-->

Semangkuk untuk Selamanya

on
Tuesday, August 20, 2019
[SPONSORED POST]

Wah judulnya puitis. :’))))

Setelah punya anak hampir 5 tahun, baru beberapa bulan terakhir saya baru sadar tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak. Kenapa kok tiba-tiba kepikiran?

Soalnya dulu Bebe alhamdulillah nggak ada masalah. Berat badan selalu naik dan masih nggak pernah di bawah garis normal alias tetap chubby sampai sekarang. Tentu credit utama pasti pada daycare ya karena dulu kalau makan sama saya di rumah sih susahnya ampun-ampunan.


Sekarang jadi kepikiran karena baru ada anak temen yang berat badannya stuck dari umur 9-12 bulan di 6 kilogram! Dulu Bebe umur sebulan aja berat badannya 5 kg loh. Bayangin masa anak umur setahun cuma 6 kg sih. T_____T

Setelah diusut lebih lanjut dan ganti dokter anak, ternyata si anak infeksi saluran kencing (ISK) tanpa gejala apapun. Ibunya yang nggak ngeh lah itu anak ISK karena nggak pernah demam sama sekali. Jadi tubuhnya ngelawan bakteri terus makanya nggak tumbuh selama 3 bulan! Nafsu makan juga jadinya ilang, sekali makan cuma 5 suap, gizi dan nutrisinya pun nggak tercukupi.

Singkat cerita, ISK-nya disembuhin, kejar berat badan pakai susu khusus, dan dalam sebulan beratnya naik 1,2 kg. Sekarang masih dalam proses naikin lagi pakai susu 2 jam sekali. Masukin susunya lewat selang yang masuk dari hidung langsung ke lambung.

Sebagai tukang sharing, saya pun cerita ini di IG story dan disambut cerita ibu-ibu via DM. Ternyata selain ISK, menurut para ibu, kebanyakan berat badan anak stuck itu karena Anemia Defisiensi Besi (ADB). Sebanyak ituuuhhh yang anaknya ADB jadi kurus!



Kalau secara fisik keliatan kurus dan ditimbang pun udah nggak sesuai kurva KMS sih harusnya alert ya. Apalagi di 2 tahun pertama. Karena itu tadi, 1000 hari pertama kehidupan itu penting banget!

Pada saat itu semuanya berkembang. Dari kemampuan motorik, sensorik, sampai otaknya. Kalau 1000 hari pertama gagal, kemampuannya akan terganggu. Jadi makanan yang dimakan di 1000 hari pertama setelah ASI itu berpengaruh selamanya lho!

Langsung flashback ke masa-masa MPASI Bebe dulu yang rasanya berat banget ahahahaha. Weekdays sih aman karena Bebe makan di daycare tapi weekend itu saya jadi tertekan karena di masa itu mom shaming sedang jaya-jayanya. Sedikit sekali, malah mungkin nggak ada, yang berani bilang “anakku sufor” karena udah pasti diserang.

Saya yang nggak pedulian ini bukan sekali jadi korban “bully” ibu-ibu di socmed karena meski ngasih ASI 3 tahun, saya selalu ngebelain ibu-ibu yang kasih susu formula dan nggak ngotot MPASI HARUS homemade.

Orang kan punya kondisi masing-masing ya, hal-hal kaya gini nggak bisa dipaksakan untuk semua ibu karena semua juga pilihan.

Plus sih alasannya kewarasan. Yang penting ibu waras ya kan, sufor atau harus MPASI instan nggak masalah daripada ibunya stres, depresi, dan menghadapi anak sambil gila? Kan lebih nggak masuk akal.

Jadi saya sama sekali nggak anti MPASI instan. Malah emang selalu punya stok bubur instan karena ya ampunnn udah masak capek-capek seringnya juga nggak dimakan. HUHU.

Tapi semakin banyak ilmu yang didapat saya baru sadar kalau urusan MPASI itu kompleks banget ya. Apalagi setelah denger soal ADB yang justru banyak dialami oleh bayi ASI. Untung mom-shaming udah nggak musim lagi.

Gini deh, menurut IDAI, mulai 6 bulan bayi punya kebutuhan asupan zat besi 11 mg/hari. ASI hanya bisa ngasih zat besi sekitar 2 mg sisanya harus didapatkan dari MPASI. Nah ngitung kekurangannya gimana? Jadi kurang 9 mg kan yaaa.

Nah 9 gramnya itu bisa didapat dari (salah satunya) daging sapi 400 gram sehari. BANYAK BANGET KAN. Gimana coba caranya masukin daging sapi 400 gram ke tubuh anak *langsung kebayang steak*



Iya dong bisa dicampur sayuran juga sih bener. Sumber zat besi itu kan dari protein hewani seperti daging sapi, hati ayam, daging ayam, ikan, atau dari sumber nabati seperti sayuran berwarna hijau, kacang, telur, dan lain sebagainya.

Nah jadi MPASI homemade lebih baik dari MPASI instan/fortifikasi KALAU ibu mengerti benar tentang bagaimana takaran nutrisi yang dibutuhkan anak. MPASI rumah tentu lebih baik asalkan adekuat atau mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisi bayi.

Kalau ternyata MPASI full homemade terus dalam sebulan berat badan anak nggak naik kan berarti ada yang salah. Bisa dari cara mengolah MPASI-nya, bisa juga karena ternyata anak ada masalah kesehatan lain.

Atau ya di-combine ajaaa. Kaya saya dulu. Kalau weekdays MPASI homemade tanpa gula garam sampai umur setahun. Kalau weekend MPASI instan to the rescue! Simpel dan nggak stres karena udah masak lama-lama terus anaknya nggak mau makan.

Lagian ya, MPASI instan juga bikinnya nggak asal-asalan atuh. Aman-aman aja asal anak beneran udah di atas usia 6 bulan. Karena semua produk makanan bayi yang dijual harus ikut standardisasi WHO dan FAO yang semuanya tertuang dalam Codex Alimentarius. (namanya rada Harry Potter vibes ya lol).

Aturan ini melarang makanan bayi untuk pakai berbagai zat yang berbahaya bagi anak. Bahkan detail banget sampai ada aturan maksimum untuk setiap nilai gizinya lho!

Saya udah cek satu-satu untuk bagian baby food. Kalian kalau mau cek sendiri juga boleh, FAO publish semua di website resminya. Kalau nggak nurut standar ini udah pasti nggak dapet izin jual dari BPOM.

Yang mau coba MPASI fortifikasi dan jelas kandungan gizinya bisa coba CERELAC (www.mamamyuk.co.id). Udah pasti kualitasnya terjamin dan yang diperkaya dengan zink, vitamin dan mineral untuk mendukung tumbuh kembang anak. Nutrisi harian anak pun pasti terpenuhi.



Jadi anak makan itu bukan asal kenyang! Bukan asal mau makan. MPASI yang baik itu adalah MPASI yang diberikan saat anak sudah berusia 6 bulan (atau sesuai petunjuk dokter), nutrisinya cukup, aman, diberikan dengan cara yang benar, dan disukai bayi.

Cara memberikannya pun dengan responsive feeding atau mengenali saat bayi lapar dan kenyang. Kalau bayi memasukkan tangan ke mulut dan berbinar melihat makanan, maka ia lapar. Kalau bayi sudah memalingkan muka dan menolak sendok makan, tandanya ia kenyang.



Jadi nggak perlu khawatir lagi mempersiapkan MPASI. Share artikel ini ke temen/saudara/adik kalian yang lagi siapin MPASI untuk anaknya ya!

-ast-

#Tenangajabunda
#CERELACmamamyuk

#mpasi
#mpasi6bulan


Info lebih lanjut bisa visit: www.mamamyuk.co.id

Source:
http://gizi.depkes.go.id/download/kebijakan%20gizi/tabel%20akg.pdf
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi





LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
2 comments on "Semangkuk untuk Selamanya"
  1. Kalau masalah memenuhi kebutuhan anak itu memang penting banget nih ya Mbak

    ReplyDelete
  2. Mba, anak sy juga kasih mpasi instan. Di pentunjuk penyajian kan harusnya takarannya itu 6 sdm tp anak sy mampu habisin sekitar 3 sdm saja.. Apakah stengah dr saran penyajian sdh bs mencukupi kebutuhan nutrisinya mba? Tolong bantu jawab y mba. Krn anak sy penderita hidrosefalus tp udah di operasi wkt umur 2bln. Bb nya hanya sekitar 6,7kg umur 8 bln. PR sy dr dokter naikin BB nya. Asi sy kyak sdh g bs bikin dia kenyang 2 jam menyusu masih nangis2 aja jadi sy bantu sufor jg. Ada tips gak mba biar BB anak bisa naik cepet? Soalnya harus kontrol lagi bulan depan.. ��

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)