-->

The Simplest Ways to Inspire People

on
Wednesday, October 17, 2018
Duluuuu banget, kalau ditanya cita-cita ya, saya suka jawab “pengen jadi inspiratif” HAHAHAHA. Sampai ada masanya pas kuliah mikir (MIKIR DOANG) ingin jadi menteri pemberdayaan perempuan karena kesannya wow inspirasi bagi banyak orang banget! Empowering woman!


Ya tapi kan itu di zaman politik belum malesin amat kaya sekarang ya. Belum banyak liat dunia juga ahahahaha. Sekarang kalau ditanya mau jadi menteri apa nggak? Mmmm, nggak tau tergantung yang nanya siapa hahahahahaha.

Sejak nulis blog, rutin sharing di Instagram, banyak yang share tulisan ke Twitter, udah mulai sih banyak yang komen “inspiratif banget, kak” gitu. Dan aku senang lho! Ya senang karena sharing aku selama ini diapresiasi. Terima kasih! :’)

Tapi kan belum banyak ya. Masih sedikit banget lah. Belum masif gitu kaya @pinotski dan @ditut yang kayanya setiap hari banget ada yang bilang makasih karena udah selalu semangatin orang, selalu bisa bikin orang bahagia, selalu menginspirasi orang.

I’ll get there lah karena pengeeeennnn banget menginspirasi banyak orang seperti orang-orang yang jadi inspirasiku selama ini. Ini ditulis gini ya kedengerannya kaya, apaan sih ih nggak rendah hati amat. Orang mah dipuji merendah kali ah.

Yeee biarin. Saya merasa terinspirasi sama banyak banget orang dan terinspirasi itu bikin semangat. Banyak orang yang jadi inspirasi saya dan saya bisa banget cari tau hidup mereka sedetail mungkin untuk semangatin diri sendiri.

Lagian tujuan hidup orang kan beda-beda ya. Saya kan bukan founder Google, nggak bikin Go-Jek, nggak dapet Nobel, nggak bikin sesuatu yang bisa mengubah hidup orang banyak jadi apa dong yang saya lakukan untuk banyak orang? Bisanya nulis doang jadi ayolah nulis untuk sharing apa yang saya tahu, siapa tahu berguna kan yaaa.

Masa hidup mau abis untuk bertahan hidup alias mencari uang? Dan ternyata menginspirasi orang itu nggak perlu otak sepintar Steve Jobs. Caranya gampang dan semua orang waras seharusnya bisa melakukan ini asal dibiasakan. Gimana caranya?

Be nice

Ini saya belajar dari JG banget sih. Saya dulu aslinya snob level tukang marah-marahin waitress banget kalau makanannya lama atau salah gitu. Tapi setelah pacaran sama JG jadi lebih kalem karena mindset dia adalah “bukan salah dia” atau kalau udah kesel banget dia mikirnya “kalau pinter, dia nggak akan kerja di sini”.

Jadi ya ternyata nice sama orang lain  itu bikin bahagia loh! Bilang “terima kasih” dengan manis pada driver ojol, selalu senyum atau ngajak obrol OB kantor yang tampak nggak punya teman ngobrol, atau apalah banyak kok. Iya kitanya yang happy!

Buat saya yang mukanya resting bitch face ini YA SUSAH. Kadang suka kesel banget “aku udah baik sama dia tapi dianya gitu!” Tapi ya udalah, kita nice sama orang itu urusan kita, orang judes sama kita itu urusan dia. Emosi kita urusan kita, emosi orang lain urusan orang lain.

Jadinya udah jarang sekarang yang bilang saya judes (kecuali JG) hahahaha.

Di level saya, be nice aja udah harus usaha. Kalau di level JG, orang yang dari sananya emang udah nice (modelannya Gesi gitu yang selalu manis sama orang), ini naik kelas jadi memberi pujian. Memuji resepsionis, mbak kasir Indomaret, mbak penjaga parkir, semua aja dibilang cantik/seger/bahagia. Saya nggak bisa sih begini mah hahahaha. Disuruh nice sepanjang waktu aja kadang udah lelah.


Tapi selalu ingat pesan Pinot “keep your tantrum offline”. Dulu mah blog isinya emang marah-marah doang tapi yang baca kan nggak sebanyak sekarang ya. Makin banyak makin mikir sih untuk marah. Masih kadang misah-misuh tapi ya ditelepon aja ke JG, masih banget rant kesel tapi ya di group kesayangan aja. Kalau online sebisa mungkin tidak marah-marah lagi karena ya marah-marah ditonton itu kok agak gimana gitu ya jadinya. Nggak enak hati sendiri.

via GIPHY

Mendengar dengan baik dan bereaksi dengan antusias

Ini penting dalam hubungan apapun termasuk hubungan suami istri. Komunikasi akan datar banget kalau salah satu pihak menanggapi dengan flat gitu. Sebisa mungkin antusias lah.

“Oyaaa?” “Wah baru denger” “Masaaaa?” 


(Tapi kalau lagi capek emang susah sih kesel amat. Susah ternyata ya sok amat bikin judul postingan “simplest ways” hahahaha.)

Mendengar juga susah sih untuk orang yang nggak bisa diem dan pengennya debaaattt terus. Pokoknya harus menang dalam perdebatan sereceh apapun. Halah, ribet hidupnya. Nggak akan bisa menginspirasi lah kalau nggak belajar untuk diam mah.

*toyor diri sendiri*

Akui kekurangan diri

Ini ternyata nggak susah TAPI berkaitan dengan confidence banget sih. Dulu saya merasa hidup saya baik-baik aja dan semua orang harus tau. Ketika hidup lagi nggak baik-baik aja saya tiba-tiba kok takut mengakui?

Sekarang nggak. Sekarang lagi miskin ya ngaku aja emang kismin kok sok kaya, lagi stres ya bilang, jadi ibu nggak ideal ya ngaku aja. Dan ternyata orang juga tetep appreciate. Karena punya kekurangan diri itu manusiawi.

Kalem

Nah kalau ini JG nih yang belajar dari saya KAMU AKUI ITU, SAYANG! Udah pernah dibahas panjang lebar di postingan ini: Belajar Kalem

via GIPHY

Sharing

Iya betul! Sharing is caring itu baru ngerti banget artinya apa, makin ngerti banget batasan antara sharing dan pamer karya.

NOTE: Pamer karya tidak salah sama sekali! Saya tidak bilang itu salah! Kan emang ada yang menjadikan social media sebagai portfolio jadi ya isinya karya aja semua ya nggak apa-apa banget.

Tapi ketika tujuan kalian adalah sharing, ya maka kalian sharing *halah naon atuh*. Ya maksudnya kalian akan mengalami ditanya-tanya mulu hal yang sama berulang kali dan masih dengan rela menjawab meski jawabnya ya sekalian aja di caption atau stories.

Apalagi kalau kaya saya ya yang baru-baru ini aja share ilustrasi di Instagram, pasti BANGET ada yang nanya. Aplikasinya apa kak? Kertasnya apa? Cat airnya apa?

Udah pastilah pertanyaan itu muncul dan apa nggak capek ditanya-tanya? Ya capek jawab sih kalau kebanyakan emang.

 Jadi saya sebisa mungkin selalu tulis di caption. Orang juga nggak sebego itu kan ya, pasti scroll dulu lah untuk cari tau.

Makanya banyak banget yang DM saya pengantarnya gini “kak udah cari di highlight tapi nggak ada, kemarin buku ini judulnya apa ya?” atau “Kak aku udah cek highlight dan search blog tapi nggak nemu nih, postingan tentang A ini judulnya apa ya?”

Karena ya alhamdulillah punya followers pinter-pinter amat yaaaa nyari dulu sebelum nanya. Jadi saya juga sebisa mungkin jawab dan bantu. Minimal bantu kasih keyword untuk search di blog karena apa? Karena tujuan saya sharing, ingin ngasih info ke orang lain.

Jadi bener-bener deh, triggered nulis postingan ini karena tadi pagi saya scroll postingan seseorang sampai Desember 2016, cek highlight satu-satu, cek blognya, dan yang saya cari nggak ada. Kemudian saya nanya, dan saya ngerasa digoblokin banget karena dia jawab apa?

“Kalau menyimak live video atau hashtag, ada info itu. Soalnya sudah beberapa orang yang bertanya”

WAW. Jawaban atas pertanyaan saya hanya sebuah merek yang emang jarang banget saya liat ilustrator Indonesia pake. Nyari di e-commerce gitu juga jarang. Jadi kalau dia jawab juga paling banyak 2-3 kata kan. Tapi dia memilih menulis 2 kalimat itu untuk menunjukkan bahwa saya tidak menyimak.

Live video kan 24 jam hilang ya, masa demi merek aja harus selalu nontonin livenya dia? Rada kurang senggang sih waktu saya. Hashtag juga hashtag mana yang dia maksud, saya cek hashtag nggak ada yang spesifik sesuai yang saya tanya. Apa saya harus scroll caption BESERTA komentarnya siapa tahu dia pernah jawab orang? Sungguh membuang waktu.

Langsung memutuskan oh doi mungkin memang tidak berniat sharing dan menggunakan Instagram untuk pamer karya. Jadi ya memang nggak niat untuk share ilmu atau apapun itu. Mari unfollow saja. Gunakan Instagram untuk mencari inspirasi eym? Sudah terlalu lelah pakai Instagram cuma untuk mengagumi hidup orang lain.

Dan saya sedih lho, beneran. Kemudian langsung misuh sama close friend, bertekad sebanyak apapun nanti followers, saya akan tetap kasih info di caption supaya orang nggak perlu tanya dan saya nggak perlu jawab berulang apalagi ceramahin orang dan nyuruh mereka MENYIMAK semua live video saya. Ini harus ditulis sebagai pengingat.

T______T

“Kak, tapi aku nggak tau harus ngapain, apalagi inspirasi orang soalnya kayanya hidup aku udah capek banget”

Ok so just focus on your goals.

Orang yang fokus sama tujuan hidupnya TANPA menyakiti pihak mana pun itu inspiratif banget!

Tujuan hidup nggak perlu yang brilian banget seperti dapet award gitu kan. Bisa dengan membesarkan anak yang bahagia, jadi pendengar yang baik untuk suami, selalu semangat kerja untuk cari uang demi keluarga, membahagiakan orangtua, itu juga udah merupakan tujuan hidup.

Ini sebabnya saya nggak gampang bilang seseorang inspiring karena ya tergantung background-nya. Bapaknya siapa? Kuliah di mana? Berjuang sendiri apa dimodalin bapaknya?

Lebih inspiring mana, Jeff Bezos founder Amazon yang dimodalin bapaknya US$ 300k atau Jack Ma founder Alibaba yang bahkan untuk belajar bahasa Inggris aja harus jadi tour guide? Boro-boro dimodalin orangtua US$300k hahaha.

(Baca: Nama Belakang itu Penting Banget!

Atau seseorang yang karyawan biasa misalnya, tapi harus kerja mati-matian sambil kuliah karena harus bantu ibunya yang single mom itu kan inspiratif banget! Atau anak kecil di Humans of New York yang bantu ibunya karena “sayang ibu” itu duhhhh ibunya inspiratif banget beneran. Saya langsung ngefans sama ibunya. Hahaha.


So, be nice! You never know, whether you try not, you can inspire others, too!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
9 comments on "The Simplest Ways to Inspire People"
  1. Ya Allah... aku meleleh baca captionnya Humans of NY

    ReplyDelete
  2. Hmm baiklah mari kita jadikan postingan ini sebagai self reminder :'))

    ReplyDelete
  3. dan aku tidak salah udah mengidolakanmu mbak huhu

    ReplyDelete
  4. Pagi-pagi baca ini jadi merenung, perlunya hidup ini dijalani untuk menginspirasi orang lain, diawali dengan "be nice" ke orang-orang sekitar.

    ReplyDelete
  5. bereaksi. aku sering dikomplain karena katanya ga bisa naggepin dengan wow. padahal bukanya ga tertarik, beberapa topik aku emang ga ngerti. misal tentang gaming, musik, hal teknis tentang kamera...

    ReplyDelete
  6. Tapi itu mending ya dibales daripada ada yg ngakunya influencer tapi ditanya ga bales gue dikacangin aja gt

    Aku ngikutin para home decor gt sebagian ada yg nice bgt selalu balesin ke kepoan ini tapi ada jg yg niat nya pamer doang ditanya karpet beli dimana aja ga di jawab haha
    Yg seperti ini ada seleksi alam nya ka makin lama followers berkurang sendiri

    Kalo ka anisa sama mami ubii sih aku DM selalu bales terbaik dan tydack shombonk haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin dia takut karpetnya ada yg nyamain haha......

      Delete
  7. Aku kayaknya belum baca nih postingan mba annisa yg banyak marah-marahnya hehehe jadi penasaran

    ReplyDelete
  8. you'r my inspiration cha.. jadi bersemangat menulis dan berfikiran lebih luas tur waras LOL

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)