-->

Makanan, Manusia, dan Uangku

on
Friday, February 1, 2019
Kemarin waktu di ojek otw pulang kantor saya mikirin banget pengen makan malem apa. Terus kesel sendiri karena ihhh bosen sama makanan di apartemen!



Padahal apartemen kami itu apartemen rakyat yang APA JUGA ADA. “APA JUGA ADA” ini adalah nilai jual yang selalu dibanggakan semua orang yang tinggal di sini. Selalu “nggak ada yang nggak ada di sini, mau APA JUGA ADA”.

Apa juga ada ini rangenya dari berbagai jenis manusia hingga ya makanan yang membuat manusia-manusia ini hidup. *HALAH

Iya sebut aja satu makanan lokal top of mind kalian. Makanan Indonesia? Lengkap malah warung makan aja berbagai daerah ada. Makanan Korea? Ada. Makanan Jepang? Ada. Jajanan semacam cilok? Pempek? Siomay? Cincai!

Dari yang kaya gitu sampai semacam Shihlin, KFC, Hokben, d’Crepes, Pizza Hut, Dominos, apa juga adalah sebut aja. Yammie Hotplate yang sudah langka aja ada hahaha.

Mana dari bulan November tahun lalu itu ada Go-Food Festival di foodcourt. Semua makanan diskon 50%, dari cuanki, kebab, taichan sampai nasi liwet cumi asin nggak ada yang lebih dari 20ribu. Hidupku sebetulnya terberkati sekali. T_______T

TAPI TETAP SAJA AKU BOSAN. Triggernya adalah, abis operasi amandel, lanjut JG operasi amandel, kami jadi belum ke mall sama sekali. Akhirnya saya pun mencari-cari yang tidak ada di apartemen.

Katanya semua ada? Iya ada sih tapi … kurang. Ada sushi tapi kurang enak, ada ramen tapi bukan ramen yang saya mau, ada semua tapi tetep bukan yang saya pengenin. :)))))

Di jalan itu saya jadi ketawa sendiri karena “oh aku manusiawi sekali, manusia memang senangnya mencari-cari yang tidak ada padahal semua sebetulnya sudah ada”.

Mencari-cari … yang tidak ada … KOK JADI DEEP GINI PEMBAHASANNYA?

(Baca postingan lama tentang kami yang tidak terlalu mempermasalahkan uang

Coba pikir baik-baik. Perasaan mencari-cari yang tidak ada ini yang bikin kita semua punya idola. Punya seseorang yang sangat kita kagumi. Karena dia punya sesuatu yang kita nggak punya.

Mengagumi menteri perempuan karena wah pinter banget sih dia (nggak kaya diriku ini). Suka banget sama pemikiran Michelle Obama karena ya she’s perfect! (nggak kaya diriku ini). Mengidolakan artis ganteng karena ya gantengan dia daripada suami lol. Nangkep kan maksudnya?

*halah gifnya sok imut*

Secara natural, manusia memang mencari-cari hal yang tidak ada. Hal ini bisa jadi lekat dengan tidak merasa puas. Dekat sekali dengan tidak merasa cukup. BISA JADI LHO. Bisa juga nggak.

Dan sialnya, tidak merasa puas dan sulit merasa cukup itu GAMPANG. Merasa puas dan merasa cukup itu SUSAH. Inikah yang namanya cobaan hidup? Belum lagi gampang banget judge hidup orang lain cuma dari foto-foto bahagia nan aesthetic-nya.

Bener deh, sejak saya banyak share soal hidup dari pernikahan sampai keuangan di IG story, saya jadi terbukakan bahwa banyak sekali orang yang hidupnya nggak sesuai dengan apa yang ia tampilkan di Instagram.

Di Instagram sih fotonya liburan dengan tas-tas mahal, curhatnya cicilan KPR 80% gaji sampai makan aja susah. Di Instagram sih fotonya indah, berdua dengan suami dengan caption romantis “my love”, curhatnya tentang suami yang nggak pernah bisa diajak komunikasi dan nggak pernah mau dengar pendapat istri. Waw, cinta memang buta. Citra bisa semudah itu dibuat di dunia maya.

Namanya manusia, kalau pun kenyataan uangnya nggak ada, ya halu-halu dikit bisalah di Instagram. Fake it until you make it, kan katanya. Nyari apa sih sebenernya? Nyari yang nggak ada? Kaya saya yang nyarinya siomay Imam Bonjol sementara di apartemen adanya siomay Jakarta yang entahlah, nggak pernah seenak siomay Bandung. T______T

Tapi sejujurnya inti dari hidup saya itu adalah makanan. Kalau makan enak, mood jadi lebih baik. Dan karena bukan orang kaya, bertahan makan selalu enak ini mengorbankan lifestyle lain kaya mobil, baju, sepatu, tas, makeup. Biar semua dipake sampai butut dan beli pun yang murah, yang penting makannya enak lol.

Jadi inget kata ibu saya dulu:

“Kamu mah hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup!” SAKING GUE MAKAN MULU KERJAANNYA. Terus apa-apa suka pengen dihabisin hari itu juga hahahaha semacam nggak bisa besok lagi kalau urusan makanan.

Jadi inget juga twit tahun 2017 betapa uang cuma jadi tai doang lol maaf kasar tapi ini memang kenyataan lol.



Jadi intinya apa, seus? Nggak taulah, saya PMS nih, udah dapet notif mulu di aplikasi HP untuk ngingetin harinya sudah dekat. Kalau PMS gini selalu gini tulisannya kan. Ngalor ngidul mikirin hal-hal yang nggak jelas sih tapi kalau dipikirin kok jadi dalem.

Dari milih makanan aja susah ngerasa cukup, gimana soal pencapaian hidup? Kalau dari hal yang receh aja susah bersyukur, gimana bisa dipercaya untuk hal yang lebih besar lagi?

Oiya tadi nemu quote ini, rada bikin mikir sih. Mikir ngapain ya untuk mengubah hidup kalau lagi ngerasa hidup kok gini-gini aja?

“If you want something you’ve never had, you’ve got to do something you’ve never done.”

Kata JG, kalau gitu dia pengen nerbangin pesawat aja jadi pilot karena belum pernah. Baik.

See you! Doakan aku bisa makan enak dan bersyukur selalu ya!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
9 comments on "Makanan, Manusia, dan Uangku"
  1. iya sama sis, bapakku juga bilang pas aku masih awal-awal kerja "kamu mah selama masih bisa makan (MASIH BISA MAKAN LOH YA) gaji sedikit juga ga masalah"

    hellsizme.wordpress.com

    ReplyDelete
  2. Quote terakhirnya membuatku merenung sekali T_T

    ReplyDelete
  3. hidup di era digital now banget teh, manusia emang udah sifat dasarnya juga, karena terlihat semakin unggul maka nilainya semakin baik juga tapi cuman di matanya saja, suka lupa kalau tiap kepala yang memasang mata pada mereka itu punya presepsi yang berbeda pula.

    perkara makan aku juga gitu sih teh, contoh nih.. deket kos ada yang jualan jus, tapi tiap kali beli nggak mau disitu, maunya di sana yang jauh itu. kita mah emang gitu, pokoknya nyari yang nggak ada.

    ReplyDelete
  4. langsung cari gofood siomay imam bonjol. oh ternyata mahal di ongkos. sedi :(

    ReplyDelete
  5. Hahahahahaha.. ya itulah manusia. Memang sejak dilahirkan manusia sudah dibekali rasa "tidak pernah puas". Justru yang seperti itulah yang membuat manusia menjadi sempurna. Penuh dan berbagai keinginan.

    Tetapi karena rasa tidak puas itulah dunia menjadi seperti sekarang karena ada rasa tidak puas. Dunia maju dan berkembang juga hasil dari unsur ketidakpuasan yang ada di hati manusia.

    Itu sisi baiknya.

    Sisi jeleknya, ya kadang ketidakpuasan terhadap apa yang dimilikinya mendorong banyak orang terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak mengenakkan.

    Pada akhirnya akan tergantung pada diri kita sendiri sampai mana batas ketidakpuasan dalam diri kita harus dipenuhi.

    Ehh.. jadi ngomel panjang lebar di blog orang lain.. maaf maaf maaff

    ReplyDelete
  6. Wah sama dong, makan memang mempngaruhi mood. bhakan dalam 5 tahun ini saya menenmukan ketenangan dalam makanan. klo stress makan, wal hasil badan jadi gendut but ...i am more cool. nggak banyak marah marah. hehehe

    ReplyDelete
  7. Aamiin! Ngerasa gitu jg 🤣 dulu nggak punya tabungan, tapi fasih kalo ditanya wisata kuliner 😅

    ReplyDelete
  8. setuju, yang penting cukup makan sudah bersyukur banget :D

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)