-->

#SassyThursday: Rasisme

on
Thursday, August 18, 2016


Gue nggak tahu kalau sekolah di kota lain tapi anak-anak sekolah di Bandung itu sadar ras sekali. Minimal kita punya teman dengan panggilan "Jawa" kan karena dia bukan orang Sunda?

Gue punya. JG juga.

Tapi dulu rasanya tak terpikir sama sekali bahwa itu adalah hal rasis. Entah kami yang terlalu polos atau karena si "Jawa" pun sepertinya tidak marah atau kesal mendapat julukan itu.

Poinnya adalah, kita dengan mudah menjuluki orang lain berdasarkan rasnya dan kenapakah kita harus membeda-bedakan orang berdasarkan ras?

Baca punya Nahla:

Entahlah mungkin naturalnya memang seperti itu. Kita merasa kita sama kemudian ketika kita menemukan seseorang dengan logat bicara yang berbeda, kita lantas tertarik dan lahirlah julukan yang rasis itu.

Masalahnya di mana? Mungkin sebenarnya tidak ada, tapi hal-hal seperti ini rawan menimbulkan perpecahan. Karena bisa saja orang minoritas itu menjadi tidak nyaman dan jadi timbul gesekan-gesekan yang sebenernya nggak perlu kalau aja becanda ras itu nggak dilakukan.

Gue jadi inget temen yang orang Papua. Kulitnya hitam, rambutnya keriting. Seiring berjalannya waktu ia merawat diri dan mengubah kulitnya menjadi putih. Jauh lebih putih dibanding kulit asli Papua. Ia juga meluruskan rambut.

Kami dulu diam-diam men-judge dia karena "why are you trying so hard to be a javanese?" Sekarang setelah dipikir-pikir, mungkin dia hanya "trying to fit in" karena jadi beda itu tidak mudah. Mungkin banyak ketidaknyamanan yang dia dapatkan dengan warna kulit aslinya sehingga ia berusaha jadi sama dengan orang-orang di sekitar dia.

Kasihan ya. :(

Tapi gue sendiri bisa dibilang beruntung karena ketika Nahla muncul dengan ide menulis soal rasisme ini, gue sama sekali nggak tahu harus menulis apa. Gue baru sadar itu ternyata karena gue nggak terpapar soal rasisme. Gue nggak hidup di lingkungan yang begitu bodoh dan membeda-bedakan orang berdasarkan rasnya. Tapi gue tau, masih banyak tempat di negeri ini yang rasis sekali

Ditambah lagi dengan judgment rasis seperti "galaklah, batak sih!" atau "pelit banget sih kaya orang cina!". Well, orang galak nggak mesti batak dan orang pelit ada di setiap suku dan ras sih. Kenapa harus dikotak-kotakkan?

Kantor gue, perbedaan itu kerasa banget dan kami hidup berdampingan. Berbagai agama ada, yang tidak beragama ada, orang Jawa, Padang, Cina, sampai setengah Indonesia dan bukan orang Indonesia pun banyak. Hal-hal seperti ini tidak pernah jadi topik obrolan and it's a good thing.

Buat kalian yang masih terima perlakuan rasis, ayo bersuara! Kalau ada yang becanda bawa-bawa ras dan kalian tersinggung, ayo bersuara! Minimal bilang aja "eh jangan rasis dong!" Karena mungkin aja si orang itu nggak sadar kalau rasisme bisa membuat orang lain tersinggung. Mungkin dia menganggap itu biasa.

Dan dunia saat ini lagi melek banget loh soal hal-hal seperti ini, thanks to Donald Trump yang rasis melulu orang jadi terbukakan matanya.

Hermione aja sampai berubah warna kulit jadi hitam saking di film-film Harry Potter sebelumnya, orang kulit hitamnya dianggap terlalu sedikit. Emoji aja bisa pilih warna kulit karena kenapa nggak? Kenyataannya nggak semua orang di dunia ini kaukasian kok.

BuzzFeed dan Cosmopolitan dong yang tercanggih. Mereka bikin artikel review lipstik dengan berbagai warna kulit. Karena ya masa bikin artikel review satu warna lipstik tapi yang nyoba cuma orang kulit putih? Yang kulitnya coklat dan hitam juga ingin tahu dong gimana warna itu di kulit mereka.

Keren ya!

Apalagi ya? Ngantuk sih lolol. Cerita dong, ada yang pernah diperlakukan rasis?

PS: Setelah baca punya Nahla gue baru sadar kalau hal rasis yang paling gue liat adalah soal Ahok. Tapi yah, kasian banget sama yang masih teriak-teriak Ahok nggak layak jadi gubernur karena dia Cina. Kasian karena nggak bisa cari kekurangannya sampai teriak hal yang sebenernya nggak ada hubungannya dengan kemampuan jadi gubernur. Enough said. :)

-ast-

Saya bagi-bagi freebies loh! Quote untuk pajangan yang siap di-print dan dimasukkan ke dalam frame. Cek di sini yaaa: FREE PRINTABLE. Jangan lupa juga nonton video minggu ini, Get to Know Me Tag with KG & AST. Videonya ada di bawah postingan ini. :)




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
3 comments on "#SassyThursday: Rasisme"
  1. gara-gara topik rasis, saya jadi merenung. soalnya sepertinya saya juga masih suka mengkotak-kotakan ras. terutama ketika pindah domisili. :')

    ReplyDelete
  2. Satu tahun tinggal di asrama untuk pertukaran budaya bener2 ngajarin aku soal rasisme. Bukan tentang warna kulit sih...tapi ke stereotype misal "orang Sunda kan bla bla"..."orang batak kan ina inu" patah semua itu

    ReplyDelete
  3. kalau aku teh, pas kecil dulu sempet tinggal di Papua beberapa tahun, jadilah kami masyarakat jawa yang minoritas (yaiyalah). cuman seingetku teh, pas SD dulu nggak ada kita rasis-rasisan, malah kayaknya hidup diluar pulau jawa (aku dulu di pulau Biak, Papua) adem ayem aman tentrem, paling yang heboh pas OPM genjatan senjata, itu baru beneran hebohnya, dan kita yang masih sekolah pada libur, hahaha..

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)