-->

Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 1

on
Wednesday, April 8, 2015


Jadi kemarin baca statusnya temen saya di Path. Tentang ibu-ibu masa kini yang kalau di mall, strollernya malah dipake buat taro belanjaan, terus anaknya digendong nanny, dan dia sendiri nenteng belanjaan. Dia bingung melihat pemandangan itu, katanya siapa menggaji siapa sih?

Saya sih nggak bingung. Temen saya itu bisa bilang gitu karena dia belum punya anak. HAHAHAHAHA.

Urusan anak-beranak ini kan memang rawan judge sekali ya seperti yang pernah saya tulis di sini: Tentang Idealisme Punya Bayi. Tapi itu konteksnya yang judge adalah sesama ibu-ibu juga. Nah ini yang nge-judge adalah orang yang belum punya anak. Yang belum merasakan gimana hebohnya mengurus bayi. Atau punya anak, tapi anaknya kalem. Terutama anak perempuan karena percayalah buibu, anak perempuan itu 90% lebih kalem dibanding anak laki-laki. Banyaklah cerita ibu-ibu yang anaknya cewek dan cowok bertestimoni kalau anak ceweknya jauh lebih kalem daripada anaknya cowok. Pas bayi ya ini.

Ibunya temen saya di kantor cerita, dulu waktu bayi temen saya kalau nangis pelaaaannn sekali. Sampai nggak kedengeran. Tau-tau kuning aja gara-gara kurang minum ASI. JAHAHAHAHHAHA. Eh terus adeknya cowok. Boro-boro kuning, nenen kalau belum muntah belum mau berhenti. XD Rahasia umumlah ya kalau anak cowo nenennya kuat banget. Si Bebe waktu bayi sejam nenen sejam tidur sejam nenen sejam tidur. -_____-

Ini daftar hal-hal yang biasanya rawan judge dan pandangan menuduh dari orang-orang:

1. Stroller, nanny, belanjaan, dan bayi

Idealnya: Bayi di stroller. Nanny membawa belanjaan. Ibu mendorong bayi. Kemudian belanja dengan tenang. Semua bahagia.

Kenyataan: Baru 20 menit di stroller anaknya bosan ingin digendong. Kemudian digendong sama ibunya. Setengah jam kemudian ibunya PEGEL DONG SECARA ANAK GUE 9 KILO. Tangan ibunya gemeteran, gendongan mulai merosot. Sementara belanja belum selesai. Anak nggak mau ditaro di stroller. Kasih ke suami nanny, belanjaan taro di stroller. Itu kan guna suami nanny?

Jangan belanja kalau punya bayi? Diem aja di rumah gitu? Kalau diem di rumah bikin bahagia sih nggak apa-apa. Kalau diem di rumah nggak bahagia jangan. Nanti ASI seret, nanti marah-marah sama suami, kebahagiaan rumah tangga terancam. Kemudian ASI seret sama dengan susu formula sama dengan duit bok duit. Mending ngemall, bawa nanny, semua bahagia. Duit susu formula bisa buat belanja. :D

Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem dan mau di stroller. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Bebe kadang mau di stroller kadang mau digendong. Jadi meski bawa stroller ya tetep bawa baby carrier. Jadi pemandangannya lebih tolol lagi. Saya dorong stroller isi belanjaan, Bebe digendong JG pake baby carrier. Ngapain dah bawa stroller kalau begituuuuu? Buat bawa belanjaan.

PS: gendong setengah jam itu udah lebay. Kenyataannya gendong maksimal 15 menit tangan gue udah nggak tahan lagi. LOL Coba dulu deh gendong beras 9 kilo keliling Senayan City. Berasnya gerak ke semua arah ya, nggak diem.

belum bisa jalan tapi maunya kabur molo dari stroller

2. Gadget dan makan di restoran

Idealnya: Bayi duduk di high chair restoran, ayah ibunya mengobrol sambil tersenyum. Anak main dengan mainan sampai ayah ibunya selesai makan. Semua bahagia.

Kenyataan: Bayi duduk sih mau di high chair. TAPI MAINANNYA JANGAN DIJATUH-JATUHIN ATUH, BEBE! Tiga menit sekali mengambil mainan Bebe yang jatuh kemudian dilap. Kalau emaknya hygiene freak lebih stres lagi, mainan dilap pake tisu anti bakteri. Tiga menit kemudian dijatohin lagi, diambil lagi, dilap tisu anti bakteri lagi. Tiga menit kemudian lempar sendok. Tiga menit kemudian makan tisu. Tiga menit kemudian berhasil lolos dari seat belt dan udah berdiri di high chair. Tiga menit kemudian nungging dari high chair berusaha mengambil sendiri sendok yang tadi dijatohin.

KASIH IPADLAH BIAR ANAKNYA NONTON AJA 15 MENIT BIAR AYAH IBU BISA MAKAN DENGAN TENANG.

Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem duduk di high chair. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Percayalah saya selalu iri melihat anak lain yang duduk diem selama ayah ibunya makan. *nangis* Si Bebe nggak dikasih ipad sih ... karena dia nggak mau. Pernah dicoba tapi nggak mau #fail. Jadi mau nggak mau saya sama JG makan gantian. I feel you, ibu-ibu dan ayah-ayah yang ngasih iPad pas anak makan di restoran. Ketenangan makan selama 15 menit adalah luxury. :')))

#azxylocomic feat @hyde_id


3. Tantrum di mall atau di tempat umum lainnya

Idealnya: Jalan-jalan dengan anak sebagai sarana rekreasi di akhir pekan. Anak jalan sendiri diiringi ayah ibunya. Semua bahagia.

Kenyataan: Lihat mainan kemudian pengen beli tapi mahal atau nggak penting kemudian anak ngamuk dan tantrum. Atau anak mah nggak butuh alasan untuk tantrum sih kadang tiba-tiba bosen terus ngamuk dan nangis kejer. Dipandangi orang dengan tatapan menuduh "Dih pasti itu anak dimanja, nggak diajarin sama ayah ibunya dih! Ayah ibunya nggak bisa didik aja sok-sok punya anak."

PERCAYALAH YANG MENATAP MENUDUH GITU PASTI NGGAK PUNYA ANAK. Atau lagi hamil dan udah baca seluruh artikel parenting yang disediakan google jadi dia merasa lebih pintar dalam urusan teori mendidik anak. Padahal pas anaknya lahir mah sama stres juga. XD Atau anaknya kalem. -____-

Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem. Alhamdulillah ya diberkati sekali. Si Bebe nggak pernah tantrum sih. Belum pernah nangis kejer inconsolable gitu. Tapi tiap liat orangtua dengan anak tantrum, saya rasanya pengen pukpuk. Sabar ya buibu, yahayah. Kalian orangtuanya, kalian tau yang terbaik bagaimana mendidik anaknya. :'))))

4. Makan di High Chair

Idealnya: Makan malam bersama ayah dan ibu di meja makan. Anak disuapi atau makan sendiri dengan tenang. Semua bahagia.

Kenyataan 1 (Orang lain): Nggak betah dan bosan di high chair. Nggak mau makan kalau nggak sambil main. To the next level, nggak mau makan kalau nggak sambil main di teras rumah. To the next level, nggak mau makan kalau nggak sambil main di TAMAN DEKET RUMAH, Pusing. Dan anak nggak mau makan itu sedih dan stresnya itu ngalah-ngalahin sedih dan stres mau SPMB. Apapunlah asal anak makan. I feel you ibu-ibu. Mendisiplinkan anak itu nggak semudah pandangan idealis ibu-ibu hamil: POKOKNYA ANAK GUE MAH KALAU MAKAN YA DI KURSI MAKAN! *pengalaman pribadi saat hamil* -_____-

Kenyataan 2 (Bebe): Mau duduk di high chair tapi tinggal tiga suap sebelum habis makannya disembur. Disembur, dilepeh ke meja high chair. Kemudian dimainin pake tangan. Kemudian diusap ke muka, ke rambut, ke baju. Makannya salmon keju. Bau amis. Disembur ke muka kita. Disembur ke baju kita. Padahal baru selesai mandi. Cuma bisa ngakak kalau udah gini. HAHAHAHAHAHAHAHUHUHUHUHUHU T_____T

Bersyukurlah: Kalau anaknya kalem dan mau makan selalu dan belum GTM (gerakan tutup mulut) dan nggak pernah sembur makanan. Alhamdulillah ya diberkati sekali. XD

pencitraan belajar di high chair lol

5. Anak Ditinggal karena Emaknya Kerja

Idealnya: Ayah bekerja, pergi di pagi hari pulang di sore hari sebelum jam 6. Ibu di rumah dandan cantik dan bermain bersama anak sepanjang hari karena pendidik terbaik adalah ibunya, dan karena tumbuh kembang anak tak bisa diulang, jadi sebaiknya ibu nggak usah bekerja, di rumah aja ngurus anak. Semua bahagia.

Kenyataan 1 (daycare): Gaji ayah cuma cukup buat nyicil rumah, bayar kontrakan, bayar daycare, sama kebutuhan sehari-hari. Biaya pendidikan gimana? Ibu has no choice kecuali kerja. Dan ibu *gue* nggak sanggup harus urus anak doang di rumah tanpa kerja. Percayalah, seperti yang sering saya bilang, jadi ibu rumah tangga itu bakat-bakatan. Ada yang bisa menjalaninya dengan bahagia, ada juga yang nggak bisa. Nggak semua sama. Bukan berarti karena lo mampu, gue juga mampu. Sama seperti kerjaan di kantor, ada yang mampu jadi editor, ada yang bertahun-tahun tetep jadi reporter.

Kasihan anak ditaro di daycare? Lebih kasihan kalau sama gue doang di rumah -_____- Sama saya makan susah, makanan nggak sevariatif di daycare, makan cuma sehari 3x (di daycare 5x). Dia nggak bersosialisasi. Dan saya nggak akan bahagia. Bisa nggak waras gue kalau harus 24x7 sama Bebe doang. Kantor adalah me time terbaik. Titik.

Kenyataan 2 (nenek): "Ih mau bikinnya aja nggak mau ngurusnya. Masa ibunya kerja terus malah ngerepotin orangtua, kasihan neneknya udah tua harus ngurus cucu!" NENEKNYA NYET YANG MAKSA PENGEN NGURUS CUCU. *sumpel mulutnya* Banyak yang neneknya yang maksa pengen ngurus si cucu meskipun tetep dibantu nanny. Si nenek juga banyak yang nggak rela anaknya udah sekolah tinggi-tinggi terus keluar kerja dan jadi ibu rumah tangga.

(Baca; Tentang Mengasuh Sendiri vs Diasuh Kakek Nenek)

Bersyukurlah: Kalian yang bahagia bisa jadi ibu rumah tangga dan mengurus anak di rumah. Alhamdulillah ya diberkati sekali.

***

Susah ya jadi orangtua? Yang harus digarisbawahi: NGGAK ADA SALAHNYA PUNYA KEMUDAHAN SEBAGAI ORANGTUA. Mau pake nanny empat padahal anak dua, mau kerja dan ninggalin anak di daycare atau sama neneknya, mau pake iPad biar anak kalem bentaran, syukurilah semua kemudahan itu. Kalau bisa nggak repot kenapa harus repot sih? Semua itu untuk menjaga kewarasan kita sebagai ibu. Ibu yang waras, ibu yang bahagia, adalah ibu yang bisa mendidik anaknya dengan baik.

Lagian ibu yang waras akan tahu kalau ada batasan untuk anak nonton iPad, ada batasan kapan boleh digendong, kapan dibiarin nangis dulu. Kapan harus didisiplinkan dan kapan harus dimanja. :)

Saya sendiri juga bersyukur Bebe bayi aktif. Nggak kebayang kalau anak saya pendiem. Nggak seru. Nggak pantes juga kan secara emak bapaknya berlebihan energi begini. LOL.

Yang jelas sekarang saya nggak mau judge apapun kalau soal urusan anak. Apalagi anaknya lebih gede dari anak saya. Misal anak remaja yang main hp mulu pas lagi kumpul keluarga. Apakah itu masa depanku 15 tahun lagi? Who knows? :p

Jadi silakan judge sajalah aku tak peduliiii yang penting aku bahagiaaaaa. Syalalalalala. XD

(Baca part 2 nya di sini: Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 2)



-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
57 comments on "Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 1"
  1. hahahaha... Tos!
    Punya stroller sekarang cuman nangkring indah digudang, lbh berguna gendongan karena Raya anak tak gendong kemana-mana.
    Makan diluar ga pernah tenang, jadi emak makan seadanya aja, sambil nyuapin anak, ntar abis itu gantian sama pak suami biar bisa makan.
    Tantrum di emol karena liat maenan, pernaah.. Anaknya saya biarin mewek bombay dan cuek dengan tatapan orang2, 2-3 menit kemudian diangkut anaknya dengan bisikan jgn drama2an lagi doong
    HC - biasa makan disini sih, tapi kalau lagi susah ya sudahlah dimanapun kau berada yang penting makan nak :D
    Anak di daycare, emak-bapak kerja: saya banget, ya sudahlah ngga bisa nitip ke nyokap diBandung pun & mertua jg udah ngga sanggup.. Jadi.. syukuri apa yang adaaa, hidup adalah anugeraaah #nyanyi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. TOS! DAN AKU PUNYA STROLLER DUA HAHAHAHAHAHA

      Delete
    2. Huakakaka & sekarang lagi tergoda pengen beli stroller baru, padahal yg satu aja kagak dipake & bulukan digudaang.. yuk dadah

      Delete
    3. hehhehe stroler sekarang berubah jadi mobile high chair :D :D :D

      Delete
  2. Hahahah, yea rite. Gue lah yg hobby judging emak-emak kalo anaknya tantrum di ruang publik dan bawa bayi nonton film dewasa di bioskop. I judge as much I can, hahaha. But dua itu sih yg suka gue lakuin. XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau nonton ke bioskop mah ga berani gueee. >.<

      Delete
    2. Jangan sampai yaaaa! Kalo gak gue judge loh, hahaha. Tapi anak-anak tantrum di ruang publik itu menyebalkan banget: berisik dan bikin pusing. XD

      Delete
  3. Kereeen Mak Annisa. Dikau udah officially jadi blogger terpaporitkuuuh :)

    ReplyDelete
  4. belum punya anak,,tapi setuju sama semua postingan mu,,
    kadanga kita kan main judge aja gak ngerasain,,
    sama lah sama orang orang yang ngejudge perempuan2 yang lebih milih karir ketimbang nikah

    ReplyDelete
  5. Jaj menjaj itu seperinya udh jd bagian dr hidup deh y mak, kalok gk menjaj y dijaj. Tp iu mah trgantung kita jg sih ya mak. Kalau daku biasanya berusha utk tetp tenang, dan mengatakan dlm hati 'aku tahu apa yg aku lakukan'. Prnah dulu si ken nangis di dpn umum smpek abang ijoe gegara minta sesuatu, emak bpknya pun jd tontonan, bahkan ada celetukan2 panas. Tp ya stay cool aja deh, smbl brkata dlm hati 'aku lbh tahu anakq dan aku tahu apa yng harus aku lakukan'. Ya begiulah kiranya.

    ReplyDelete
  6. sama nech mbak, saat makan diluar, iri banget liat anak orang lain duduk manis diapit ibu bapaknya...anak saya.... ya ampun pecicilan kemana2, lari2.... jadi makan juga gantian...

    ReplyDelete
  7. Kwkwkwkw...
    Samaaaaa...
    Arya plek kaya Bebe. Ga mau stroller, ga mau high chair, makanan diecek-ecek ga jelas, diasuh nenek karena neneknya yg maksa. Dan kita samaan kali ya. Kantor itu me time.

    Aku pernah itu dibilang teman yg cowok, katanya aku bukan ibu sejati karena nitipkan anakku sama ibuku. Ga diasuh sendiri. Oh hellow, istri lu aja kerja, anak lu aja daycare. Masih mending anak gw sama mbahnya. Kwkwkw..

    ReplyDelete
  8. Gyahahahaha... Suka sama tulisan ini, karna gue banget.

    Nambah versi gue ya..

    1. Makan duduk manis sampai abis.

    Idealnya: anak makan duduk manis di kursinya. Kita suapin, dia mangap terus. Begitu terus sampe habis.

    Kenyataannya: anak enggak mau makan sambil duduk. Paling bertahan cuma 5 suap. Abis itu main ke sana-sini, lari sana-sini. Ngajak keluar main di depan rumah. Kalo ditegasin, gendong dan iket badannya di kursi, dia bakal nangis kejer2. Meronta2, dan bisa2 tar jatoh dri kursinya.

    Ketimbang enggak makan sama sekali, akhirnya si mama menyerah dengan menyuapinya sambil liat dia loncat2, jalan2, dan mainan di lantai. Dan kalau sore, gabung sama ibu2 di komplek, dan nyuapin anak yg lagi main sama temen2nya.

    Bersyukurlah: Ketika anak kalian sejak kecil (sejak boleh makan) sampe lepas balita, bahkan sampe masuk SD, mereka bisa makan dgn duduk manis, sampe habis. Terberkatilah, bangettt...

    Welcome to the club, Mak...

    Terberkatilah juga anak kita yg super pecicilan. Karna itu tandanya dia sehat. Ketimbang anteng. :D

    ReplyDelete
  9. Mwaa.. iya emang kalo udah punya anak idealisme bubar jalan deh. Yang penting ibu, bapak, dan anaknya bahagia dulu saja sudah cukup.. :)

    ReplyDelete
  10. Dan percayalah mba anak saya juga yang seperti Bebe hahaha. Betul sekali kalau sudah jadi emak akan lebih tahu yaaa, :p

    ReplyDelete
  11. Hihi, saya yang masih single dan belum punya anak jadi merasa harus berhati-hati biar gak main asal judge :D

    ReplyDelete
  12. Wkwkwk bener banget mak!! Bisa meninggi tensi kalo tetap di jalur idealisme :D

    Apapun itu, asal semua nyaman ga pa pa lah ya... ;)

    ReplyDelete
  13. hahaha! saya anak pertama semua dicatet, buat referensi anak kedua, taunya gagal total! semua beda! si kakak maunya digendong, kalo di stroller meronta2 malu2in. Si adek maunya di stroller, kemana2 jadi bawa stroller yang dilipet...anak digendong stroller ditenteng turun naik bis! ampyuuun. Kalo makan saya tetep maksa anak duduk di high chair, mo berantakan mo belepotan urusan entar...yang penting mommy harus makan, bisa gawat kalo mommy laper, bisa-bisa mommynya yang tantrum! nice piece, Mak!

    ReplyDelete
  14. hihi,,,sekarang sedang ngalaming drama soal makan. anakku kalo dikasih makan sama ibunya sambil duduk, cuma abis beberapa suap. kalo digendong pengasuhnya, makanan semangkok abis tuh :D

    ReplyDelete
  15. Anak saya cewek tapi boro2 kalem. Mungkin karena dulu suami pengen anak cowok eh yang lahir cewek :D

    Nambahin ah ttg hal idealis vs realita saat punya bayi versi saya

    1. Clodi vs pospak
    Idealis: nanti anak udah lahir pengen pake clodi aja, katanya lebih hemat, aman untuk lingkungan
    Realita: cuma tahan pake popok kain full day di 2 minggu pertama aja, popok kain di siang hari plus pospak di malam hari 2 minggu berikutnya, abis itu saya nyerah, akhirnya full pospak sampe sekarang anak mau umur 12 bulan. Belum istiqomah mau ngajarin toilet training. Punya clodi 2 biji nganggur.

    2. MPASI homemade tanpa gula, garam dan keju sebelum 1 tahun
    Idealis: MPASI homemade nggak pake gula, garam dan keju sebelum si anak umur 1 tahun
    Realita: anak GTM parah sampai 2 minggu, mulut rapet kena sendok, segala cara udah dicoba, ganti menu, ganti suasana, biasa di kursi makan ganti digendong. Masih nggak mau makan juga. Nyerah. Cobain biskuit pabrikan yang mengandung gula. Cuma doyan 1 hari abis itu dilepeh. Akhirnya MPASI homemade dicampur keju. Menjelang 11 bulan kalo masak untuk si anak mulai dikasih garam seiprit, bikin puding kasih gula, yang penting anak mau makan dan saya nggak stress. Sejak ada bibik, kursi makan jadi nganggur -___-

    Biarlah saya dihujat ibu2 lainnya atas apa yg saya lakukan untuk anak saya huhuhu....

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ini beda versi. ini versi idealisme sebelum punya anak dan setelah punya anak kan. aku juga rencananya mau nulis ini nanti hihihihihi

      Delete
    2. hehehe...ok sip...ditunggu next postingnya :D

      Delete
    3. anak saya juga cewek mb... tapi tingkahnya ngelebihin cowok... tenaganya itu nggak abis2... ttg popok masih mending mb cita tahan sampe 2 minggu, saya cuma bertahan sampe 2 hari pertama setelahnya pake yg sekali pakai... hahahahahaha tentang MPASI juga, kalau nggak pakai gula, garem sama keju anak saya langsung lepeh,,, :X

      Delete
  16. Hehehe yah bgitulah. Repot sdh menjadi nama tengah. Ga mau pake kata idealis siy, cuma semua ad aturannya dan aturan semua orang beda2 (kan sikonnya beda2 jg). Ad yg nyerah pk stroller, ad yg ga-walau sama2 ngamuk di stroller. (soalnya ga py nany buat angkut belanjaan hehehe). Jd soal judge menjudge, sdh lama tak peduli ... Kalau ad yg gebukin anak di ruang publik nah br deh tuw gue turun tangan =P

    ReplyDelete
    Replies
    1. samapun aku tak punya nanny, tapi kan ada suami HAHAHAHAHA

      Delete
  17. Anak ku, cewek tapi kaya anak cowok, ngajak jalan2, pengennya gandengan, masuk kreta duduk manis bahagia, berdua
    Kenyataan : gelantungan kaya tarsan di kreta, suruh turun brenti ngamuk, tantrum :v :v
    Emang klo lom ngerasain itu duhh bayangannya indah semua

    ReplyDelete
  18. Anakku kelakuannya ya gitu persis haha. Bapaknya yg masih kekeuh berusaha disiplin, aku dah nyerah sejak lamaaaa lol

    ReplyDelete
  19. Kadang2 aku yang galau sendiri, kok jadi ibu aku gini banget ya ngga bisa kaya orang2 lain itu :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. eits kaya orang lain yang mana? yang kelihatan di socmed? belum tentuuuu. hahahha adegan bebe naik kursi itu yang aku upload di instagram yang lagi main doang. tampaknya anteng, padahaaaalll XD

      Delete
  20. Err... Baiklah aku gak bakal judge apa-apa soalnya belum punya anak. *nikah aja belom xD

    ReplyDelete
  21. widih bagus ini sebagai pemahaman saya sebelum menikah dan punya anak. setidaknya bisa memahami betapa banyak pengorbanan org tua untuk anak-anaknya, ya :)

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah ya diberkati sekali :')

    ReplyDelete
  23. HAHa...gw bgt, dl si kaka badannya kecil bgt wku bayi ealah dibilang kurang gizi, pdhl pemakan segala, gerakannya aktif, 9bln udh bs ngomong..masa dibilang kurang gizi..terserah deh orang mo ngomong apa, gw yg tau anak gw ky mana, toh anak gw ga pernah sakit2..sempet keusel jg pas digituin, kesannya ibunye orang medis masa anaknye kurang gizi, emg gw ga ngasi makan apa..haha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha tnyata ada yg senasib sm sy lantaran anak yg kurus2.. tiap x ketemu pst asumsi nya anak nya ga mau mkn or susah makan. Padahal.. anak2 sy tuh bs makan nasi 1piring (kurang lbh 3/4 nasi kfc) utk ukuran anak 2taon. Trus dessert nya hanya after bbrp menit bs nyemil kue bolu sepotong.. kebayang ga tuh?? Tp entah lah itu makanan lari nya kmn?? Spt pertumbuhan anak sy ke atas deh bkn kesamping :D

      Delete
  24. Bagus tulisan nya kak.. suka banget..
    tp sy kurang setuju yg daycare.. entah knp ya emang sy paranoid bgt klo mslh titip anak d daycare.. lbh baik pake IRT tp plus d liatin ama NENEK nya or pihak keluarga gt. Hehehhee..
    pemikiran sy mengenai daycare :
    1. Mrk itu org lain n bnyk jaga anak2. Kite aje cape jagain anak sendiri ye apalagi mrk. Nah klo cape biasanya ngaruh ke emosi. Nah ga rela aja klo anak kite di galakin atau apalah ama mrk.
    2. Mslh makanan. Tetep aje ga sebaik mskan sendiri. Walau kite ga bs msk. Tp terjamin. Klo d daycare kan kita ga tau gmn cara mrk masaknya. Bersih kah? Terjamin kah?

    Maap.. jujur ga tau sih sistem daycare ntu pegimane.. hehehehe.. ini cuman bayangan sendiri aja gt. Hehehee..

    ReplyDelete
  25. Cha, Bebe masih 9 kg kan yah. Next level, badan makin berat gaya makin banyak, kalo tidur gamau di stroller. Bapaknya aja gendong udah gemeteran, mau gak mau emaknya gendong, pake carrier begimana juga udah berasa nyesek karena 12,5 kg. Udah gitu trantum pas ngantuk buka2in baju emaknya minta netek di transportasi umum. Hahaha mamam deh..
    Gw boleh dong menakut2i, kan udah punya anak, laki juga. HAHAHA

    Anak aktif itu anugerah, alhamdulillah cuma bikin ribet sama kurus. Alhamdulillah sehat!

    ReplyDelete
  26. Semangat terus buat jadi mama terbaik buat anak-anak tercinta, semua keluarga punya pemikiran sendiri untuk kebaikan anak-anaknya, selama itu membahagiakan anak dan memudahkan orang tua dalam menjalaninya. GOD BLESS YOU ALL MOTHER...

    ReplyDelete
  27. nice banget mak komentar nya.. memang bener yang biasa mencibir karena belom ngrasain.. harapan pas hamil dan kenyataan, bener2 hanya harapan, 99% doa, 1% Tuhan yang memutuskan..

    aku pribadi belom punya anak, namun punya adik usia 4 tahun (di usia ku yg skrg 26 ini), orang sering bilang itu anak ku, (mungkin krn memang uda umur layaknya wanita pny anak), dan memang berhubung no nanny, no maid, semua dikerjain ndri dan mama, jadi ngrasain banget gmn jadi ibu (2nd mom of my lil bro). dan dengan pengalaman bgini (urus adik), rasanya jadi ogah punya anak..
    >.<

    ReplyDelete
  28. Ngakakk abiss gw baca post ini... Tp gt memang, banyak yg so perfect jd hoby mencibir... Ironis

    ReplyDelete
  29. Suka banget sama oponininya mbakk.. sebelum kawin aku juga suka tuh nyinyir soal stroller dan nanny hahah.. dan aku setuju bgt klo jadi full time mom itu bakat. Meskipun aku blm punya bebi, masih manten baru sebulan hihi, tp aku uda mikir ke depan klo aku bakal ttp kerja dan gak mau jd full time mom. Alasannya samaaa.. suami nyicil rumah, bayar ini itu, trus entar kosmetik aku piyeeee hahahah.. belum lagi klo ntr punya anak pasti butuh duit lebih banyak..:D

    Nice, mbak. Salam kenal.

    ReplyDelete
  30. Sukak deh tulisannya... Jujur. Alhamdulillah ya ada tulisan jujur seperti ini. Saya diberkati sekali...

    ReplyDelete
  31. Mba, keren artikelnya, memang kenyataan itu bener banget. Secara anak saya laki, sekarang 2 tahun, wuih, klo diajak makan keluar, nga mau makan, maunya lari-lari. kalo di rumah, ya 3-4 suap pertama anteng. setelah itu, jangan ditanya hahahaha

    ReplyDelete
  32. Baru kali ini baca artikel parenting yang bikin ketawa karena merasa "GUE BANGET!"
    Bersyukurlah orang tua yang anak-anaknya kalem dan bisa hidup dalam damai. Karena it's just a dream for me. Mengutip kata mbak penulis "Jadi silakan judge sajalah aku tak peduliiii yang penting aku bahagiaaaaa."

    ReplyDelete
  33. Thanks for the article. Bikin senyum bacanya. It is true, ga akan ngejudge apa pun soal anak beranak dan parenting. Semua punya jalannya masing2. Keep writing ya mbak!

    ReplyDelete
  34. Huaaaaaaa nemu juga artikel yg guwehhhh bangeetttthhhh !!!!

    Walaupun baby ku masih 3 jalan 4 bln, jd idealisme yg udh kurasain ya urusan per-stroller-an, ibu bekerja , nenek mengasuh anakku..

    Baby ku tipe yg gak betah lama2 d stroller..
    Karena terbiasa digendong sm neneknya..
    Mau nyalahin ya ndak mungkin, sehari2 lebih banyak sm nenek nya d banding sm ibun nya *hiks

    Nah menjelang 6bulan, idealisme yg bakal saya hadapin sebentar lg yaitu dunia per-highchair-an.
    Saya dan ibu sepakat untuk mendidik anak ku makan tertib di highchair..
    Karena kondisi ibu ku yg sudah tua, gak memungkinkam gendong2 baby ku..
    Realita nya ?? We'll see 😊

    Lanjutkan makkk nulisnya...
    Aku akan jd langganan pembaca artikel muhhh !

    Salam kenal 😀

    ReplyDelete
  35. Entah bagaimana ini sirkulasinya blog emak ini aku baca. Dan Im feeling you maaaak,hahahaha. Salam kenal ya.

    ReplyDelete
  36. Kl gw kasusx langka. Kali ya...dtmpt gw kota kecil bgt..g da day care..susah bangettt cari nanny ngelebihin cr jodoh susahx..jadi anak msh 6 bln gw bw kkntor..bw stroller bwt tmpt dy bobo...bw tas ransel yg guede..bwt bw laptop n perkakas baby..boro2 mw cantik kkntor..blm nympe ja muka ud brminyak keringetan...msh asi jg..asliii...nabung pahala n nabung duit jg...kl ud gt tmn kntr gw bnyk yg judging bgini bgitu..dengerin ja...namax mom hrs multitasking yahhh...syukurin jaa

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah.. Berarti gw ibu yg beruntung..hehehe.. Punya anak 2 dua2nya betah di stroler,makan di highchair sm duduk antena di carseat. Mgkn krn gerakan mendiamkan di awal2 mereka 'protest' ya... Konsisten dan terus2an membiasakan mereka disiplin. Kalo sm aku itu berhasil.. Alhamdulillah..awal2nya mmg sulit sekali tp krn di coba terus menerus Jd biasa...hehehe alhamdulillah..

    ReplyDelete
  38. Keren itu mbaknya masih bisa moto anaknya.. Lucu banget lagi gemesin.. Anakku masih 4 bulan jadi belom ngerasain semua yg di atas itu.. Semoga aja gak GTM apalagi pake nyembur. Skrg anak gumoh aja di bajuku langsung dia ku gantiin baju plus akunya juga ikut ganti baju. Kebayang gak cucian tiap hari banyaknya kayak apa. Alhamdulillah ya aku termasuk beruntung berarti full time mother semua suami support dan aku cuma fokus sama anak.. soal stroller iya banget anaknya gak bisa tenang gampang bosen jd maunya di gendong2 dan kalo pun udah di gendong nengok kanan kiri gerak gerak ga bisa diem kepo sama keadaan sekitar mau liat semuanya hahaha.. Hidup parenting world.. Gak peduli orang mau judge apa yg penting anak sehat anak happy mamanya juga happy :DD

    ReplyDelete
  39. setelah lama nyari-nyari blog ini akhirnya ketemu jg hahaha...salam kenal ya mbak

    ReplyDelete
  40. Kalau bisa nggak repot kenapa harus repot sih? Semua itu untuk menjaga kewarasan kita sebagai ibu. Ibu yang waras, ibu yang bahagia, adalah ibu yang bisa mendidik anaknya dengan baik.


    > sebagai yg bercita-cita kelak bisa menjadi ibu yg woles, santai... gak terbebani peer-pressure...., maka saya amini sepenuh hati kalimat ini beserta semua isi postingannya, hahaha....

    ReplyDelete
  41. dimana mana sih mnurutku memang idealis :D

    ReplyDelete
  42. Realita sekalih mba aerikelnya =D Alhamdulillah sekali anakku cewe tp aktifnya kaya dancer..ga prnh lebih dr 15mnt duduk tenang di high chair klo lg makan diluar..skrng 18mos dan maunya gendong trs ����

    ReplyDelete
  43. istri saya juga hamil, 6 bulan lagi melahirkan :) Amiin
    jadi bisa tahu kenyataannya itu seperti apa sih rasanya :D hhehe

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)