-->

Pertanyaan Seputar Seks dari Anak dan Cara Menjawabnya

on
Wednesday, February 13, 2019
Beberapa hari lalu saya buka question box di IG. Tentang pertanyaan seputar seks yang ditanyakan anak dan kalian nggak bisa jawabnya. Ingat, ini untuk anak ya bukan untuk remaja.

Ini jawaban saya kalau saya ditanya pertanyaan yang sama. Inget lho, ini jawaban saya. Sesuaikan dengan value keluarga kalian masing-masing.

Sebelumnya boleh juga dibaca dulu postingan sebelumnya: Sex Education untuk Balita


Karena kadang kalau tanya psikolog kan jawabannya kelewat teoritis ya. Saya kadang cocok kadang nggak sama jawaban teori dari psikolog hahahaha. Kalau merasa susaahhh banget jawabnya, tanya balik aja: Menurutmu gimana? Kamu taunya segimana dulu nih, baru nanti ibu jelasin lebih. Gitu aja.

Ya udah cus, apa aja pertanyaan soal seks dari anak dan gimana SAYA ngejawabnya?

Bagaimana ngejelasin menstruasi dan pembalut?

“Aku tidak hamil dan setiap perempuan yang tidak hamil akan keluar darah setiap bulan jadi aku butuh pembalut. Kalau laki-laki nggak, badannya memang beda kan. Yang hamil siapa?”


Pun waktu aku beli menstrual cup. Aku bilang "ini aku masukkan ke vaginaku biar darahnya nggak ke mana-mana, aku kan tidak hamil jadi keluar darah sebulan sekali".

Dia nggak shock tuh. Dia belum paham kalau masukin benda ke vagina itu menakutkan lol. Dia malah ngulang suatu hari "ibu, cup itu buat masuk ke vagina biar darahnya nggak ke mana-mana ya?" IYAAAA LOL.

Kenapa penis suka jadi besar/keras?

“Iya karena penis itu elastis. Bisa jadi besar bisa jadi kecil. Apalagi kalau kedinginan. Normal kok, nggak apa-apa.”

Liat adegan cewek berendam di bathtub terus bilang "ma, tititku besar lagi”. Harus gimana?

Aku nggak nanya ini anaknya umur berapa karena kalau yang dari aku baca, kalau masih balita sih nggak akan menghubungkan liat rangsangan -> jadi ereksi. Karena sampai 6 tahun itu masih fase falik, baru mengerti ada sensasi di kelamin tapi belum bisa mendefinisikan itu apa. CMIIW.

Sebaiknya kalau dia bilang gitu sih tetep kalem, jangan shock, jangan dimarahin, dan tanya: Kok bisa tahu itu karena cewek itu? Memang siapa yang bilang kalau lihat cewek penisnya bisa jadi besar? Tanya balik, tanya terus. Kalau stuck, beralih dulu ke hal lain, saat santai baru bahas lagi.

Gimana cara kasih tahu anak 5 tahun untuk batasan bermain dengan lawan jenis?

Menurut aku yang harus diperhatikan itu justru rasa malunya sih bukan batasan lawan jenisnya. Karena dulu sih iya, aku mikir serem kalau Bebe main sama lawan jenis karena takut anak cewek dikasarin, tapi makin gede dia mainnya makin nggak kasar kok.

Jadi aku nggak batesin mainnya tapi tetep rasa malunya. Dia ya nggak mau harus ganti baju di tempat kebuka, massage di sekolah aja dia nggak mau kalau di kamar yang ada anak lainnya.

Aturan mandi bareng ortu dan anak?

Di umur 3-4 tahun kalau anaknya cowok kaya Bebe harus udah dijelaskan kalau kamu nggak bisa lagi mandi sama ibu karena malu. Ibu perempuan dan kamu laki-laki.

Sampai sekarang Xylo masih mandi bareng sama JG sih, mungkin lewat fase falik atau di ultah keenam baru akan nggak boleh mandi bareng sama ayahnya.

Anakku boy liatin gajahnya ke anak lain. Harus gimana?

Ini termasuk fase falik tadi itu sih. Harus dikencengin lagi pemahaman rasa malunya. Dan JANGAN dimarahin. Lengkapnya plus soal masturbasi pada balita ada di artikel Mommies Daily ini ya.

Kalau mama cinta aku, boleh nggak aku cinta si X?

“Cinta itu kaya gimana sih? (tunggu dia jawab dulu, siapa tahu jawabannya receh semacam "cinta itu main perosotan bareng lol") Kalau cinta ke temen itu kamu … (jelasin aja proses berteman baik kaya berlaku baik satu sama lain, saling meminjamkan mainan, minta maaf kalau salah, dll).

Menikah itu apa? Kenapa anak kecil nggak boleh pacaran dan menikah?

“Karena ada hal-hal yang memang cuma boleh dan bisa dilakukan kalau kamu sudah besar. Urutannya itu sekolah, kuliah, bekerja, lalu menikah. Jadi kalau belum kerja ya belum boleh nikah sih.”

Lip kiss dengan orangtua?

We do it all the time. It’s another form of affection. Ini juga cara untuk menunjukkan sebuah hubungan yang sehat. Menunjukkan siapa yang boleh ciuman dan tidak boleh ciuman juga sex education kan.

Nggak pernah ganti baju depan Xylo ya?

Setelah nggak mandi bareng ya otomatis nggak ganti baju depan dia juga karena itu nggak konsisten. Kalau dia nolak keluar kamar, saya suruh dia menghadap dinding sambil ngitung.

Awalnya cuma terbata-bata sampai 20, sekarang udah bisa ngebut banget sampai 50. Mayan sekalian ngapalin konsep angka hahahaha.

Cara mengontrol anak agar tidak menyebut nama kelamin di depan umum?

Aku bilang “kamu malu nggak penismu keliatan orang di mall?” Malu dong pasti jawabannya.

Lanjut “kalau diliatin kan malu, disebutin juga malu. Kamu boleh bilang penis sesuka hati di rumah dan di depanku tapi tidak di tempat yang ada orang lain”. So far so good sih dia belum pernah teriak-teriak penis di depan umum.

Anak masih pegang nenen terus padahal udah sapih. Gimana ya?

YA TUHAN AKU STRUGGLING BANGET LHO SOAL INI. Tapi kata psikolog tetep karena anak 3-5 tahun itu masih ada di fase eksplorasi bagian tubuh dan memiliki keinginan yang besar untuk mencari tahu dan memperhatikan perbedaan pada tubuh laki-laki dan perempuan. Ya udah berantemin lah.

Aku bilang aku tidak suka, kalau orang tidak suka tidak boleh dipaksa. Ini pengenalan sama consent kan sebenernya. Tapi tetep ajaaa, kaya otomatis pegang nenen mulu kzl.

Apa itu perkosa?

Nah ini juga denger dari mana dia? Kayanya kalau balita dengan lingkungan yang "beres" nggak bakal deh denger kata perkosa. Kalau udah SD, lingkungan udah lebih luas mungkin iya bisa denger kata itu.

Kalau emang nanya di umur yang kira-kira udah ngerti soal intercourse sih akan jadi kesempatan untuk jelasin soal intercourse, consent, dan rape. Kalau masih balita gini coba yaaaa, disaring baik-baik tontonan anaknya. Kaya berita bencana alam aja sebaiknya nggak diliatin ke anak kan karena traumatis.

Kalau aku mungkin akan jawab "ketika orang paksa pegang badan kamu dan kamu tidak suka". IT IS. Tidak salah lho. :)

Gimana kalau anak yang secara tidak sengaja melihat adegan orang dewasa (orangtua) berciuman di film?

Mmmm, aku tidak lihat ini sebagai masalah sih. Pertama karena aku screening banget APA YANG DIA TONTON. Kalau di film keluarga gitu kan kissingnya nggak heboh jadi ya B aja sih. Pernah lagi nonton film apa ya lupa, terus ada yang ciuman terus ya aku biasa aja karena ya memang biasa aja bukan ciuman hot.

Gimana biar anak bercerita apabila mengalami/menyaksikan tindakan pelecehan seksual?

*knock on wood* ini sebisa mungkin terus diulang soal private parts dan siapa yang boleh pegang. Sekarang aku bilang your whole body is your private parts. Karena repot sih kalau cuma dibilang yang ketutup baju private parts karena idih kalau dielus-elus pipi sama orang nggak kenal kan males juga.

Ini urusannya udah nggak melulu sex education tapi gimana dia merasa diterima dan diapresiasi oleh kita sebagai orangtuanya sih.

Kalau dikit-dikit dimarahin kan udah pasti nggak bakal cerita karena takut dimarahin. Kalau SETIAP dia datang dengan masalah tapi kita rangkul dan kasih solusi, harusnya ada masalah apapun dia datengnya ke kita sih. Hopefully.

Udah sih itu aja kayanya ya. Semangat ibu-ibu!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
Be the First to Post Comment!
Post a Comment

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)