-->

Memutuskan Menetap

on
Friday, September 15, 2017

Jadi ceritanya, saya dan JG lagi galau pengen pindah rumah. Galau pertama karena insecure abis kemalingan, galau kedua adalah sekolah Bebe yang astaga jauhnyaaaa.

Sori ralat, macetnyaaaaa. Sampai rumah jam 8 mulu nih jadinya. Iya sih kami masih mengusung prinsip "biar macet asal sama-sama" tapi insecure banget beneran gara-gara rumah kecurian dua kali. Kaya ngerasa "oh mungkin ini udah saatnya kami pindah" gitu.

Karena kalau secara jarak sih sebenernya nggak ngaruh amat ya, sama-sama searah dari kantor JG mau pulang. Cuma macetnya jadi combo banget soalnya kalau daycare lama tuh bisa lewat jalan tikus gang-gang sempit yang jarang dilewati manusia. Kalau sekarang jalannya bener-bener jalan utama yang yaahhh, dilewati semua mobil hhhh.

Kenapa atuh pilih sekolah di situ bukannya cari yang deket aja?

Duh ya baru setelah urusan sekolah ini saya jadi ngerti bahwa jarak dan waktu bisa dikompromi tapi sekolah yang bagus tidak. Artinya (untuk sekarang) mending jauh tapi sekolahnya bagus, daripada deket tapi sayanya nggak sreg sama sekolahnya.

Kecuali memang nggak punya pilihan, misal kami nggak punya mobil, atau saya dan JG lembur terus gitu misalnya. Ini kan nggak, kami masih bisa anter jemput tanpa ganggu kerjaan, dan Bebe bisa tetep nyaman juga bobo atau main sama saya di mobil. Dan since dia udah ikut rutinitas kami kerja sejak umurnya 3 bulan, dia kayanya hepi-hepi aja nggak capek gimana.

Karena pilihan sekolah yang mending itu nggak ada. Bukannya ada, tapi kami nggak mau kompromi. Emang nggak ada aja. Sekolah yang sekarang ini yang terdekat. Beratnya hidup di Jakarta lol.

(Baca: Memaknai Pilihan)

Dan urusan pindah rumah ini bikin saya mikir, untung ya ngontrak jadi bisa pindah kapan aja. Kalau rumah sendiri gimana?

Kalau di kampung halaman (in our case, Bandung) sih pasti masih kebayang karena tau persis areanya, lah di Jakarta? Buat kami yang asli Bandung, gimana cara memutuskan untuk menetap?

Karena nggak mampu beli rumah di Jakarta, gimana cara kami memutuskan akan tinggal di Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, atau mana? Kenapa pilih itu? Kalau pindah ke Bogor misalnya, apa siap selamanya jadi orang Bogor?

AAKKK NGGAK SANGGUP MIKIRINNYA.

Kaya kalian dateng ke satu area yang nggak pernah kalian datengin sebelumnya, terus tiba-tiba harus tinggal di sana, dengan neighborhood yang sama sekali asing, nggak tau harus jajan pempek di mana, nggak tau harus ke supermarket yang mana.

DAN INGAT KOMITMEN KPR (MISAL) 15 TAHUN DI SANA. Yang artinya lo harus tinggal di sana terus-terusan sampai anak lo SMA. OMG SEREM NGGAK SIH. Kaya orang asing dipaksa adaptasi gitu.

Stres abis mikirinnya hahahahaha. Kalau nggak betah gimana? Kalau tetangganya rese gimana? Kalau ternyata nggak betah karena alesan apapun gimana? Dibetah-betahin aja kan rumah sendiri, kalau rumah sendiri kerasanya beda kok, kata orang gitu.

Tapi tetep euy, belum punya nyali. Bahkan untuk sekadar, survey yuk ke daerah A cari-cari tau harga rumah. Itu aja nggak berani. Nggak berani karena bingung A itu daerah YANG MANA? Apakah kita akan membangun rumah di sana dan jadi orang sana sehingga di masa depan Bebe akan pulang bawa istri dan anaknya ke rumah kami di kota itu?

Karena di otak itu kalau pulang kampung ya ke Bandung.

Makanya sampai sekarang, saya dan JG belum memutuskan akan menetap di mana persisnya. Well untungnya sih udah punya rumah di Bandung ya jadi nggak diresein orang dengan "beli rumah kali jangan main terus". Ya ini udah, cicilannya tinggal 7 tahun lagi, udah setengah lewat.

Untuk sekarang kami kaya go with the flow gitu. Apalagi setelah konmari-an ya, barang jadi sedikit banget jadi kalau pindah pun rasanya nggak akan stres-stres amat sama packing.

(Baca: Beres-beres Rumah ala Konmari)

Saya juga mikir apa karena kami tinggalnya di Jakarta ya jadi takut nggak betah dan bawaannya curigaan banget. Kalau misal tiba-tiba harus permanen tinggal di negara yang proper segala-galanya sih MUNGKIN bakal dibetah-betahin aja toh dapet "sesuatu" juga dengan ngebetah-betahin diri.

"Sesuatu" as in jalanan rapi, penduduk yang educated, jadi nggak serobot antrian atau buang sampah sembarangan, ya yang nggak bikin lo sakit kepala lah. Tapi kan ini Jakarta dan kota satelitnya, di mana semua jenis manusia ada. Dari yang nggak berpendidikan, ke yang pendidikannya tinggi banget sampai yang pendidikannya tinggi banget tapi kaya nggak ada otaknya gitu juga lengkap.

Don't get me wrong, saya happy kok tinggal di Jakarta. Karena nggak tau mau kerja apa di kota lain hahahahaha. Tapi ya itu, sebetah-betahnya tetep nggak berani bilang "oke karena gue seumur hidup akan kerja di Jakarta, maka gue akan beli rumah di Depok! Ayo kita survey rumah di Depok!" gitu misalnya. Nggak berani bangeeettt hahahaha.

Kenapa ya? Mungkin karena deep down inside kami cinta Bandung. Kalau pun harus meneguhkan hati selamanya akan tinggal di mana, ya di Bandung lah.

Dan mungkin juga karena Bandung lebih nyaman dibanding Jakarta ya. Maksudnya kalau kampung halaman kalian di kampung banget atau nggak nyaman ditinggali kan ya pasti lebih pilih Jakarta lah. Kalau Bandung kan kota besar juga, nggak jauh-jauh amat dari Jakarta, kerjaan juga pasti ada bagi kalian yang mau berusaha lol.

Jadi ya, apa alasan kalian memutuskan menetap di kota baru yang bukan Jakarta dan bukan kampung halaman? Share dong, siapa tau aku terinspirasi!

MAKASIHHHH!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
14 comments on "Memutuskan Menetap"
  1. Pindah kontrakan, Teh! Wkwkwk.

    Alesan yang sama sih. Setelah 25 tahun tinggal di Rancaekek, terus akhirnya memutuskan pindah ke Ujungberung (yang masih sama aja jauhnya). Pindah karena di Rancaekek kami udah kemalingan 3x dalam rentang waktu yang berdekatan T_T mana tinggal cuma berdua sama ibu waktu itu. Mikir agak lebay sih memang, karena takutnya bukan cuma kemalingan aja tapi malingnya kalap sampe (amit2) nyerang kita misalnya.

    Terus akhirnya memutuskan nyari rumah deket rumah nenek dan keluarga lainnya yang lingkungannya juga udah familiar.

    Tapi kalau aku ngalamin kasus kaya Teh Stev sih, better pindah terus ngontrak lagi dibanding beli rumah.

    Buat apa juga sih beli rumah di tempat kita bekerja, bukan di tempat dimana kita akan menghabiskan masa tua. Masa tuanya bakal balik lagi ke kampung halaman kan?!

    ReplyDelete
  2. Aku di Solo Mba. Aku asli Purworejo dan suami lahirnya di Majalengka. Sama2 kota kecil sih, ngga kayak Bandung.
    Dulu kami juga bingung mau tinggal dimana. Kami berdua sih, deep down inside (niru kata mbaknya, haha) pengen tinggal di Purworejo, tapi ngga utk saat ini. Kenapa ngga di Majalengka yg notabene kota asli suami? Karena kata dia sendiri, dia ngga nyaman disana. Rumah, bagi dia itu ya di Purworejo.
    Tapi tahun lalu kami akhirnya beli rumah di Solo Mba. Karena kalo ngontrak terus, uangnya ngga kekumpul, mikirnya sih gitu.
    Kalo nanti suatu saat suami pindah kerja gimana? Belum kepikir sih, tapi kayaknya ya antara jual rumah atau dikontrakkan gitu aja. Hehehe...
    Betewe Mba, dulu aku sempat hidup di Bogor lho. Bogor juga enak koq ditinggali. Cari yang dekat tol aja.. Hihi.. Tapi kalau yang di kotanya sih emang macet bgt katanya. Sekitar Cibinong gitu mungkin Mba.. Hihi..

    ReplyDelete
  3. Aku dan suami sungguh mikir kayak gini banget, tapi orang tua aku malah ngedorong-dorong untuk beli rumah di Cikarang (oh why???) padahal ya pngnnya masih sama, pingin balik lagi kerja dan menetap di Surabaya. Kerja di Cikarang sini mah buat cari pengalaman kerja dan hidup aja.
    Tapi balik lagi, kadang pemikiran orang tua bisa jauh lebih ribet kalo nggak diturutin, dan karena males teramat sangat ribut sm emak yang sensian, akhirnya aku dan suami beli rumah. Baru kami tempatin 6 bulan ini, dan sudah memantapkan untuk ga mau renov apa-apa karena toh ga mau selamanya di situ juga. #jadi curhat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Farah, salam kenal. Maaf langsung nyamber :) Aku juga tinggal di Cikarang tapi sampai sekarang (sudah jalan 4 thn menikah) masih ngontrak rumah di Cikarang baru, Jababeka. Masih galau antara beli rumah di Cikarang atau di Bandung (tempat tinggal ortu aku). Kalau boleh tau Mbak Farah beli rumah di Cikarangnya daerah mana? Thanks.

      Delete
    2. Halo, Mbak Cita :D
      Saya beli rumah di Cikarang Utara, yang arah Sukatani, Mbak. Memang jauh dari kantor, tapi dekat stasiun sih lumayan kan bentar lagi juga KRL mulai beroperaasi sampe Cikarang.
      Pngnnya mah cari yang deket kantor (yaitu Lippo) tapi ku tak sanggup nyicilnya hahaha :p

      Delete
  4. Saya pernah ngobrol sama suami untuk nyari - nyari kerjaan di luar kota dan menetap di kota baru, tp apakah saya sanggup? haha kadang saya ngerasa gimana gitu jauh dari Bandung

    ReplyDelete
  5. Kami asli bandung kaka, tpi gimana sekarang menetap ambil kpr di bogor pinggiran. Tapi kami berencana suatu saat akan kembali ke bandung, walau entah rumah di sana udah mahal kali, dan bakalan dapet rumahnya udah di cimahi *bandung juga si, maksain. Ya kita kalo pulang kampung nganggepnya ya ke bandung, di sini mah tempat tinggal ajah.

    ReplyDelete
  6. Kalo aku dan suami, pindah2 cha tinggalnya, ya karena kerjaan suami, ada proyek baru di Pekanbaru, pindah. Sekarang pindah lagi di Subang, jadi..hidup rumah kontrakan hehe.
    Kami asli Jawa Timur,udah punya rumah di Batam, karena suami kerjanya di Batam. Sekarang rumahnya ditinggal dan di kontrakin,mau dijual sayang banget, masih muda kok jual rumah haha. Rencana sih pulang kampung,tetep ya..

    ReplyDelete
  7. Aku malah hidupnya nomaden, hahaha. Tapi udah mulai mikir mau sampe kapan? Untuk menetap, kami nggak mau di Jakarta (kampung suami) banyak lah alasannya. Rumah dan biaya hidup mahal, macet dsb dll. Nggak mau di Kebumen (kampungku) karena di sana nggak ada apa-apa (kata suamiku, LOL). Setelah pertimbangan yang begituuu panjang antara Bandung, Malang, atau Jogja, akhirnya kemarin bikin surat pengajuan mutasi ke Jogja. Jika terkabul dan di sana enak dan betah, mungkin mau beli rumah yang akan kami tempati di masa tua. Ada amin?^^

    ReplyDelete
  8. dari sebelum nikah ku udah punya cita cita tinggal jauh dr kampung halaman sih hhha biar punya kampung buat mudik pas lebaran *apaancoba 😬

    ReplyDelete
  9. Pingin ikutan komen meski tidak berkontribusi apapun *apaan sih.
    Aku sependapat dengan mbak Rotun Df. Tentukan saja tempat tinggal yang nyaman buat semua, yang penting terjangkau fasilitas dan harganya. Dan Yogya adalah pilihan yang pas. Yogyesss. Meskipun aku tidak tinggal di Yogya, tapi kota itu selalu ngangenin *ini komentar kok kemana2? Maafkeun yak

    ReplyDelete
  10. Hi Annisa,

    wah, kok bisa pas banget sama yang saya alami. Ini baru aja pindahan ke tempat baru. Masih ngaso di kamar dan malas unpacking. Sebelumnya habis peluk2an sama teman2 di tempat lama karena kami semua pindah dan memorinya banyak sekali. Masih agak limbung karena dalam sebulan, banyak sekali perubahan dalam kehidupan saya.


    Menjawab pertanyaan terakhir di post ini, alasan saya pindah adalah karena ingin hidup baru. Ingin tantangan. Dan kalau lagi down, biasanya saya meyakinkan diri: "It's all going to be worth it."

    Semoga ya :)

    -Putri

    ReplyDelete
  11. ahhaha ternyata kita memposting hal yang mirip. bagiku, pulang kampung itu ya ke Pekalongan. makanya sampai sekarang belum berani nyari rumah di Bekasi. coba-coba apartemen Meikarta, tapi namanya apartemen ya kurang bisa disebut kampung halaman...dan pasti gkan selamanya beranak cucu disitu

    ReplyDelete
  12. *nimpalin ah

    Puas merantau ke Kota yang lebih kecil daripada kota asal (lahir dan besar di Jakarta lalu lanjut kuliah 4 tahun di Padang), bikin gue punya sudut pandang lain soal Jakarta dan kota untuk menetap.

    Kota untuk menetap, enggak harus jadi kota yang kita paling suka.. yang penting kita tetap bisa bertahan hidup dan tumbuh di tempat itu.

    sedangkan kampung, pastilah gak tergantikan dengan hal apapun juga terutama soal nyaman, dekat dengan kerabat, lingkungan yang udah kita tau banget,, makanya pulang kampung selalu diperjuangkan dengan cara apapun karena kita selalu kangen sama hal2 diatas :)

    jadi meskipun bertahun2 menetap di Padang, gue tetep kangen sama Jakarta dan selalu mengusahakan untuk pulang.

    Emang sih, pas selesai kuliah akhirnya pulang ke Jakarta lagi, soalnya peluang dan kesempatan kerja untuk latar belakang pendidikan gue itu susah di Padang.. Makanya cari kerja di Jakarta lagi (Pulang Kota nih ceritanya, haha)

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)