-->

Memanjakan Bebe

on
Friday, August 4, 2017

Akhir-akhir ini Bebe sering nangis. Sering banget. Dari level nangis akting ke pojokan terus sesenggukan tanpa air mata, sampai nangis kejer beneran berurai air mata, ngamuk, sampai ngompol.

Sejak Senin sampai kemarin (saya nulis ini hari Kamis) setiap pagi Bebe nangis. Di mobil dia meluk saya kenceng banget dan bilang "aku nggak mau ke daycare". Kemudian saya leleh dan anter dia ke daycare, bukannya turun di kantor. Di daycare dia ngamuk.

Terus saya mellow gitu ke JG, Bebe kenapa ya, sedih deh jadi gampang nangis blablabla. Saya kemudian jadi baca-baca tentang perkembangan balita tiga tahun, baca milestone, baca apa yang dirasakan orangtua, baca soal family tradition and discipline, dan baru kerasa digetok. Ternyata masalahnya ada di saya, bukan di Bebe.

Faktor utamanya adalah karena saya baru ngerasa sayang banget sama Bebe! After 3 freaking years! Dulu pas Bebe 3 bulan dan pertama kali masuk daycare, orang-orang pada bilang "ya ampun tega amat bayi kecil ditaro di daycare!".

(Baca: Tips Adaptasi di Daycare)

Dan saya nggak paham kenapa harus nggak tega sih? Tega-tega aja ah! Hari pertama ok saya nangis karena khawatir, tapi hari-hari berikutnya ya biasa aja. Sayanya nggak drama atau apa. Ya itu tadi, ternyata dulu saya belum ngerasa se-attach itu sama Bebe. Huhu. Maaf ya, Be. :(

Makin gede wow Bebe makin menyenangkan ya, bisa diajak komunikasi, bisa diajak ngobrol, nggak ngebosenin, nggak usah nenenin, segala-gala bisa sendiri. Saya jadi seneng banget deket-deket dia, main sama dia, dan ngobrol sama dia. Baru kerasa wow punya anak itu lucu banget ya!


Saya overwhelming sama semua kemampuan dia dan lupa kalau dia sebenernya masih balita dan harus diperlakukan sebagai balita. Saya lupa kalau saya harus membiarkan Bebe menangis karena anak kecil menangis itu wajar! Anak yang di daycare, anak yang sama nanny di rumah, anak yang sama ibunya di rumah, semua pasti menangis kan kalau memang sedang emosi? Jadi menangis itu tidak apa-apa!

(Saya aja sampai lupa saya pernah nulis 5 Alasan Anak Butuh Menangis)

Saya lupa kalau saya tidak boleh memanjakan Bebe. Saya lupa kalau harusnya saya tegas dan tidak memanjakan dia dengan banyak hal yang sebetulnya tidak perlu. Wah bener-bener sih kalau dirunut ke beberapa bulan terakhir, untuk pertama kalinya saya beli macam-macam barang yang terhitung nggak murah untuk Bebe. Dari baju, sepatu, mainan, sampai sepeda.

Padahal sejak bayi Bebe nggak pernah saya belikan barang apalagi mainan. Beli mainan murah aja nggak! Mainan Bebe dibeliin sama ibu saya atau hadiah dari orang. Saya dulu sama sekali nggak bisa relate sama ibu-ibu yang mengeluh model:

"setelah punya anak apa-apa belanja buat anak dulu, ibunya jadi jarang belanja"

atau

"ke mall niatnya beli tas sendiri, sampai sana malah beliin sepatu anak"

No, saya nggak pernah kaya gitu. Bahkan segala baju lucu aja nggak pernah saya beliin. Saya tetep belanja banyak untuk diri saya sendiri, Bebe secukupnya aja, sepatu aja cuma punya satu, nggak kaya ibu-ibu lain yang sepatu anaknya banyak banget hahaha.

Sampai beberapa bulan lalu hhhh. Tiba-tiba kok rasanya beli banyak barang banget buat Bebe. Sampai saya berulang kali bilang ke JG, he's so spoiled!

Bilang doang tapi, tiap dia minta apa juga dikasih. Anaknya nggak minta apa-apa juga tiba-tiba saya beliin apa gitu. T_____T Minta barang khususnya ya, cuma kalau nolak mandi, nolak berhenti nonton, gitu-gitu sih masih dimarahin.

Padahal dari dulu dia tantrum banget kan, tapi dulu sayanya tega. Karena dulu dia nangis doang sambil marah-marah, kalau sekarang nangis pake embel-embel "aku maunya ibu" atau "aku nggak mau mainan, aku mau ibu". Jadinya sayanya leleh deh.

Dan ternyata iya, ngasih barang-barang yang dia mau langsung seketika itu efeknya lumayan kerasa. Bebe yang sebelumnya mandiri dan jarang nangis, sekarang jadi nangisan banget.

Sedih deh ah. Langsung merasa bersalah karena jadi ibu yang kurang tegas dan kalah sama anak.



Akhirnya nemu ini di babycenter and I plead guilty! Yang merah dari babycenter, dan yang ditulis biasa adalah perasaan saya ya. (deuh si eceu, apa-apa pake perasaan lol)

Leaving your child for the day or evening can be tough. Parents often have separation anxiety too – and sometimes a parent's anxiety can fuel it in the child. If your child is having a hard time saying goodbye, you might want to examine your own attitude toward parting. You could be inadvertently causing a problem if:

Ninggalin Bebe kapan pun berat banget rasanya sekarang. Belum sampai pengen resign sih, baru sampai ngerasa bersalah. Dan ya harus diakui ternyata memang attitude saya yang bikin dia jadi manja. Apa aja? SEMUANYA YANG DI BAWAH INI.

🙅 Your goodbyes take more than a minute or two and involve many hugs and kisses, tips, and reminders to the sitter or the child.

Oh tentu saja. Bukan a minute or two lagi, lebih dari 10 menit malah karena harusnya saya turun di kantor ini malah ikut dulu menjauh ke daycare Bebe. Sepanjang perjalanan malah peluk-peluk dan cium-cium terus. Tsk. Padahal dulu memandang sebelah mata ibu-ibu yang kurang kuat kaya gini. *sigh*

🙅 You leave and then return quickly just to check on your child or give one last kiss.

Nggak leave and return quicky sih tapi molor-molorin waktu biar bisa lebih lama peluk Bebe. Hah aku menyesal sekali. :(

🙅 You ask, "Will you miss me?" or are visibly emotional about leaving.

Saya ngomong "Ibu kangen juga kok sama Bebe kalau Bebe di daycare and blablabla kalimat sayang-sayangan". Yang bikin mellow kok ya diri sendiri ah sebel.

🙅 You provide complicated explanations for why you have to go and make elaborate promises about what you'll do together when you get back.

Iya ini ngaku salah. Mana saya sampai iming-imingi mainan! Kalau tidak nangis nanti ibu pulang bawa mainan baru. Kemudian dia tambah drama "aku nggak mau mainan aku mau ibu" T_________T

🙅 Your child's sharp antennae and busy imagination will pick up on your cues. A cheerful, confident attitude goes a long way in making partings pleasant. Keep in mind that it's healthy for a 3-year-old to spend time in the company of other adults, so by making goodbyes short and sweet, you're doing him a big favor.

Ya, kalimat terakhir akan selalu saya ingat. Bebe lebih aman dan lebih produktif di daycare daripada hanya di rumah bersama saya yang nggak bahagia. Saya yang ikut mellow dan sedih banget pas naro Bebe di daycare jadi efek negatif buat Bebenya sendiri. Harus ceria ya nanti lagi! #monolog

source: babycenter 

Tapi ya, jadi orangtua kan pembelajaran seumur hidup nih, ya udah saya terima kesalahan saya dan mulai menata hati serta logika biar bisa kembali tegas sama Bebe. Dan emang kerasa banget loh Bebe manja kalau ada saya doang!

Kemarin pagi akhirnya nguat-nguatin hati dan tetep turun di kantor. Bebe ngamuk di-strap di car seat. Nggak nyampe 5 menit JG chat katanya Bebe udah berhenti nangis dan langsung ceria. YAELAAHHH.

Hari-hari sebelumnya berarti emang sayanya yang drama. Pake aturan nganter ke daycare segala, mandiin, nemenin makan, dan ikut sedih pas akhirnya saya tetep harus berangkat kerja. Besokannya juga sama, pake cium-ciumin terus selama di mobil, ngamuk deh akhirnya pas turun di daycare.

Lagian saya ngapain drama coba, kalau pun Bebe di rumah seharian sama saya, pasti ada aja kok yang bikin dia nangis. Yang ada malah makin gampang ngambek karena saya manjain. Sementara di daycare dia jarang banget nangis.

Well, itulah cerita minggu ini dari saya. Semoga bisa diambil hikmahnya ya bahwa jika merasa anak manja maka bercermin dulu pada perilaku kita sendiri. :)

Selamat akhir pekan!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
5 comments on "Memanjakan Bebe"
  1. Bener banget itu mbak Annisa. Anak itu cerminan kita kok. AKu juga jadi sering mikir dan introspeksi diri, kenapa Rafa sering teriak-teriak. ternyata niru aku juga-yang sayangnya- masih sering teriak :(

    ReplyDelete
  2. Kaca emang anak mah. Apa aja yang kita lakukan akan terpantul di sana. Makasih remindernya, Cha. Semangat Ibu!Semangat Bebe!:)

    ReplyDelete
  3. huhuuuuhu, jadi aku mulai harus mempersiapkan diri menjadi wanita lemah lembut biar anakku ngga gampang teriak2 (efek niru ibunya)

    ReplyDelete
  4. "ke mall niatnya beli tas sendiri, sampai sana malah beliin sepatu anak"

    kemudian beli baju anak juga, soalnya ga match sama sepatu barunya

    hahahahahah...

    ReplyDelete
  5. Guilty as charged!
    Gitu deh kira-kira dilemanya working mom. I've been there before so I knew how it feels. Tapi itu artinya kita masih normal, Cha.
    Suamiku pernah bilang, kita ga bisa sempurna dalam semua hal (maksudnya as Mom & working mom). Jadinya just do our best aja. Gitu kira-kira. You can manage, I assure you! Salam utk JG ya, say :)

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)