensyaratkan TOEFL IBT. Beda loh sama TOEFL biasa yang bukunya banyak beredar di toko buku.

Karena saya kalau ingin sesuatu itu pasti niat, saya kemudian ambil private course preparation test untuk TOEFL IBT yang ternyata susahnyaaaa. Jauh lebih susah dari TOEFL paper based. Dua bulan penuh, seminggu 3 kali saya les private di sebuah tempat les bahasa Inggris di Bandung. Saya selesaikan les dengan baik, nilai dari try out saya selama les sebenarnya cukup untuk daftar sekolah, tapi ...

*senyum nanar mengenang masa lalu*

Sebentar, apa itu TOEFL IBT?

TOEFL mah udah pada tau lah ya TOEFL itu Test of English as a Foreign Language alias tes untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggris kita. Nah TOEFL ini ada dua macam, paper based dan internet based test (IBT).

Paper based itu tes TOEFL yang tidak online, banyak lembaga yang menyelenggarakan tes TOEFL dengan biaya beragam, rata-rata dari Rp 400-600ribu. Soal yang harus dikerjakan pakai kertas aja yang dibagikan, yaiyalah namanya juga paper based.

Nah yang saya ikut preparationnya itu yang internet based alias tesnya online! Jadi kita daftar tes, kemudian akan dikasih jadwal tes, dan kemudian datang untuk mengerjakan tesnya. Online kerasa berat banget karena nggak bisa lewat dulu untuk ngerjain soal yang lain. Per sesi ada break dulu tapi tetep aja panik, satu kali tes bisa menghabiskan waktu 4 jam. Cukup bikin panik sih makanya niat banget ambil preparation course dulu. Karena ada lohhh yang santai dan cuma belajar sendiri di rumah hahaha.

TOEFL IBT ini lebih mahal dari yang paper based. Biaya tesnya sampai USD 180 alias Rp 2juta lebih kalau pake kurs sekarang.

Ini sebabnya, sayang banget kalau mau ambil tes IBT tapi kurang persiapan. Padahal nilai TOEFL dan IELTS itu penting loh. Selain untuk cari beasiswa dan daftar sekolah, banyak juga perusahaan yang pasang nilai minimum TOEFL dan IELTS untuk calon karyawannya *melirik kantor sendiri lol*.

Apa bedanya TOEFL dan IELTS?


Beda tes TOEFL dan IELTS ada di cara penyelenggaraan dan sistem penilaiannya. TOEFL biasanya digunakan untuk tes universitas di luar negeri, beasiswa, peserta sertifikasi internasional, atau murid dan karyawan yang sedang mengajukan visa studi dan visa kerja. Sedangkan IELTS atau International English Laguage Testing System merupakan standardisasi tes keahlian bahasa Inggris di seluruh dunia. IELTS merupakan tes bahasa Inggris paling populer di dunia untuk studi, bekerja, dan migrasi ke luar negeri. Keduanya dijadikan standard internasional dalam hal menilai kemampuan bahasa Inggris seseorang untuk berbagai keperluan.

Nah karena mahal, jadinya persiapan pun harus sebaik mungkin dong! Masa mau keluar uang lebih dari 2juta terus ngerjain tes asal-asalan dan nilainya kecil. Percuma dong nanti nggak bisa dipakai juga.

Jadi di sini aku mau kasih beberapa tips untuk mempersiapkan diri tes TOEFL IBT dan IELTS:

- Persiapkan tes TOEFL dan IELTS minimal sejak sebulan sebelumnya.

- Tonton tayangan berbasis bahasa Inggris atau mendengarkan radio bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan listening.

- Perbanyak kosakata dan gunakan dalam percakapan sehari-hari untuk melatih pronounciation nya.

- Biasakan membaca teks-teks bahasa Inggris yang ditulis oleh akademisi atau jurnal atau surat kabar berbahasa Inggris sebanyak mungkin. Kembangkan teknik scanning dan skimming dalam menemukan informasi dengan cepat dan tepat pada bacaan yang panjang.

- Cobalah menulis esai dalam bahasa Inggris dan minta masukan dari guru atau mereka yang lebih berpengalaman.

- Latihan! Latih diri untuk menjelaskan diri dalam bahasa Inggris, ini untuk membantu kemampuan speaking.

- Belajar intensif dan praktek terus supaya lancar dan tidak gagap melihat bentuk soal yang diujikan.

Kalau dirangkum berdasarkan sesinya, bisa perhatikan tips di bawah ini.

Reading: perhatikan ide-ide utama, ringkasan, informasi penting, kalimat penyisipan, kosakata, tujuan retoris dan ide keseluruhan bacaan.

Listening: pahami ide-ide utama, detail penting, implikasi dan hubungan antara ide-ide. Berlatihlah untuk menjawab hanya dengan sekali mendengarkan.

Speaking: sampaikan ide-ide atau pendapat sesuai dengan topik yang dibahas, dan tidak hanya jawaban “ya” atau “tidak”.

Writing: tuliskan ringkasan apa yang menjadi topik pembahasaan, dan terakhir menulis esai. Biasakan untuk selalu mengukur lamanya waktu berlatih.

Nah, kabar baiknya, ada platform gratis loh untuk kalian latihan. Platform ini disediakan oleh English First (EF) yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga penilaiannya bisa sama dengan skor TOEFL atau IELTS. Bisa coba di sini: www.efset.org

Gampang kaannn? Eh nggak ya? Hahahaha. Ya intinya sarannya akan selalu klasik sih, perbanyak latihan! Manfaatkan platform dari EF untuk mengukur sudah sejauh mana kemampuan kita.

Terus terus, penyesalan saya apa tentang tes ini?


Penyesalannya adalah, sampai detik ini, bertahun-tahun kemudian, saya belum kesampaian ikut tes TOEFL IBT. Sebabnya karena dulu saya berpikir ulang, apakah yakin akan diterima beasiswanya? Saya terlalu takut gagal sampai sayang rasanya mengeluarkan uang untuk tesnya sendiri. Padahal kalau nggak dicoba mana tau ya kan?

Dan karena maju mundur untuk tes TOEFL, semangat mencari beasiswa dan kuliah di luar negeri pun perlahan-lahan menguap. Kalau dibilang menyesal ya menyesal, kenapa dulu nggak ngotot aja tes dulu dan apply-apply dulu? Tapi akhirnya saya diterima kerja di tempat yang saya suka, menikah, punya anak, and the rest is history. Sampai sekarang saya galau apakah itu termasuk penyesalan apa bukan? :))))

Jadi kalian yang masih muda-muda, ayo manfaatkan waktu sebaik mungkin. Dunia masih luas, masih banyak yang bisa dijangkau dan diraih. Semangat yaaa!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#SassyThursday: Rasisme

on
Thursday, August 18, 2016


Gue nggak tahu kalau sekolah di kota lain tapi anak-anak sekolah di Bandung itu sadar ras sekali. Minimal kita punya teman dengan panggilan "Jawa" kan karena dia bukan orang Sunda?

Gue punya. JG juga.

Tapi dulu rasanya tak terpikir sama sekali bahwa itu adalah hal rasis. Entah kami yang terlalu polos atau karena si "Jawa" pun sepertinya tidak marah atau kesal mendapat julukan itu.

Poinnya adalah, kita dengan mudah menjuluki orang lain berdasarkan rasnya dan kenapakah kita harus membeda-bedakan orang berdasarkan ras?

Baca punya Nahla:

Entahlah mungkin naturalnya memang seperti itu. Kita merasa kita sama kemudian ketika kita menemukan seseorang dengan logat bicara yang berbeda, kita lantas tertarik dan lahirlah julukan yang rasis itu.

Masalahnya di mana? Mungkin sebenarnya tidak ada, tapi hal-hal seperti ini rawan menimbulkan perpecahan. Karena bisa saja orang minoritas itu menjadi tidak nyaman dan jadi timbul gesekan-gesekan yang sebenernya nggak perlu kalau aja becanda ras itu nggak dilakukan.

Gue jadi inget temen yang orang Papua. Kulitnya hitam, rambutnya keriting. Seiring berjalannya waktu ia merawat diri dan mengubah kulitnya menjadi putih. Jauh lebih putih dibanding kulit asli Papua. Ia juga meluruskan rambut.

Kami dulu diam-diam men-judge dia karena "why are you trying so hard to be a javanese?" Sekarang setelah dipikir-pikir, mungkin dia hanya "trying to fit in" karena jadi beda itu tidak mudah. Mungkin banyak ketidaknyamanan yang dia dapatkan dengan warna kulit aslinya sehingga ia berusaha jadi sama dengan orang-orang di sekitar dia.

Kasihan ya. :(

Tapi gue sendiri bisa dibilang beruntung karena ketika Nahla muncul dengan ide menulis soal rasisme ini, gue sama sekali nggak tahu harus menulis apa. Gue baru sadar itu ternyata karena gue nggak terpapar soal rasisme. Gue nggak hidup di lingkungan yang begitu bodoh dan membeda-bedakan orang berdasarkan rasnya. Tapi gue tau, masih banyak tempat di negeri ini yang rasis sekali

Ditambah lagi dengan judgment rasis seperti "galaklah, batak sih!" atau "pelit banget sih kaya orang cina!". Well, orang galak nggak mesti batak dan orang pelit ada di setiap suku dan ras sih. Kenapa harus dikotak-kotakkan?

Kantor gue, perbedaan itu kerasa banget dan kami hidup berdampingan. Berbagai agama ada, yang tidak beragama ada, orang Jawa, Padang, Cina, sampai setengah Indonesia dan bukan orang Indonesia pun banyak. Hal-hal seperti ini tidak pernah jadi topik obrolan and it's a good thing.

Buat kalian yang masih terima perlakuan rasis, ayo bersuara! Kalau ada yang becanda bawa-bawa ras dan kalian tersinggung, ayo bersuara! Minimal bilang aja "eh jangan rasis dong!" Karena mungkin aja si orang itu nggak sadar kalau rasisme bisa membuat orang lain tersinggung. Mungkin dia menganggap itu biasa.

Dan dunia saat ini lagi melek banget loh soal hal-hal seperti ini, thanks to Donald Trump yang rasis melulu orang jadi terbukakan matanya.

Hermione aja sampai berubah warna kulit jadi hitam saking di film-film Harry Potter sebelumnya, orang kulit hitamnya dianggap terlalu sedikit. Emoji aja bisa pilih warna kulit karena kenapa nggak? Kenyataannya nggak semua orang di dunia ini kaukasian kok.

BuzzFeed dan Cosmopolitan dong yang tercanggih. Mereka bikin artikel review lipstik dengan berbagai warna kulit. Karena ya masa bikin artikel review satu warna lipstik tapi yang nyoba cuma orang kulit putih? Yang kulitnya coklat dan hitam juga ingin tahu dong gimana warna itu di kulit mereka.

Keren ya!

Apalagi ya? Ngantuk sih lolol. Cerita dong, ada yang pernah diperlakukan rasis?

PS: Setelah baca punya Nahla gue baru sadar kalau hal rasis yang paling gue liat adalah soal Ahok. Tapi yah, kasian banget sama yang masih teriak-teriak Ahok nggak layak jadi gubernur karena dia Cina. Kasian karena nggak bisa cari kekurangannya sampai teriak hal yang sebenernya nggak ada hubungannya dengan kemampuan jadi gubernur. Enough said. :)

-ast-

Saya bagi-bagi freebies loh! Quote untuk pajangan yang siap di-print dan dimasukkan ke dalam frame. Cek di sini yaaa: FREE PRINTABLE. Jangan lupa juga nonton video minggu ini, Get to Know Me Tag with KG & AST. Videonya ada di bawah postingan ini. :)






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

[FREEBIES] Printable Quotes

on
Tuesday, August 16, 2016


Hai hai!

Seperti yang sudah dijanjikan di Instagram, aku mau bagi-bagi freebies wuhuuuu.

Iseng aja sih soalnya liat-liat blog luar banyak banget yang suka bagi-bagi freebies, aku kan anaknya kompetitip jadi aku juga mau dong bagi-bagi lol.

Freebies ini nggak ada syaratnya, tinggal klik link Google Drive-nya, download (ada button download di kanan atas). Nggak perlu sign in atau apa. Terus tinggal print deh. Ini ukurannya ukuran foto 5R (5x7 inch). Ada sedikit attribution di bawah quotesnya buat blog aku, sedikit banget kok. Semoga nggak ganggu ya.

TAPIIII ...

Ada tapinya lol. Aku bikinnya sih udah bener ya ukurannya 5x7 inch. Masalahnya aku belum coba print karena nggak punya printer HAHAHAHAHAHA. Sampai niat mau beli tapi kok harga printer zaman sekarang berjuta-juta? :O Dulu pas kuliah aku beli printer 2juta udah dapet laser yang bagus banget. *yakeles tahun berapa ya kan*

Tadinya mau niat ke tempat printing gitu buat cek tapi nggak sempet. Daripada ditunda-tunda lagi share-nya mendingan share dulu aja, kalian coba print dulu nanti kalau ada apa-apa bilang aku yaaaa. *ngerepotin lolol*

Karena ini pertama kali bikin printables, please banget masukannya. Apa gitu yang bisa di-improve untuk mempermudah. OKEEEE? Komen aja di bawah postingan ini yaaa.

Follow juga dong Instagram aku, subscribe YouTube aku, dan like fanpage aku biar bisa chat langsung di Facebook Messenger hahahaha modus amat neng di mana-mana minta follow. lolol Nggak lah nggak perlu follow kalau nggak mau mah. Tetep dikasih kok ini freebiesnya. :D

Oiya, ini hanya untuk pribadi ya, tidak boleh dijual dan didistribusikan kembali dalam bentuk apapun. Tidak boleh juga untuk dibagi-bagikan lagi di blog.

Kalau mau share image di bawah ini di Instagram boleh tapi harus mention aku yaaa.

Ini dia.

download di sini.

download di sini

download di sini

Semoga sukaaaa!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Hal-hal yang Saya Pelajari Setelah Sebulan di YouTube

on
Monday, August 15, 2016

*what the banget judulnya*

Oke jadi tepat sebulan setelah gue kembali ke YouTube wuhuuu. Dan baru kerasa beratnya astagaaaa, apalagi pake komitmen 'new video every Monday'.

Ini hal-hal yang hanya bisa dirasakan oleh para newbie YouTuber alias gue:

1. Pas muncul niat YouTube-an maka yang terlintas pertama adalah HARUS PUNYA RING LIGHT! Seolah kalau udah punya ring light maka masalah selesai semua. Ring light kamu penyelamat hidup, ring light kamu akan membuat videoku indah dan enak diliat, ring light tolong bantu aku ngetop di YouTube wtf.

Ternyata zonk. Nggak segampang itu juga keles. Karena posisinya harus bener, terus kalau cuma pake satu ring light mah sebenernya ga bisa sejernih para beauty guru itu juga sih. Mereka minimal pake 3 lighting: depan, kanan dan kiri. Malah ada yang dari belakang juga pake lampu biar rambut keliatan 3 dimensi, nggak nyatu sama background. *sigh*

Dan ga berarti setelah beli ring light video kalian jadi bagus. Jadi lebih terang sih iya, tapi kameranya juga penting, ngeditnya juga harus jago.

Gue beli ringlight udah berbulan-bulan lalu, dari sebelum bulan puasa kayanya. Baru dipake sekarang karena malas. :|

Buat yang nggak tau ring light, ring light itu lighting paling trendi di jagat beauty vlogger. Soalnya jadi cantik banget, di mata ada bulatan cahaya kaya mata boneka. Kaya yang tengah di bawah ini.

source

2. Baru kusadari kalau apps untuk edit video itu penting banget! So far gue pake Filmora, iMovie, dan Vont (ini apps di iPhone). Karena pas iseng pake laptop satunya mau ngedit pake movie maker, eh kok fiturnya dikit banget?

Kalau cuma cut-cut sih oke, tapi kalau mau bikin yang proper sih Windows Movie Maker itu big no. Mana filenya jadi gede banget! Pernah gue edit udah selesai pake Filmora, filenya 800 mb. Terus pas ditonton ulang ternyata ada bagian yang nggak pas. Gue cut beberapa detik, save as di Windows Movie Maker dan filenya jadi 1,5 GB. What kind of bullshit is that!

3. Ngedit itu capek banget T________T Video 3 menit ngeditnya 4-5 jam. Video 15 menit kaya yang terbaru ini ngeditnya hampir seharian. Pegel banget. T________T Belum nunggu renderingnya. DUH. *mending bobo aja lah asli*

4. Komitmen itu bikin kepikiran hahahahaha Tapi harus komit karena kalau nggak, blog ini aja nggak bakal jalan sampai selama ini. Ketika blog jalan dengan smooth pake komitmen seminggu minimal 3 tulisan, vlog juga sama! Maka gue harus bikin komitmen yang disebar di mana-mana bahwa akan ada video baru setiap Senin.

Senin pagi upload video, Senin malem pulang kerja udah panik harus syuting lagi. Weekend harus ngedit lagi. Huft. Melelahkan. Karena cuma bisa syuting pulang kerja, waktunya cuma sempet di situ. :(

Untung aku anaknya seneng beredar di socmed jadi kata JG: "emang kenapa kalau nggak ada yang nonton? Kita panik tapi bahagia kan jadi bisa edit video dan upload di YouTube?"

Iya juga, JG kamu idolaku. :*

5. Ide bikin video itu susah hahahahahahaha salah sendiri nggak bikin niche. Tapi mau bikin niche apa coba blog aja gado-gado. Beauty? DIY? Baru 2 video di-upload, udah bengong "minggu depan bikin apa ya?" lol

Jadi yang punya ide video, ayo dong kasih-kasih. Gue terima dengan senang hati.

6. Bahwa upload ke YouTube itu lamaaaa. Yaiya video 15 menit filenya 800 mb menurut nganaaaa? Harus pake wifi deh jangan tethering. :|

7. MUKA GUE KENAPA GITU BANGET DEH? Karena gue anaknya suka ngomong, jadi nggak ngerasain awkward depan kamera. Tapi pas ditonton terutama pas bagian JG ngomong dan gue dengerin doang, kenapa sih default muka judes banget? Pantes sering dibilang jutek. *baru sadar* HUAHAHAHAHAHAHA

8. Karena blogging udah lama, gue udah nggak merhatiin statistik. Gue udah taulah kira-kira sehari blog gue yang baca berapa orang. Tapi di YouTube gue parno banget soalnya VIEWSNYA PUBLIC LOL. Ya kan aku malu kak, kalau yang nonton cuma 10 orang. Jadi kalau abis upload, sampai besok paginya pasti masih parno bangun tidur langsung cek berapa views. "OH UDAH 100 VIEWS, AMAN-AMAN LOLOL".

Bisa sih dibikin nggak public tapi apalah arti angka kalau nggak diketahui manusia. *naon*

(Baca: Page Views Bukan Segalanya, Siapa Pembaca Blogmu? Part 1 dan Part 2)

9. Gue nggak akan bikin video beauty. There I said it. VIDEO BEAUTY SUSAH BANGET. Gue pusing harus liat cermin atau lensa kamera. Gue pusing kapan harus zoom produk ke kamera. Gue pusing memposisikan tangan gue pas lagi swatch biar kameranya bisa jelas ngeliat hasil swatch. Gue nyerah pas liat hasil rekamannya karena nggak sesuai sama yang gue mau.

Tau kan video legendaris Michelle Phan yang pertama? Yang dia di meja makan dan filming pake webcam laptop? Yes yang gue bikin SECULUN ITU. Cuma gue bawel ngomong mulu dan canggihan dikit pake lighting dan kamera mirrorless.

Yes I've tried it but failed. Ya gue juga nggak ngarep harus langsung pro kaya NikkieTutorials atau Lustrelux sih tapi minimal kaya Suhay Salim lah *digaplok*.

Nggak nggak, gue serius. Nikkie dan Lux itu level pake studio dengan lighting dan editing yang keren banget. Rapi banget. Kalau Suhay kan editingnya masih biasa aja. Tapi begitu pun gue ternyata ga bisa.

Don't get me wrong ya I love Suhay Salim so much her make up technique is dope! Kesukaan gue sama Suhay tanggung jawab Nahla sih karena ngomong YouTube apapun ujung-ujungnya pasti ngomongin Suhay hahaha.

Plus, yang gue baru sadari setelah banyak gaul dengan para beauty blogger:

Gue suka make up, gue suka pake skin care, gue seneng belanja make up. Tapi gue cuma suka aja. Gue nggak sepeduli itu sama make up sampai gue harus meluangkan waktu bikin video dan ngeditnya.

...

Bikin blog post beauty aja gue males-malesan elah. Ya gimana, photoshoot produknya aja bisa 1-2 jam sendiri. Belum editnya. Belum DANDAN buat nunjukin produknya pas dipake. Udalah nyerah gue blogging curhat parenting aja. :|

(Baca: Tips Simpel Optimasi Blog)

*

Oke gitulah. Bahwa jadi YouTubers itu susah. Nggak segampang set up blog dan nulis sambil tiduran.

Huh.

-ast-

OK MOVING ON TO THIS WEEK VIDEO!
GET TO KNOW ME TAG A.K.A GET TO KNOW JG & AST.

Berapa kali pacaran? Apa hal tolol yang dilakukan pas SMA? Apa buku dan film favorit gue dan JG? Apa warna kesukaan JG?

DI SINI YAAAAA!










LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#FAMILYTALK: Full Day School Idaman Saya

on
Saturday, August 13, 2016

Masih heboh nggak sih ngomongin ini? Udah geser ya ke pak menteri bilang setuju pada sanksi fisik pada anak? Pak menteri ini ah, suka bikin galau ibu-ibu deh. T_____T

Tapi sebenernya pak menteri mau ngomong atau ga, saya sih udah niat biar Bebe sekolah full day hahahaha. Kayanya kalau ibu-ibu bekerja mah pada milih sekolah full day ya nggak sih? Lagian si Bebe dari 3 bulan keles sekolah full day alias daycare hahahahaha.

Baca punya Isti:

Meskipun gitu, saya juga kepikiran sama omongannya pak menteri. Kepikiran karena duh kok gini amat pendidikan di Indonesia? Bebe nggak usah sekolah formal aja kali ya?

Kemudian setelah baca berita itu saya langsung sibuk nyari tau tentang homeschooling. Padahal sebelumnya nggak pernah kepikiran. Cih, aku anaknya gampang panik.

Terus jadi tau soal banyak hal, kasih-kasih link ke JG, not bad yaaa. Nggak seperti yang saya bayangkan amat, salah satunya serem kalau saya harus ngajarin rumus fisika. Kan bisa panggil guru juga untuk pelajaran yang saya nggak mampu ajarkan, itu pun kalau mau ambil ijazah persamaan.

Kekurangan homeschooling ini adalah saya harus berhenti kerja. Yaiyalaahhh. Kuat nggak ya berhenti kerja? Saya suka kerjaaaaa. Tapi di satu sisi ngerasa meng-homeschooling-kan Bebe akan jadi tantangan tersendiri juga.

Tapi yah, itu opsi yang masih harus digoreng sampai matang *tempe keles*. So far opsi pertama masih sekolah dan itu pasti sekolah full day. Kenapa?

Ya biar ada yang dititipin aja. Jahat ya? Punya anak kok nggak mau ngurusnya malah di-subcon kan ke sekolah. Gagal lah saya mah jadi orangtua. Apalagi pake teori psikologi parenting masa kini, udalah rapotnya merah semua.

Maunya Bebe sekolah full day yang semacam daycare gitu malah. Ada jam bobo siang, dikasih makan, dikasih snack buah. Ya macam daycare untuk anak SD lah. Saya pulang kerja baru saya jemput. Ada ga sih SD kaya gitu? 

Kalau ada mau bangeettt. Kalau ga ada, berarti tetep harus mikirin opsi punya mbak dong di rumah untuk jagain Bebe sepulang sekolah. Karena tetep aja, meski namanya full day, pasti dia duluan pulang sekolah kan daripada saya pulang kerja. Hiks. Aku tak siap punya mbak.

Dan catatannya kalau mau sekolah full day, Bebe harus SUKA belajar. Tau kan ada anak suka belajar? Saya waktu kecil suka banget belajar. Tapi saya juga tau ada anak-anak yang nggak suka belajar. Anak-anak itu dulu saya labeli sebagai malas dan bodoh. Padahal sekarang setelah dipikir-pikir, kasihan mereka dipaksa belajar hal yang nggak mereka sukai.

Kalau Bebe suka belajar, jangankan mikirin sekolah full day MARI KITA NABUUNGGG DAN SET GOAL BIAR BISA MASUK INTERNATIONAL SCHOOL. Sekarang ngomong gini rasanya jauhhh sekali. Ya gimana, semurah-murahnya international school, sebulan SD aja bisa 8-9juta. Uang masuknya bisa 150juta. Tapi kan siapa tau ya nggak? Siapa tau dalam beberapa tahun ada keajaiban apa gitu? Nggak ada yang nggak mungkin, unicorn is real. :')

*ya meskipun tetep survey SD nasional plus sih lol*

Kalau Bebe ternyata lebih suka melukis? Menulis? Bermusik? Main gitar? Main game? Ya masa disuruh sekolah formal seharian kan kasihan. Maka kukuhkan tekad untuk homeschooling!

Kacaunya, kedua keputusan itu akan sama beratnya. Kalau mau sekolah bagus, we need to work our ass off biar bisa bayar sekolahnya. Kalau mau homeschooling, artinya saya keluar kerja. Whoaaa deg-degan sendiri mikirin keduanya lol.

Tapi itu kan sayaaaa. Kalau se-Indonesia harus full day school? Kenapa diharus-harusin sih? Satu opsi kan belum tentu cocok untuk semua orangtua dan anak. Ya bebasin ajalah, mau full day atau mau ga full day, yang penting anak sekolah dan belajar.

Ya kaannn. Lagian kalau semua anak sekolah full day, kasihan deh pasti akan tetap ada ibu-ibu ambisius yang akan tetep masukin anaknya les ini itu bahkan setelah sekolah full day. T_______T

Udah sih gitu aja. Anaknya suka baca buku? Nonton dong video buku favorit Bebe, ada di bawah postingan ini.

See you next week!

-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Kami dan Mimpi Rumah di Jakarta

on
Friday, August 12, 2016
 [SPONSORED POST]


Hai!

Lima tahun tinggal di Jakarta, saya dan JG (suami) masih stres memikirkan harus beli rumah di mana. Maunya di Jakarta sih, tapi harus jadi apa ya biar uangnya unlimited dan beli rumah tinggal pilih kaya beli sepatu?

Karena sebagai orang Bandung yang ke mana-mana deket, kami nggak sanggup kalau harus beli rumah di daerah pinggiran Jakarta. Kelamaan di jalan nanti terlalu sebentar ketemu Bebe. :|

Tapi makin lama makin kepikiran juga hahahaha hati agak bergeser dikit dan mulai mikir-mikir, mau nggak ya beli rumah meski di pinggiran? Karena rumah ini sebenernya udah bukan prioritas lagi, kami nggak masalah selama di Jakarta ngontrak karena someday pindah ke Bandung, udah ada rumah di Bandung. Tapi kan sekarang kerjanya di Jakarta.

Sungguh kegalauan yang tak kunjung henti. :(

Apalagi kalau liat hashtag orang-orang di Instagram yang pamer interior rumah mereka sendiri. Kok saya jadi pengen juga punya rumah dan pamer interior rumah di socmed? *salah fokus

Karena yah, di Indonesia punya rumah sendiri itu rasanya seperti #lifegoals banget ya. Beda sama orang-orang di Eropa sana yang banyak tidak berniat untuk punya rumah sendiri. Lah kita mikirin masa depan kan, masa mau ngontrak terus?

Eh terus saya dikasih tau ada pameran property ‘Indonesia Property Expo’ di Jakarta Convention Center Senayan, 13-21 Agustus 2016. Langsung deh kasih linknya ke JG dan ngajakin ke sana. Siapa tau ada pencerahan hahahaha.

Acaranya sendiri ternyata digagas oleh BTN. Bank BTN ini ada kedekatan emosional sama saya karena selain banknya dulu tepat di seberang SD saya, ibu saya juga ambil KPR di Bank BTN. Jadi dulu sebulan sekali saya ikut ibu ke bank untuk bayar cicilan rumah. Saya ingat benar, cicilan rumahnya hanya Rp 55ribu sebulan! Murah banget ya kalau dipikirin pakai uang sekarang. Saya beli rumah sebulan sekali kayanya kalau harga rumah seharga 30 tahun lalu.

Ibu saya harus jalan ke bank karena dulu mana bisa bayar cicilan dengan autodebet. Isi form warna orange kemudian uangnya akan disetor tunai melalui teller. Sebulan sekali sambil menjemput saya sekolah, kami menyeberang dulu dan antri di bank.

Rumah yang dibeli adalah rumah yang masih orangtua saya tempati sekarang. Rumah pertama mereka. Ibu saya yang orangtuanya tinggal di pinggir jalan raya Pasteur (sekarang jadi Hotel Ibis), harus bermotor dengan ayah saya ke pinggiran Bandung untuk mencari rumah sesuai ukuran kantong mereka saat itu.

Dulu, jalan menuju rumah itu masih jelek luar biasa, berbatu besar-besar dan belum beraspal. Belum ada jalur angkot yang lewat, hanya ada becak dan itu mengerikan. Bayangkan naik becak di jalan berbatu, takut terguling!

(Baca juga: Definisi Rumah yang Sebenar-benarnya)

Tapi toh orangtua saya survive. Iya sih Bandung kecil, sepinggir apapun juga tidak akan sampai 4 jam ke tengah kota seperti Jakarta. Tetap saja bagi ibu saya yang orang kota, rumah itu kampung sekali. Dikelilingi sawah lengkap dengan kerbaunya. Maklum kan kalau harga cicilannya bisa hanya Rp 55ribu sebulan.

Itu 20 tahun lalu. Ternyata oh ternyata, bukan harga yang bisa berubah, teknologi urusan KPR juga sekarang canggih loh! Tidak perlu lagi bermotor-motor dengan jalan jelek survey sana-sini, BTN sudah punya website khusus untuk mencari properti namanya BTNProperti.co.id.

Ini bikin tambah galau asli. Sebelum nulis ini saya coba cari-cari rumah di sana dan seru banget! Bisa cari berdasarkan kota seluruh Indonesia, area, jumlah kamar dan kamar mandi, garasi, dan range harga.

Kalau udah nemu? Bisa langsung mengajukan KPR online di website itu. Prosesnya jadi mudah, cepat, dan murah. Tinggal masukkan data yang lengkap, nggak perlu lagi datang dan antri di bank. Talk about efficiency!

BTNProperti.co.id juga bisa memberi kita simulasi KPR, punya uang muka berapa dengan harga rumah berapa, gaji berapa, kira-kira harus bayar cicilan berapa satu bulan. Ini helpful banget sih buat saya yang galau cari-cari rumah terus. Ada customer service juga yang live di jam kerja untuk bantu menjawab pertanyaan kalian seputar KPR.

Seru kaaan. Jadi siapa yang lagi mikir-mikir mau beli rumah juga kaya saya? Atau mungkin rumah kedua? Mampir yuk lihat-lihat di BTNProperti.co.id, siapa tahu ada yang nyantol di hati.



-ast-









LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

#SassyThursday: Menikah Muda Bukan untuk Semua Orang

on
Thursday, August 11, 2016


Minggu ini timeline ramai sekali ya, antara heboh full day school dan pernikahan Alvin-Larissa. Buat pak menteri, pelajaran ya pak, kalau sama wartawan jangan asal ngomong padahal belum dipikirin amat. Baru berapa hari langsung dibatalin. Kan … malu. -______-

Tapi #SassyThursday kali ini bukan mau ngomongin itu, meskipun saya kayanya mau masukin Bebe sekolah full day ya hahahaha. Topiknya adalah Alvin dan Larissa (yang cantik bangeeettt). Kenapa? Karena sudut pandang saya dan Nahla mungkin akan beda, saya nikah di usia pas bagi kepercayaan masyarakat Indonesia yaitu 25 tahun, sementara Nahla nikah di umur 17 tahun.

WHAT. YA KAN.

Baca punya Nahla yang menikah di usia 17 tahun:
Mbak Windi Teguh yang menikah di usia 25 tahun:
Dan Grace yang menikah di usia … BERAPA YAH? *maap ges* -_____-

Dulu, dulu sekali waktu masih SMA, saya ingin menikah muda. Secemen bayangan ingin cepat punya anak dan umur anaknya tidak akan jauh karena saya masih muda. Kemudian saya kuliah, kemudian saya kerja, dan woh NGAPAIN DEH DULU PENGEN NIKAH? HAHAHAHAHAHA.

Mungkin kalau dulu beneran nikah muda dan langsung punya anak kaya sekarang, saya pasti nggak ke mana-mana. Mana mungkin udah nikah dan punya anak bisa nonton konser sebulan 3 kali atau kerja sampai tengah malam. Bisa, tapi saya nggak mau. Buktinya sampai sekarang, setelah punya anak, saya nggak pernah nonton konser lagi. Terakhir nonton konser itu beberapa minggu sebelum nikah. Padahal saya suka nonton konser. Konser membuatku bahagia wtf. Apalagi nonton konser berdua JG, kencengan dia nyanyinya dan semangatan dia nge-dance-nya dibanding penyanyinya lol.

(Baca: Cita-cita yang Tertunda Karena Anak)

Apakah saya salut sama yang menikah muda?


TENTU! Itu sebabnya pas nemu blog Nahla, langsung saya email ngajak kenalan dan nanya: “KOK KAMU BARU UMUR SEGITU UDAH PUNYA ANAK?” LOL Maap ya aku kan anaknya sok akrab. -______- Karena saya tau persis kalau saya masih mau main banget umur segitu mah. Dan punya anak itu komitmen yang luar biasa besar. Saya aja umur 26 punya anak, nangis-nangis kaya apa pas tahu hamil karena saya takut nggak bisa jadi orangtua yang baik.

Nggak ada tangis haru bahagia karena saya takut banget. Takut anak saya jadi rusak gara-gara punya ibu kaya saya yang nggak tahu apa-apa soal membesarkan anak. Tapi setelah dijalani, saya baru sadar SEMUA ORANGTUA nggak tau apa-apa tentang membesarkan anak sampai mereka membesarkan anak mereka.

Tapi terus pas pertama kali ketemu Nahla, saya baru tahu kalau suaminya nggak muda juga, nggak seumuran. Suaminya Nahla seumuran sama saya jadi yah, bukan yang sama-sama muda gitu loh. Langsung maklum dan ngerti karena Brian tipe yang mengayomi gitu. Dan Brian udah kerja pas nikah jadi yah, nggak terlalu mempertanyakan lagi.

Saya salut sama yang menikah muda karena akan banyak pengorbanan. Yayaya menikah bikin banyak rezeki lalala, tapi harus diakui kalau menikah mau nggak mau membatasi kita sebagai perempuan. Minimal membatasi pulang ke rumah jam berapa karena ya masaaa ninggalin suami sampai subuh ya kan. *perempuan macam apa yang pergi sampai subuh* *kemudian aku dijudge* *bodo amat*

Apa kriteria seseorang dianggap mampu menikah?

Katanya jangan menunda nikah karena materi. Whoa whoa whoa, materi tetep harus sih menurut saya. Ya tapi kan nggak perlu nikah gede-gedean di gedung, tapi bahkan nikah di KUA aja kan harus bayaarrr.

Materi di sini maksudnya harus punya penghasilan sendiri dan nggak ngerepotin orangtua. HARUS! Apapun bentuknya itu, harus TAHU mau ngasih makan diri sendiri dan istri pakai uang dari mana untuk 3 bulan ke depan. Kalau di umur 17 tahun seperti Alvin sudah mampu seperti itu dan orangtuanya merestui mah, go ahead. Minimal perut kenyang lah.

Meskipun nikah bukan cuma urusan perut tapi juga mengurusi dua kepala dengan isi dan pola pikir berbeda. Yang ini dibutuhkan kedewasaan dan kematangan. Kalau Alvin kan beda yah, kata bapaknya dia masuk 5 pesantren dengan madzahib yang berbeda. Dia juga katanya sudah punya penghasilan sendiri dan bagi yang mengenal langsung, katanya dia dewasa sekali untuk ukuran remaja seusianya. Dia pula yang membuat Larissa masuk Islam. Luar biasa ya.

Tandanya, menikah muda BUKAN untuk semua orang!


Kecuali kalian datang dari keluarga yang nggak pernah tau dan mikirin uang itu datengnya gimana sih? Tau-tau tabungan penuh aja tiap bulan ya kan. Sekolah udah sesuai passion dari kecil, lulus SMA kuliah sambil nikah, punya anak 1 nannynya 2, hidup kalian nggak akan susah-susah amat lah. Tapi kalau dari nol dan umur segitu hmmmm. Pasti lebih berat, apalagi umur segitu kan lagi egois-egoisnya.

Apalagi alasannya untuk menghindari zina. Aku kok kaya agak gimana gitu … semacam meragukan anak sendiri? Atau meragukan kemampuan diri sendiri untuk melindungi anak?

Dan apakah menikah pasti akan menjauhkan seseorang dari zina? Sementara banyak ustaz sudah beristri yang juga menikah lagi dengan alasan menjauhi zina. Dan menikahnya bukan pula satu atau dua kali tapi tiga kali LAGI. Jadi pernikahan yang pertama gagal dong menjauhkan dia dari zina. I just don’t understand.

(Baca: Forced Marriage)

Apakah saya akan mengizinkan Bebe menikah muda?

Tidak, seperti juga ibu saya yang tidak mengizinkan saya menikah di usia 22 tahun padahal saya dan JG ngebet nikah waktu itu hahahahaha. Ibu saya takut saya kurang main, terus saya disuruh main, disuruh melakukan hal yang saya suka dulu, dan ternyata saya nggak nyesel. Umur 25 saya baru ditanya lagi "jadi ga nikah?". Terus deg-degan dan pengen nanti-nanti aja hahahahahha. Cerita lengkapnya di sini.

Saya tahu saya nggak akan punya pengalaman sebanyak ini kalau saya dulu nikah umur 22 tahun. Dan pengalaman itu buat saya penting untuk menambah wawasan, pikiran saya jadi nggak sempit.

Apalagi Bebe cowok. Dia HARUS mapan dulu. Terserah orang bilang apa tapi saya nggak mau bikin susah anak orang yang nanti jadi istrinya. Nope.

"Kaya juga ga jamin kok, banyak orang kaya cerai."

Yes tapi seberapa banyak pernikahan yang dipertahankan cuma karena istri nggak tahu gimana mau hidup sendirian karena ada suami aja hidupnya susah?

Dia harus melihat dunia dulu sebelum memutuskan menikah. Supaya tahu kalau kehidupan tidak sesempit itu.

*

Udah sih gitu aja. See you next week!

-ast-

PS: Sudah nonton video Buku Favorit Bebe? Ada di bawah yaaa! :D






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

My Thoughts on Harry Potter and The Cursed Child

on
Tuesday, August 9, 2016
[SPOILER ALERT]



Jadi ... sebagai Potterhead, gue akhirnya tamat baca Harry Potter and The Cursed Child. Terus bete sendiri misah-misuh ke JG yang suka memandang sebelah mata karena GUE SERIUS BANGET KALAU BAHAS HARRY POTTER. HAHAHAHAHAHA.

Dia selalu dia bilang kalau gue "Harry Potter geek" karena memang iya. Membahas Harry Potter dengan sesama Potterhead bisa jadi diskusi panjang lebar dan emosional hahahahahahaha terus dia sebel karena why so serious? Karena dia nggak baca bukunya, nonton filmnya doang. Cih.

Tapi gue serius banget juga karena buku ini bagian dari masa kecil sih, seperti juga AADC *tetep*. Masa kecil di mana niat ranking satu biar dibeliin buku Harry Potter yang makin sini makin mahal. Eh lama-lama Harry Potter nya terbitnya 1,5 tahun sekali, jadilah saya ranking satunya cuma pas giliran Harry Potter terbit aja lol.

Gue tentu saja punya semua bukunya, buku 1, 5, 6, 7 malah punya bahasa Inggrisnya juga karena kelamaan atuhlah nunggu translate mah! Titip beli sama temen-temen ayah yang kebetulan lagi di Inggris/Amerika. Terus sedih karena buku ketiga hilang entah ke mana. Setiap menatap rak buku, hatiku kosong sepertujuh bagiannya. -______-

Mau beli lagi kok ya covernya ganti, kan jadi nggak matching sama yang lain. Biarlah buku ketiga jadi memori belaka. *naon*

OKE JADI INTINYA APA? Intinya habis selesai baca Harry Potter and The Cursed Child, ini yang terbayang-bayang di otak gue:

SPOILER ALERT.

CLOSE SEKARANG JUGA KALAU KALIAN BENCI SPOILER. YOU'VE BEEN WARNED!


...

1. Imajinasi kacau karena dulu pas belum ada filmnya, gue ngebayangin Harry dkk ya sesuai ilustrasi buku. Setelah ada filmnya, baca buku dengan ngebayangin aktornya. Sekarang gue bingung ngebayangin Hermione yang mana. Kaya pusing sendiri gitu. Jadinya di otak itu Hermione sama Ron ya Emma Watson dan Rupert Grint … dengan Rose yang kulit hitam hahaha. Weird but so what. :|

2. Albus why tengil dan sotoy banget sih elah. Keberatan nama sih ya. Albus ... Severus ... Potter. Gilak itu mah. tiga-tiganya penyihir sinting semua sih. Albus paling mirip Harry dari sisi sotoynya hellowww. Ini anak dua kenapa seneng banget membantu orang dengan inisiatif tinggi dan tanpa diminta siapapun ya. :|

3. Harry is … an adult Harry. Terharu gak sih pas dia sekolah di Hogwarts, kita SD dan SMP dan sekarang kita udah punya anak, dia juga masukin anaknya sekolah. Kaya kakak kelas gue deh Harry. #delusional



Betapa the chosen one struggling jadi ayah karena dia nggak pernah tahu gimana rasanya punya ayah. Kalau pake teori parenting masa kini sih Harry harusnya udah jadi gay soalnya pas kecil tidak merasakan kasih sayang dan kehadiran ayah. Dia bahkan nggak punya sosok ayah sama sekali. -_______-

Dan Ginny emak-emak banget ya kaaann. Gue relate banget sama Ginny karena dia kerja di media juga HAHAHAHAHAHA *maksa*

4. Hermione is f*cking MINISTER and Ron runs a joke shop. Super awesome! This couple is really #relationshipgoals. Ron aslik ya masih pemeran pembantu buat lucu-lucuan doang. Kampret pas dialog siapa yang harusnya ditransfigurasi jadi Voldemort, dia bilang dia aja karena dia yang paling nggak mikirin apa-apa. XD

5. The Malfoys kalian membuatku pengen pukpuk dan peluk. Buku ini benar-benar memanusiakan Draco. Draco yang selalu terintimidasi ayahnya, Draco yang tidak pernah punya sahabat, Draco yang takut sekali pada Voldemort, leleh dan bubar semua gara-gara Scorpius. And speaking of Scorpius ...



6. SCORPIOUS WHY SO LOVELY. Manis banget Scorpious yang sangat pintar dan jiplakannya Hermione. Gue ngerti deh kalau dia pacaran sama Rose terus anaknya jadi jenius kaya gimana. Plus point: dia lebih ganteng dari Albus. Bayangkan, anak dari keluarga pure blood kaya raya, sangat pintar, DAN GANTENG. Sempurna atau gimana?

Ya meskipun hidupnya berat sih. Tampak nyata sekali betapa Astoria pengen punya anak tapi susah, karena kesehatan tidak memungkinkan. Kupikir penyihir itu sakti. Betapa keluarga sangat kaya raya juga struggling dengan hal-hal kaya gini. :(

5. The trolley witch, madam sapose sih perasaan ada namanya deh tapi kok lupa *gagal* kok serem yaaaa. Ternyata dia menghantui Hogwart Express.

6. SEVERUS SNAPE MY KING. Gila gue merinding sih pas adegan Snape, mana mikirin Alan Rickman udah meninggal. Dan dibikin nostalgic abis dengan percakapan soal doe patronus. After all this time? Always. :’)


7. Augurey ini … THE DAUGHTER OF VOLDEMORT AND BELLATRIX LESTRANGE, I BET SHE WAS BORN WITH THE DARK MARK, HAS A THICK BLACK BLOOD AND CRIES IN PARSELTONGUE. PLUS DEMENTOR AS HER CHILDHOOD BFF. WTF.

*yes all bold and all capslock because it's THAT shocking*

Dan gue kepo Bellatrix hamilnya kapan dan di mana ya? *penting*

8. Pertanyaan terbesarnya: WHY CEDRIC? Kenapa menyelamatkan Cedric? Kenapa bukan menyelamatkan Sirius Black. *kemudian terngiang ibunya Delphi (yang mana anaknya bikin Albus jatuh cinta) nyanyi “I KILLED SIRIUS BLACK I KILLED SIRIUS BLACK” merinding abis*

Tapi iya sih kalau yang diselamatkan Sirius mah efeknya nggak terlalu besar karena sisa cerita udah sedikit. Tapi minimal Sirius disebut keekkk. Ini nggak sedikitpun. Aku sedih.

9. Pesan moral jangan suka berandai-andai memutar waktu. Coba kalau dulu gini, coba kalau dulu gitu. Padahal satu kejadian berubah, bisa mengubah segalanya. Bener sih.

10. Ini bisa banget dibikin series buku lagi plis. Bodo deh dihina-dina dibilang maksa, tapi cerita Delphi dirahasiakan dari kecil itu menarik banget! Jadi ceritanya dari sudut pandang dia. Aku butuh masa kecilku kembali wtf. *nyari Time Turner*

JADI YAH. Sudah cukup curhatnya. Ayok yang udah baca bukunya kita ngobrooolll!


-ast-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!

Bebe's Favorite Books, Beli Buku Anak di Mana?

on
Monday, August 8, 2016

SELAMAT SENIN!

Setelah video minggu lalu, beberapa orang nanya, itu bukunya Bebe judulnya apa dan belinya di mana? Saya jawab di video ini ya.

Kali ini syutingnya sendirian karena JG kerja terus. Pesan saya sih JG harus kerja keras biar bonusnya banyak hahahaha Jadi ya terima aja pulang sendiri dan syuting sendiri lol.

Ini juga kali pertama saya syuting pake kamera depan iPhone dan edit di iMovie. Jadinya nggak HD sih mentok di 720 tapi sudahlah. Tulisan judul buku dan harganya saya tambahin di app namany Vont. Ini aplikasi brilian dari developer favorit saya yang bikin aplikasi kesayangan Phonto. Jadi persis kaya Phonto cuma buat video, bukan buat still image.

Baca soal Phonto:
Best Typography Apps | Cara Install Font di Phonto | (Lagi Tentang Phonto) The Best Apps! 

Finishingnya aja baru di laptop. Irit waktu banget jadi saya nggak perlu sering-sering buka laptop, edit di mobil pun bisa. Saya udah bertahun-tahun blogging kaya gini. Nulis dan edit foto di hp, buka laptop kalau perlu aja karena namanya emak-emak punya toddler, buka laptop sama dengan ngasih ide tantrum karena pasti jadinya Bebe ingin nonton dan saya gagal blogging apalagi edit video. :|

Baca soal tips blogging via HP di sini:
5 Aplikasi Wajib untuk Blogging via HP | Tutorial Posting Blog via Email

Oke deh happy watching! See you next Monday!

-asr-






LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!