-->

Tentang "Modal" Menikah

on
Thursday, July 18, 2013
Jadi tergelitik setelah baca twitnya si mantan waktu kemarin (alah siah mantan dibawa-bawa. lol) tentang modal menikah. Baca itu saya langsung yakin sama dia, yakin untuk nggak nikah sama dia. XD

Kurang lebih dia me-retweet pengusaha muda Bandung pemilik merek keripik pedes yang hits se-indonesia (ngomong we maicih lah). Isinya: "nikah ko ngumpulin modal? mau nikah atau MLM?"

Selain dia dan yang punya maicih, saya sering banget denger orang ngomong gitu, terutama retweet2 dari ustad yang satu itu. Yakin nikah ga butuh modal? Menurut saya mustahil nikah tanpa modal uang. Sekecil apapun itu. Mari kita tilik satu per satu.

Sumber modal:
1. Sendiri (maksudnya dari pasangan yang mau nikah)
2. Orangtua
3. Patungan sama orangtua

Konsep menikah:
1. Hanya akad
2. Akad dan resepsi (di gedung ataupun di rumah)

Jenis orangtua tentang konsep menikah:
1. HARUS resepsi
2. Hanya akad
3. Bebaaaasssss alias terserah anaknya aja.

Pernyataan nikah ga usah nungguin modal karena katanya "pasti ada rejekinya" betul ko ga salah sama sekali. Kan punya kerjaan, ketika udah diputuskan mau nikah ya semua uang dan semua pemasukan dialokasikan ke sana. Tapi menurut saya ada yang salah kalau bilang nikah ga perlu modal.

Untuk yang konsep menikah pertama yaitu "hanya akad", sekecil-kecilnya, butuh sekitar 100ribu untuk menikah. 100ribu tetep aja modal uang toh namanya? 30ribu untuk bayar KUA, 50ribu untuk bayar bikin pas foto, 20ribu untuk bensin ke KUA. Datang ke KUA hari kerja, nikah di aula KUA. Selesai, hanya "modal" 100ribu.

Tapi masalahnya: orangtua mau kaya gitu? Coba pikir lagi, orangtua anda jenis orangtua yang manakah? Saya yakin yang nomor satu jumlahnya paling banyak. HAHAHAHAHAHA. Kalau kata si ustad: "yakinkan orangtua biar mau akad doang". Heug cobain aja "meyakinkan orangtua" itu ga gampang. Saya aja setahun baru di-acc nikah akad doang. Dan ended up ujung-ujungnya ga akad doang juga. Tetep undang 400 orang, meskipun di rumah. -_______-

Ayo saya tantang, orangtua yang level ekonominya kelas menengah ke atas, pasti ga ada yang mau anaknya nikah cuma di KUA. Wong orang yang hidupnya pas-pasan aja maksain diri pinjem duit sana sini ko buat resepsi. Yakin ga butuh modal?

Oke karena ga ada orangtua yang mau anaknya cuma nikah di KUA, fix ya semua mau resepsi ya? Nah ini yang jadi pertanyaan, resepsi kaya apa?

Let's talk about standard Indonesian wedding. Sesedikit-dikitnya resepsi misal undang 300 orang. 300 orang ya bukan 300 undangan jadi 600 orang. 300 orang ini mau dikasih makan apa? Mau dikasih souvenir apa? Mau digelar di mana? Mau pake baju apa? Siapa yang make up? Jengjreng. Masih mau bilang nikah ga butuh modal?

Lain soal kalau orangtua kaya raya dan bisa modalin ratusan juta ya (nah kan modal ratusan juta buat nikah!). Biasanya yang modal nikahnya pas-pasan akan berlindung di balik kalimat: "Bisa diatur soal uang mah" Naaahhh, ini nih yang akan berakhir dengan efek-efek di bawah ini. Akibat mengirit "modal" menikah dan maksain resepsi biar kaya semua orang:

1. Makanan abis satu jam atau bahkan beberapa menit saat resepsi dimulai. Ngirit biaya katering, di-pas aja makanan sama jumlah undangan dikali dua. Padahal kalau mau aman itu jumlah undangan dikali tiga. Udah ngundang banyak orang tapi makanan habis? Duh.

2. Souvenir yang berakhir di tempat sampah atau di mobil selamanya. Sampai laci dashboard mobil isinya souvenir nikahan yang ga dibuka pun dari kotaknya. Saking ga guna dan ga menariknya. Yang penting ada souvenir. *tepok jidat* Buang-buang duit ko gitu amaaaatt. -______-

3. Make up kaya eeerrr banci. Dengan shading super tebel dan menor parah karena make up artist bagus mahal cuy. Kalau kata bude saya, nikah ko kaya mau karnaval. LOL.

4. Dokumentasi seadanya. Dengan video yang editnya di windows movie maker plus efek apa adanya tea. Sayang atuh, katanya nikah sakral? Mau memorable tapi ko malah biaya dokumentasi yang diirit? Logic logic, duh. :)))

Nah sekarang balik ke sumber biaya. Dari mana? Kalau biaya sendiri ya jelas atuh harus ngumpulin modal dulu, nabung dulu. Kalau patungan sama orangtua, yang jelas dari awal ditekankan, orangtua ngasih berapa, kalian ngasih berapa. Jangan persiapan udah berjalan tapi ga saling terbuka soal uang. Lieur siah pasti dijamin. Saya yang terbuka soal uang jadi bersyukur karena sumber stres berkurang satu. :p

Jadi gimana? Masih mau bilang nikah ga butuh modal?

PS: ini postingan PMS jadi emosional. Kalau ada yang tersinggung, refleksi diri ya. Saya cuma ngomong fakta. LOL

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
6 comments on "Tentang "Modal" Menikah"
  1. lagi mbahas ini,,,hahahha sepemikiran kita mak

    ReplyDelete
  2. iya pass bangett meskipun diirit2 ttp, aja nikah itu juga butuh modal..trus gmn klo pasrah bongkok'an??(^_^`))

    ReplyDelete
  3. iya pass bangett meskipun diirit2 ttp, aja nikah itu juga butuh modal..trus gmn klo pasrah bongkok'an??(^_^`))

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)