-->

Tentang Rate Card Blogger

on
Monday, October 10, 2016
Berapa rate card yang pantas untuk blogger? Berapa fee yang layak untuk blogger?


Ngomongin uang mah nggak ada habisnyaaaa. Masih banyak juga ternyata blogger yang bingung karena habis ditanya rate card terus nggak tahu mau jawab berapa. Hehehe. Tapi emang membingungkan sih dan ... sensitif.

Tapi saya coba tulis lah secara detail dan komprehensif lah ya *naon*. Sebenernya udah banyak yang nulis tapi karena masih banyak yang nanya ya tulis lagi lah! Karena mayan banyak juga yang japri nanya-nanya rate card ini hahahaha. Btw meski namanya rate card, bukan berarti bentuknya harus "kartu" loh ya. Istilah rate card ini intinya mah cuma nanya fee aja berapa. Ada contoh email aku di bawah.

TAPI NANTI LAH SCROLL KE BAWAHNYA, BACA DULU!

*rewel*

Kenapa rate card itu bikin bingung, karena:

1. Kita nggak tahu standar rate card itu berapa. Berapa sih kalau blogger lain biasanya dibayar?
2. Sesama blogger biasanya merahasiakan rate card, kecuali yang akrab banget ya. Jadi makin bingung deh, ini kemahalan atau kemurahan?
3. Agency atau brand juga yang sepertinya nggak punya standar, tiba-tiba nawarin 100ribu, tiba-tiba nawarin 2-3juta. Berapa sih standarnya?

Nah, sekarang saya coba jawab satu-satu ya. Abis ini sebenernya nggak akan terjawab berapa sebenernya standar rate card blogger itu karena memang nggak ada standarnya. Karena memang tidak mungkin dibuat standar. Kecuali misalnya gitu tiba-tiba blogger-blogger se-Indonesia bikin konvensi terus menentukan harga per view 5ribu rupiah! Nah jadi enak kan tuh, tinggal di akhir hasil page views dikali 5ribu rupiah.

Tapi kan itu tidak terjadi ya. Jadi yang paling tepat adalah mengira-ngira sendiri, seberapa layak kita dibayar untuk satu tulisan?

(Baca: Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar)

Menurut saya, lihat dari hasil page views kita per artikel, misal satu artikel rata-rata dibaca 5.000 kali. Ya sponsored post kita juga biasanya akan diliat segituan (meskipun biasanya cenderung lebih rendah). Nah layakkah 5.000 kali dibaca itu dibayar sekian? Sebenernya lebih tepat dihitung user sih, seberapa banyak pembaca bukan seberapa banyak dibaca. Tapi klien biasanya minta laporannya page views jadi ya udalah ya page views aja yang dijadiin patokan.

Btw bang Harris Maul (sok ikrib bener) pernah bikin blogpost soal rumus menghitung rate card, tapi menurut saya sih udah nggak relevan lagi karena page rank kan udah nggak di-update sama Google. Yang mau baca bisa baca di sini.

Juga tergantung dengan followers kita di social media. Makin banyak followers makin tinggi juga daya jual kita karena kan biasanya kita otomatis lah share postingan blog di social media. Makanya sekarang banyak juga brand yang mau posting di blog tapi ngasih requirement minimum followers social media.

"Ah tapi si A viewsnya sehari cuma 500-an, followers socmed dikit, tapi katanya per sponsored post itu bisa 5juta"

Memang bisa aja, kan bebas suka-suka bloggernya mau kasih rate card berapa, tergantung kliennya juga mau ambil apa nggak rate card segitu. Haha.

Beberapa kali campaign bareng sama blogger-blogger lain, saya sempet tahu rate card beberapa blogger yang wow, sampai dua tiga kali lipat dari blog saya. Padahal cek di Alexa sih Alexanya masih tinggian saya. Liat total page views juga tinggian saya padahal ngeblog lamaan dia hehehe, jadi seharusnya performance blog dia masih di bawah saya.

Tapi kalau saya kan mikirin pertanggungjawabannya ya, apa layak satu tulisan hanya dibaca sekian orang terus saya dibayar sekian juta? Brand dapat timbal balik apa dari saya? Apalagi yang goalsnya akuisisi alias mencari pembeli, wah dengan keluar uang sekian untuk bayar saya, seberapa banyak pembaca saya yang ikutan beli?

:)

Terus ada juga yang bilang "tapi kalau postingan berbayar di blog aku fotonya banyak loh, reviewnya lengkap!" Iya itu bisa banget jadi nilai plus juga, tapi ... yang baca banyak nggak? Maksud saya, kalau fotonya bagus banget tapi yang baca 50 orang kan gimana, mending fotonya biasa aja tapi yang baca 5.000 orang kan. *ya mending bagus banget tapi yang baca 50ribu orang sih lol*

Kemudian klien berulang juga (kalau saya) treatmentnya beda. Misal saya sudah berkali-kali dengan agency A, saya biasanya tidak menaikkan rate sejak awal. Cincai lah pake rate awal kerja sama juga nggak apa-apa karena yang penting kan hubungan baiknya. Padahal misalnya kalau ke agency baru, rate saya sudah di atas itu.

"Kompetitor" (alias sesama blogger) dan niche blog juga pengaruh loh. Misal beauty blogger nih, yang senior dan page viewsnya banyak banget aja banyak yang masih rela dibayar cuma pakai produk (tanpa uang cash), masa kalian yang baru kemarin sore bikin blog dan page viewsnya masih kecil banget langsung minta produk dan uang? Nggak mungkin kan rasanya.

Tapi beauty blogger ini emang cenderung passion dan hobi ya, jadi biasanya dikasih produk aja happy dan langsung ditulis di blog. Padahal kliennya nggak minta hahaha. Jadi sulit buat beauty blogger baru, mau coba minta sesuai rate jadi nggak enak karena kemarin aja dikasih lipstik langsung direview masa sekarang minta produk dan uang tunai? Kemarin dateng event senang hati masa sekarang dateng ke event minta fee? Yah begitulah.

Beda sama brand-brand keluarga gitu yang sering baik hati kasih aja produk tanpa harus nulis di blog karena mereka tau biasanya kalau parenting/lifestyle blog sudah kasih rate sendiri untuk satu postingan. Untuk terima kasih sih biasanya posting aja di socmed. Hehehe.

Terus bentuk rate card itu gimana sih? Apa harus pakai image .jpg atau file .pdf gitu? Kata teori-teori blogging profesional sih gitu tapi saya sih udah nyerah nggak pake lagi gituan HAHAHAHA.

Karena aduh ribet banget update socmed-nya, harus buka photoshop terus edit. Bisa aja sih pake tulisan data bulan anu, tapi kan sayang kalau followers udah naik banyak banget. Akhirnya saya nyerah pake jpg dan pdf itu dan akhirnya copy paste aja email di bawah ini kalau ada yang nanya rate. Tinggal update bagian followers. :)


Saya sih biasanya langsung aja attach juga screencapture Google Analytic sebulan ke belakang meskipun nggak ditanya. Biar bisa langsung mempertimbangkan, harga segini worth it atau nggak? Brand yang udah pernah kerja sama linknya saya kasih link tag ke "adv" dan "achievements". Udalah itu paling simpel bisa diklik langsung di emailnya, nggak perlu ribet mikirin bikin file .pdf berhalaman-halaman. Hahaha,

Mungkin ini sesat tapi ini simpel. -______-

Dan yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri MAU NGGAK DIBAYAR SEGITU UNTUK SATU TULISAN?

Karena intinya cuma mau apa nggak doang kok. Kalau mau satu tulisan di 100ribu ya nggak apa-apa, pasanglah rate di 100ribu. Kalau rela dibayar produk aja ya bilanglah begitu. Kalau mau satu tulisan 1-2juta, ya tolak lah yang 100ribu dan ngasih produk doang, bilang aja baik-baik kalau memang fee-nya nggak masuk sama rate blog kita.

Ingat, sekali lagi ini hanya soal mau dan tidak mau. Ya gimana kalau page views gede, Alexa bagus, tapi masih mau 200ribu satu tulisan sih kan terserah ya. Ini sebabnya susah banget untuk menentukan standar rate blogger.

Dan, mau atau tidak mau ini juga yang menentukan standar sebenernya. Brand juga jadi coba-coba, ah kemarin si A mau dibayar sekian, kok kamu nggak mau sih?

Ini sebabnya performance blog itu penting. Kita bisa bilang kalau ya blog kita banyak yang baca, engagement tinggi, sering viral, komentar banyak (misalnya). Sebutlah kelebihan blog kita apa sampai layak dibayar di harga yang kita inginkan.

Tapi kalau kasih rate mahal nanti pada kabur :(. Ya balik ke tujuan awal ngeblog. Mau cari uang atau mau berbagi? Kalau mau cari uang ya udah, sesuaikan dengan yang bayar. Kalau mau berbagi dan menyalurkan hobi menulis *AHEM* harus punya pendirian dong. Harus punya sikap dan menghargai karya kita sendiri. :)

Kalau placement berapa? Ini nggak tahu karena saya nggak terima placement ads di blog. Saya maunya blog saya isinya tulisan saya semua hahaha *obsessed*

Kalau cuma minta satu link berapa? Tema tulisan bebas kok, nggak perlu sebut brandnya. Woh sebebas apapun juga tetep lah kita kan mikir ide ke mana biar linknya masuk, kaya yang ini. Saya sih biasanya turunin sedikit ratenya dari rate biasa. Tapi jarang juga sih soalnya entahlah kok jadi kaya lebih mikir ya nulisnya dibanding yang campaign dikasih brief lengkap.

APALAGI YA? Udah itu aja sih kayanya. Kalau ada yang mau ditambahkan komen aja yaaa. Kalau ada pertanyaan dan penting seperti biasa nanti aku edit dan aku masukkan di bawah ini.

Sampai jumpa di Monday Techno berikutnya!

Semoga jadi tercerahkan ya soal rate card blogger ini!

-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
40 comments on "Tentang Rate Card Blogger"
  1. Setuju. Semau orangnya aja ya Mbak. Aku pun begitu, semau" gue :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya aku juga kadang gitu kok. kalau memang suka banget produknya, fee ga seberapa juga aku ambil :)

      Delete
  2. Kadang nentuin tarif ketinggian. Suka ditinggal kabur sama brandnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, berdagang itu memang begitu. Kalau value dirasa lebih rendah daripada harga yang ditawarkan, brand sebagai konsumen pasti kabur. Makanya bloggernya juga mesti tahu diri, kasih harga yang sesuai value dong. Itu sebabnya Annisa bilang di atas bahwa blogger juga mesti tanggung jawab dengan pageviewnya.

      Delete
  3. Masih labil nih saya dengan rate card. Angin-anginan tergantung dompet. Makanya jadinya geje. Ihiks..

    ReplyDelete
  4. Mau donk detail harga yg ditutupin ituuuh :p biar kalo udah sekece blognya annisast bisa ngikut jejak langkahnya :D

    ReplyDelete
  5. Trims Mbak Anisa, apalagi untuk pemula seperti saya, udah pasti bingung sekali kalau ditanya soak rate card. :)

    ReplyDelete
  6. Wah, mau dong ditawarin yg 5 juta...wkwkwk. Euh?
    Suka bingung juga kalau ditanya ratenya berapa. Yah kalau saya asal jangan kerendahan ajah. Maksudnya menghargai proses pencarian ide lah yak. Walaupun ngga bagus...xixi.

    ReplyDelete
  7. Iya mb tiap orang kan beda2, dan kadang aku jg bingung rate nya brp hahahhaa. Eh tapi makasih infonya jadi tau skg kalau kita enaknya nyebutin jg kelebihan blog kita :)

    ReplyDelete
  8. Aku banget itu yg brand yg berulang kerjasama sama kita nggak aku naikin tarifnya. Eh malah mereka yg naikin sendiri seiring dg alexa yg semakin melangsing. Alhamdulillah, semoga awet terus lah :D.

    ReplyDelete
  9. Aku belum kepikiran bikin rate card sih.. duh, dpt tawaran job aja jarang kok. Haha

    ReplyDelete
  10. Makasih sharingnya. Emang betul, itu balik ke masing2 bloggernya sendiri sih. Yang penting kudu bersemangat menghasilkan konten yg baik untuk dibagi. Yah, tergantung orientasi ngeblognya juga :D.

    ReplyDelete
  11. Makasi kak, artikelnya bermanfaat sekali.

    ReplyDelete
  12. Coba digeser itu gambar buah2annya hahaha..

    ReplyDelete
  13. Iyalah, tiap personal beda pendapat soal ini. Biarlah yang sreg dibayar berapa, asalkan projectnya digarap dengan serius xixi

    ReplyDelete
  14. walaupun aku blogger "masih" abal-abal, tetep aku baca hahaha mungkin 10 taun lagi ada brand yang minat bayar aku :p

    ReplyDelete
  15. Sàya blm pernah dapat duit dari ngeblog. Tp ini penting sih utk dipelajari. Kan kita gak pernah tahu nanti kedepannya. Hehehe. Makasih mak

    ReplyDelete
  16. itu nanasnya nggak bisa dimakan dulu ya,, biar setelah kata Rp. keliatan ,, hahaha,,,
    nice info ca,,baru sekali dapet, ya kalau saya sih buat asah kemampuan ^_^

    ReplyDelete
  17. Batas kewajaran (bayaran) masing-masing sih beda ya.. kembali ke PVnya lagi, bertanggung jawab apa nggak (y)

    ReplyDelete
  18. Bener, kalau si agency bilang ini kerjasama berkelanjutan...aku nurunin dikit g masalah. Dan kalau dikasih produk...untuk byuti sama tech...ga dikasi duit juga gapapah wkakkw

    ReplyDelete
  19. Saya bingung soal standar ini, begitu dipasang eh pada kabur emailnya gk pada dibalas.

    ReplyDelete
  20. hihi setuju banget balik ke kitanya lagi mau apa ngga, tujuan ngeblognya nyari duit apa pure berbagi informasi... hehhe kalau aku kalo emang klik sama brand nya ngga dibayar alias cuma produk gratis ngga papa, tapi kalo bayaran gede tapi produknya ngga cocok di hati kayaknya mending ngga usah daripada hati ini dilema dan tulisannya tidak menjiwai (halah siapa juga yang mau ngasih fee gede) XD TFS ya mba

    ReplyDelete
  21. Betul.. pada akhirnya blogger mau apa engga..

    Nice artikel mbaa

    hai-ariani.com

    ReplyDelete
  22. Salam kenal, mba Annisa, pas nyari referensi ratecard ehhh nyangkut disini :-)
    Sukses selalu ya mba...

    ReplyDelete
  23. Jadi tahu kalau ternyata 'value your self' itu penting' banget, khususnya buat para blogger. Thank U Mbak, i adore you!

    ReplyDelete
  24. Nambah ilmu baru mampir ke sini :)

    ReplyDelete
  25. memang bikin bingung ini, tpi yang jelas hRUS dilihat trafiknya bagaimana.

    ReplyDelete
  26. Ada email penawaran, langsung bingung cari standart rate card. Overall, thankyou ya mbk :)

    ReplyDelete
  27. dan saya tetap bingung nentuin rate card blog saya..
    *ketawa miris*

    ReplyDelete
  28. mbak blogger kondang...masyaallah semoga berkah mbak....

    ReplyDelete
  29. Jujur saja, saya dua tahun terakhir saya menjadi blogger, dan baru kemarin-kemarin ditawari, sebut saja kerja sama. Dan pas ditanya Rate Card saya bingung sampe seharian penuh belum dijawab.
    Pas searching eh nongol artikel ini, bermanfaat banget. Terima kasih, seenggaknya sekarang saya jadi tahu harus jawab apa. Hehe.

    ReplyDelete
  30. Nuhun ilmu dan infonya. Hal ini memang sensitif banget ya, di kalangan blogger atau influencer masih saling merahasiakan kecuali akrab banget.

    Saya sendiri juga masih belum menentukan 'rate card', masih sering merasa belum layak tapi pada lain waktu juga merasa butuh dihargai hahaha.

    Apalagi ada biaya-biaya yang juga harus saya tutupi, terkait artikelnya sendiri tentunya. Karena blog saya tentang hotel dan perjalanan, minimal membutuhkan biaya transportasi tuk sampai tujuan.

    Minimal dari postingan ini, saya jadi tahu gak hanya saya yang bingung.

    Btw, salam kenal. 🙏

    ReplyDelete
  31. Aku udah gatau berapa kali bolak balik ke blog ini kak ahaha <3

    heyyyyyjudeeeee.com

    ReplyDelete
  32. whoaaa jadi begitu ya, baru tau juga yang sampe diatas 2juta an. Saatnya saya menilai value diri sendiri nih. Biasanya iya-in aja semua tawaran yang topiknya sesuai dengan yang mau ditulis, biar gampang hehe

    ReplyDelete
  33. Terima kasih sharingnya mba, cukup menjawab kegalauan saat ditanya ratecard..

    ReplyDelete
  34. Terima kasih sarannya, Mbak, setidakny ini bisa jadi insight buat saya dalam menetukan rate card blog. Nggak asal sama aja kayak tawaran barand lain.

    ReplyDelete
  35. mba apa yang kt endors kt pertanggung jawabkan produknya ya ? ya klo free c gpp cm tktny nanti follower kt ada yg komen soal produknya itu gmn ? apa kt cm sbg endors ga bertanggung jawab atas produknya hanya skdr promosi aja brand ya ? makasih

    ReplyDelete
  36. Sejujurnya udah beberapa kali dapet tawaran, dan baru kepikiran nerima sekarang. makanya baru nyari-nyari tentang ratecard dan bingung bangeeet huhuhu

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)