-->

2019

on
Wednesday, January 1, 2020
Waw, 2019 jadi tahun blogpost tersedikit. Agak lucu karena di 2018 saya niat banget pengen Instagram bisa swipe up biar bisa share postingan blog di IG.


Kenyataannya setelah bisa swipe up, malah rajin nulis di IG story dan jarang blogging huhu sedih banget. Ditambah kerjaan di kantor sekarang nulis ya makin-makin males nulis di blog. Baru kerasa tahun ini nggak bisa tracking sejarah hidup apa-apa karena duh semua malah ditulis di story. Nggak bisa search by keyword emosyyyy sama diri sendiri yang kurang niat nulis blog.

Manusia memang sumber ketakbersyukuran, taking things for granted huft

T_______T

Tapi ya udalah, sering share di story followers nambah 2 kali lipat dalam setahun. Tetep belum buanyak banget sampai ratus ribu. Tapi emang sharing saya kan niche banget gitu kan kalau dipikir-pikir. Nggak mellow, nggak puk-pukin orang, nggak suka bahas keramaian, yang ada orang baper karena saya omelin "salah sendiri" mulu hahahahahuhuhu.

Gimana 2019-nya? Alhamdulillah jadi tahun yang semakin stabil. Dibandingkan dengan 2018, tahun ini iya capek tapi puas sih. Nggak galau lagi sama hidup, nggak marah lagi, tahun yang baik-baik saja. Senang sekali rasanya setelah 2 tahun terakhir rasanya kok berantakan banget hidup saya tuh huhu.

(Baca: The Scary, Scary Adulthood)

Dari percakapan dengan JG kemarin, sepertinya saya udah adaptasi. Jadi awalnya ngomongin stay at home dad yang profilnya ditulis di Mommies Daily, terus jadi bahas betapa dulu kami maunya JG jadi stay at home dad dan saya pursue karier gitu.

Pada masanya, itu adalah rumah tangga dambaan kami berdua. Rumah tangga yang sesuai passion masing-masing. Dulu saya suka kerja di kantor, punya tim, dengan KPI ini itu, yang disuruhnya 100% saya kasih 120% lol ngerepotin diri sendiri sukanya tuh. :'))

Lalu JG yang suka sekali ngerjain kerjaan rumah tangga. Yang passionate sekali pada parenting sampai di kantornya suka ngasih saran-saran parenting gitu pada yang bertanya hahahaha. Yang maunya di rumah aja ngurus rumah dan nunggu saya pulang kerja.

Mimpi yang ternyata saya paksa kubur dalam-dalam saat Bebe lahir karena saya tidak mau kehilangan masa kecilnya. Mimpi yang mungkin bisa saya raih dengan berbagai kesempatan yang sebenarnya muncul dari beberapa tawaran interview di LinkedIn namun saya abaikan dengan tangis berderai-derai.

(Baca: Untuk Kalian, Ibu-Ibu yang Baru Saja Melahirkan Anak Pertama)

Prioritas saya anak dulu, Bebe dulu, sepenuh yang saya bisa, sejauh yang saya mampu. Dan ternyata saya tidak menyesal. Bebe tumbuh seperti yang saya bayangkan, yang saya inginkan, tidak pernah merasa dia kurang suatu apapun, I’m really proud of him.

Apakah kalau dulu saya pindah kerja dan kejar karier Bebe akan seperti ini? Ataukah ada hal-hal yang jadi saya sesali karena saya kehilangan waktu belajar jadi orangtua dan memilih bekerja demi pencapaian saya sendiri?

Waktu untuk mengejar karier hilang, usia saya juga tidak berkurang, Tapi waktu untuk Bebe tumbuh besar juga kan tetap berjalan, usia dia semakin besar dan saya trust issue saya terlalu parah jadi tidak percaya dia dibesarkan siapapun kecuali saya sendiri.

Lagipula saya kan bisa 100% fokus pada Bebe itu karena kantor adalah jadi support system yang baik. Yang tidak terlalu peduli pada izin anak sakit tanpa memaksa ambil cuti. Yang mengerti kalau anak itu prioritas utama bukannya deadline kerjaan.

Dua kantor saya selama saya bersama Bebe, sadar benar bahwa saya adalah ibu dan mereka sangat menghargai itu. Saya juga tahu persis kalau ini privilege. Kemewahan yang tidak dengan mudah didapat di kantor lain. Meski mungkin di kantor lain jabatan saya bisa lebih baik atau gaji saya bisa lebih tinggi.

Yah, namanya manusia, survival mode utama kan adaptasi ya. Secara nggak sadar ketika saya marah sekali pada hidup di tahun 2015-2017 itu pelan-pelan saya adaptasi. Dan ternyata perjalanan adaptasi ini bikin perubahan besar. Saya jadi nggak ngoyo lagi kejar karier dan udah nggak pengen JG stay at home dad hahahaha.

Jadi nggak yakin apa saya bisa dengan single income dari diri saya sendiri? Saya maunya double income aja tapi kami sama-sama kerja dengan prinsip work life balance. Daripada single income tapi salah satu kerja terus kannn.

Dalam proses adaptasi itu saya cari hal lain yang bisa bikin saya tetap merasa berkarya tanpa karier di kantor. Saya nulis blog banyak sekali, saya belajar bikin konten di YouTube, belajar makeup, sampai belajar gambar di 2018 dan surprisingly mengembalikan kepercayaan diri.

(Baca: Mengapa Menggambar)

Di 2019 saya dengan percaya diri bisa bilang saya BISA gambar. Masih terus belajar karena siapa sih yang tidak? Hidup kan memang terus belajar, tapi saya bisa.

Untuk ulang tahun Bebe yang kelima saya menggambar satu buku ilustrasi tulisan saya sendiri, dengan gambar saya sendiri. Buku itu dijual dengan sistem buy 1 donate 1, terjual 250 buku dan menyumbang 250 buku ke Taman Bacaan Pelangi dan berbagai PAUD di Jakarta dan Bandung.

Bangganya luar biasa, saya yang seumur hidup yakin tidak bisa gambar, tiba-tiba jualan buku! Ya meskipun cetak sendiri bukan lewat penerbit ahahaha.

Capeknya juga ya ampun, jual 250 buku di Tokopedia, print alamat sendiri, bungkus sendiri, jalan ke JNE sendiri. Nyerah banget lho cuma berdua beginian sampai pengen bayar mimin akutuh tapi kan ini project charity jadi uang dari manaaaa bayar mimin?

Iya udah bikin buku tapi tetep nggak mau ambil job gambar. Karena sejauh ini, gambar bikin rileks dan senang, nggak mau dihancurkan dengan ambil job dengan deadline, nanti jadi nggak happy lagi gambarnya.

Selain buku, saya juga bikin gif di Instagram Story! Nggak niat apa-apa, lebih karena kepo aja katanya approvalnya susah blablabla. Saya nggak susah sih, cuma sekarang udah nggak muncul lagi hahaha. Mungkin karena nggak di-update dengan gif baru jadi ya ketumpuk gif lain.

(Baca: Kenapa Ortu Zaman Dulu Anaknya Banyak)

Lalu di pertengahan tahun sedikit dikecewakan orang. Janjinya mau diajak ke satu negara terus dicancel begitu saja padahal udah ambil cuti hhh. Mana cutinya pake sistem kan jadi kalau udah di-approve semua ya nggak bisa cancel.

Rewel lah ke group ngajakin siapapun yang bisa diajak jalan. Cus ke India. Hahaha. Sungguh random.

Nggak nonton film India, nggak ngikutin penyanyinya juga, tau-tau ada di sana dan seru banget sihhh. Harus diagendakan pergi jauh ke tempat random bersama teman tuh. Jangan Singapur lagi Singapur lagi hahahaha.

Di pertengahan tahun pengen ambil sertifikasi tapi apa ya? Setelah ikut kelas financial planning di kantor, tercerahkan kalau saya kayanya passion nih soal personal finance dan mau ambil CFP. Ngomong di group, mbawin juga mau tapi nyari di Medan nggak ada. Jadilah sama-sama ambil di Jakarta di bulan Agustus.

September-Oktober leyeh-leyeh, November ujian CFP dan lulus! Di bulan yang sama, juga keliling cari sekolah cadangan 2 dan 3 untuk Bebe. Di minggu saya ujian, juga dilewati sambil Bebe tes SD. Stresnya ampun sampai rasanya ngambang banget.

Terbayar dengan jadi pembicara soal finance pertama kali bareng Bareksa. Lalu mulai kulwap-kulwap yang sangat menyenangkan karena sharing masalah sama mbawin. Kebayang kulwap sendirian dan harus dengerin masalah keuangan sebanyak itu orang hadeh bisa-bisa saya yang ikut stres hahahaha. So far udah kulwap 5 kali masing-masing 100 orang dan masih ada 800 orang waiting list!

Di Desember, liburan ke Singapura sekeluarga, Bebe dan JG nonton Monster Jam Live sementara saya leyeh-leyeh. Di bulan ini juga masih banyak event sampai rasanya tiap hari cuma makeup dan hapus makeup aja. Akhir tahun di Bandung, leyeh-leyeh, jajan, belanja. WHAT A YEAR!

Ada satu target nggak tercapai sih yaitu followers IG 50ribu LOL. Tapi tahun kemarin itu saya nggak punya banyak resolusi berarti selain followers. Nggak merencanakan bikin buku apalagi ambil CFP. Jadi ya udalah followers bisa nyusul kapan-kapan hahaha.

Penting amat jumlah followers? Iya penting banget biar sekali sharing tuh yang denger langsung banyak. Biar kerasa ngasih impact gitu ahahaha. Plus biar rate card naik juga kan. EH ADUH LOL.

Dulu terobsesi page views, sekarang terobsesi jumlah orang yang share postingan saya di IG HAHAHA. Sungguh saya nggak merhatiin likes, lebih senang lihat seberapa banyak yang share ke temennya atau share ke story. Kaya lebih bermakna gitu. :’))))

2020 sepertinya akan banyak kejutan. Ada beberapa hal yang belum bisa saya share dulu karena belum pasti. Yang pasti, saya udah cicil buku. Beberapa halaman saya gambar dari awal karena nggak puas sama yang sebelumnya. Meskipun nggak ada jaminan saya puas juga sama yang sekarang juga sih. Tau banget sama diri sendiri, susah puas huhu.

HAPPY NEW YEAR!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
7 comments on "2019"
  1. Kak Icha happy new year!! Aku kangen banget sama postingannya kak Icha karena aku...gak punya IG hahaha. Baca tulisannya kak Icha tentang perjalanan setahun tuh bikin aku semangat juga buat melakukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah aku coba, thank you so much udah update blog lagi kak!

    ReplyDelete
  2. Happy new year Kak Icha sekeluarga! Soal jarang nulis blog iyaa lho, akutu sebenernya lebih suka mantengin blog biar nggak usah slide-slide LOL tapi turut senang dengan pencapaiannya sepanjang tahun 2019 kemarin. Keren amat, sih! Soal prioritas anak itu aku berasa banget deh. Awalnya suntuk banget memang, kayak nggak bisa ngapa-ngapain. Cuma ya kalo dilihat hasilnya sekarang ini kok ya bangga juga huhu

    Ditunggu kejutan-kejutan baiknya di tahun 2020, ya! (:

    ReplyDelete
  3. Kak Icha, aku punya beberapa temen yang nyambung banget kalau ngomongin segala hal tentang kehidupan. Ada perasaan senang tersendiri, sih, pas aku share profil IG kakak ke mereka dan mereka menganggap itu bermanfaat banget. Aku jadi ketagihan, dikit-dikit pengen ngasih tahu orang kalau ada Annisast yang postingan IG dan blognya inspiratif.

    ReplyDelete
  4. These two things are what most website admins experience difficulty adjusting. These things appear to consistently be on furthest edges.blog comments service in 1$

    ReplyDelete
  5. keren banget si kak. aku yang biasa hidup ngalir aja jadi semangat lagi bikin resolusi yang terarah eaa haha.

    ReplyDelete
  6. Wow kakak produktif sekali. Semoga 2020 kita semakin baik :D

    ReplyDelete
  7. Bacanya ampe ngos²an karena kena banget energinya icha.. Seneng dan makin wow ngeliat icha.. Congratulation atas segala pencapaiannya..

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)