-->

Puisi Cinta Masa Lalu

on
Friday, January 6, 2017

Siapa yang suka nulis puisi? SAYAAAAA!

Dulu saya anaknya nulis puisi banget, terpengaruh siapa lagi lah selain geng Cinta. Geng Cinta jadi pengaruh besar dalam hidup sampai waktu SMA saya pernah bikin puisi satu halaman dan baca di radio!

Jadi program apa ya namanya lupa, pokoknya program di mana kalau kamu anak sekolah dan punya bakat, kamu boleh tampil dan siaran gitu. Dipandu sama penyiarnya dan saya pun baca puisi. Dih lupa banget puisi apa dan di mana sekarang, sebel padahal penasaran hahahaha.


Baca yang lain:
Gesi: Gamang | Windi Teguh: Pernah Galau | Nahla: Rantai


Terus ya udah bikin puisi mulu random, awalnya tulis tangan, terus ditulis di notes hp Nokia 6600, terakhir di notes Blackberry. Dan ternyata saya cuma bisa bikin puisi kalau lagi galau. 😂😂😂

Iya entah kenapa kegalauan melahirkan kekuatan dalam memilih dan merangkai diksi. Makanya pas pacaran dan LDR sama JG produktip banget bikin puisi. Pas nikah? Yaelah males amat. Niat pun tak ada. 😂😂😂

Monmaap kalau ada kata-kata geografi macam Selat Sunda karena dulu JG pernah ditempatkan di Lampung lama sekali. Alasan yang masuk akal untuk nulis puisi kan? KAN? KAANNN? Pun pendek-pendek karena itu pas zaman semua orang puisian di Twitter. Kangen amat socmed tanpa politik.

Puisi-puisi ini nggak pernah dipublikasikan. Mentok JG doang yang baca. Ini pertama kalinya, entah menurut orang lain bagus atau nggak. Apa layak disebut puisi apa nggak. Saya nggak terlalu paham juga sebenernya sih urusan puisi ini. Cuma pengen ngasih info aja kalau saya juga bisa loh (dulu) nulis mellow mendayu, bukan cuma teriak-teriak curhat aja. Hahahaha.

Enjoy!

Warning: Cheesiness scale: 10 out of 10. 😂😂😂

resah. gelisah. gundah.
lelah. marah.
panah. arah. darah.
merekah nikmat. lamat-lamat.
berat. hasrat. biar luka ini kubebat.

meski cacat.

Jarak dibatasi selat. Hati dibatasi rindu. Aku berdiri tapi tak menapak bumi. Aku berjalan tapi menjejak kekhawatiran. Aku duduk dan tertunduk. Sedih tapi sudah tak bisa menangis.
Cepat pulang, sayang. Berpeluk menghabiskan malam. Bercerita tanpa terbatas sinyal yang kadang gila. Bercium yang bukan titik dua dan tanda bintang.

Kau minta aku beralasan. Alasan mencintaimu yang pasti berujung pujian. Tapi sesungguhnya tiap kalimat pujian pasti memiliki kebalikan. Maka dengan itulah mencintaimu tak pernah butuh alasan.

Angka memaksa kita mengukur. Membuat jarak jadi punya makna. Apa gunanya kalau rindu ini tetap sama?

Membayangkan terpuruk ke pelukanmu kala mengantuk. Tanpa harus menyadari kalau aku hanya terduduk. Sendiri merasakan rindu yang menusuk dan kosong yang merasuk.

Sejauh raga terpisah selat sunda tapi hati terus dipaut oleh rindu yang menghitung mundur waktu. #BaladaLDR

Seperti danau dihiasi bangau, taman bunga cantik berumput hijau limau, suaramu parau dan tak henti meracau: Ini aku yang rendah hati. Cinta kamu setengah mati. TITIK.

Seperti ucapmu tentang pertanyaan ‘sudah makan belum?’ yang tidak pernah begitu sederhana, bagiku 'titik dua dan kurung tutup’ darimu pun selalu dipenuhi tanda tanya.

Adalah kamu di kota itu. Kota di mana mentari terpaksa angkuh agar bisa hadir di antara awan abu-abu. Apakah kamu tahu bahwa rinduku memilihmu?

BOOM! 💣💣💣

Kaget nggak? Hahahaha. Yang mau ketawa silakan, yang enek dan mau muntah silakan loh. Masa muda adalah masa-masa paling layak ditertawakan, apalagi muda dan LDR lolol.

Udah itu aja. Yang mau share puisi lamanya juga boleehhh. Kalau sudah berlalu, mari kita tertawakan bersama. Kalau belum berlalu, sini tante pukpuk. Semua akan berlalu kok. ❤️

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
18 comments on "Puisi Cinta Masa Lalu"
  1. GEOGRAFI. SELAT malaka ga sekalian ditulis sis hahahah

    ReplyDelete
  2. asliii ngakakkkk paaaaraahh, aku mau nertawin diri sndiri juga ahh

    ReplyDelete
  3. ya ampun maaaak, kereeeen banget ini JUARAAAAA

    ReplyDelete
  4. aku pernah bikin puisi yang (menurutku sendiri hahaha) bagus banget, bikinnya pas patah hati waktu SMA XD

    ReplyDelete
  5. Jadi inget dulu aku jg suka bikin puisi. Puisi2 gak jelas gitu deh. Puisi2 galau. Tapi gak tau hilang entah kemana. Dulu kan blm ada digital :)

    ReplyDelete
  6. Abis nikah, aku udah nggak bisa bikin puisi cha :))
    Ini kayanya tulisan lagi rindu banget yaa, kangen berat

    ReplyDelete
  7. Belum lewaaat Kak Icha. Haha. Masih muda dan masih LDRan.
    Tapi kalo sekarang-sekarang ini udah gak mau lagi ah share puisi-puisi galau, ntar dijudge alay huhuu. Padahal di 2012an masih musim nih nulis yang tumplek plek dari hati dibumbui hujan drama haha :D

    ReplyDelete
  8. hahahaha, dari sana ksini kacau bacanya. Kerjaan jaman dulu ya, doyan banget berpuisi ria, kalau dibaca rada malu sekarang ya :)

    ReplyDelete
  9. Mba ichaaa kayak bukan mba icha yang nulis 😂😂 sumpah beda banget gaya nulisnya 😂 tp tetep kereeen!

    Mbaa..akupun samaa..bisa nulis puisi dikala galau atau patah hati berat..setelah nikah,byeee kaga ada nulis2 puisi..kesel sama suami ya lgsg ngomong aja haha.

    ReplyDelete
  10. Hidden gems nih talenta nulis puisinya, bravo!

    ReplyDelete
  11. Sejak putus dari yg terakhir malah ga bisa nulis puisi lagi hahaha :|

    ReplyDelete
  12. Hastagaaaa... Baru baca ini! Serius JG pernah di Lampung? Aku dulu bikin puisi, tapi pas awal2 sama HB doang. Udwh itu males. Kalo yg (katanya) bagus2 sih malah yg bukan buat HB 😂

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)