-->

Image Slider

Showing posts with label tentang blog. Show all posts
Showing posts with label tentang blog. Show all posts

Tips Menulis Blog yang Menarik (2)

on
Monday, August 14, 2017


Ini adalah bagian dua dari tips menulis blog yang menarik. Bagian satunya bisa dibaca di sini ya:

Tips Menulis Blog yang Menarik (1)

Oke di bagian kedua ini akan masuk ke pemilihan topik. Milih topik ini emang ribet sih karena yaaa topik sih banyak tapi yang mana yang cocok sama pembaca kita dan diri kita sendiri ya kan?

⭐ Tentang topik ...

Coba kenali diri sendiri, apakah ada pemikiran kita yang spesial dan tidak biasa? Hal-hal tidak biasa ini biasanya disukai orang karena bikin kaget hahahaha.

Kalau nggak kepikiran ummmm, ya jangan nulis opini sih. Karena ya untuk apa nulis opini kalau opini itu adalah opini yang umum?

Misal saya nulis tentang selingkuh dan pelakor, itu rame karena sementara semesta menghujat, saya cenderung "membela" pelakor. Kalau kalian ikut menghujat juga terus nulis sih ya jadinya tulisannya biasa aja, nggak spesial.

Tapi ya jangan cuma anti mainstream, harus punya argumen kuat juga. Kalau nulis di luar kebiasaan orang banyak terus argumennya nggak kuat sih ya siap-siap aja dibully. :)

Jadi menurut saya sih yaaa, kalau kalian emang nggak punya cukup argumen, tulis yang ringan-ringan ajalah. Topik atau cerita sehari-hari, tips seputar rumah, atau tentang kejadian hari itu juga oke. Atau belajar nulis komedi aja! Baca di blognya Raditya Dika dulu banget dia suka share cara nulis komedi.

Karena kadang cerita yang biasa aja bisa jadi menarik dan lucu kalau kita bisa nulisnya. :)

Yang terpenting, tulislah sesuatu yang kita suka! Lebih gampang nulisnya!

⭐ Minta tolong baca dulu ke orang

Saya biasanya kasih dulu ke orang kalau tulisannya kontroversial. Misal yang ini AGAMA DAN MANUSIA, emang sih nggak viral kaya yang lain sampai ratusan ribu views, tapi tembus belasan ribu lah viewsnya. Dan nggak ada yang bantah argumen, karena mau bantah apa. Yang saya tulis emang bener kok.

Tapi tau bener apa nggak itu harus dinilai orang lain dulu. Tulisan itu saya kasih dulu ke JG, Gesi, Mba Windi, dan Nahla. Begitu mereka ok, baru saya publish. Kalau mereka belum sreg, saya edit dulu sana-sini karena kalau orang terdekat saya yang satu pikiran aja nggak sreg, apalagi orang lain?

Untuk topik kontroversial, pencarian plot hole sama orang terdekat itu penting hahaha. Tapi kalau nulisnya lucu-lucuan kaya tulisan si neng ini TENTANG HIDUP SEMPURNA ARTIS INSTAGRAM (A.K.A SI NENG A) saya nggak kasih ke orang dulu karena takut ternoda kemurnian lucunya hahaha.

Sumpah gue kenapa jadi orang pede amat hahahahah

⭐ Endapkan

Ya, mengendapkan tulisan itu penting. Kalau nggak penting-penting amat nggak perlu diendapkan lama-lama sih. Nulis malem, baca lagi pagi. Tapi kembali lagi, kalau nulis yang kontroversial kaya SELINGKUH itu saya nulisnya seminggu lebih. Endapkan, edit, endapkan, edit, tiap hari aja begitu.

⭐ Keep it short

Ini nih, saya sering ngomelin mba Windi gara-gara nulisnya panjang banget astagaaa. Ngasih contoh kasus aja bisa 5 cerita sendiri, padahal mah 2 cerita aja orang udah nangkep kok intinya.

Saya selalu edit banyak. Ketika proofread atau setelah diendapkan, banyak sekali yang saya hapus supaya tidak bertele-tele. Yang penting pembaca nangkep intinya. Soalnya makin panjang nanti orang makin males bacanya. Scroll aja terus tapi inti masalah nggak kesebut terus.

⭐ Latihan!

Iya beberapa waktu lalu saya baca tulisan orang tentang pengalaman dia belajar nulis. Dia nggak punya background nulis apapun, cuma mendisiplinkan diri tiap malem nulis 400 kata kalau nggak salah. EMPAT TAHUN SETIAP HARI TANPA PUTUS DIA NULIS.

Empat tahun kemudian dia jadi kontributor tetap di beberapa publication dan punya kantor yang jual jasa nulis gitu buat CEO dan ghost writer. Dia bilang kalian nggak akan tahu apa itu disiplin sampai kalian mati-matian ngelakuin hal yang sama demi latihan untuk jadi lebih baik. Dan percaya nggak dia latihan nulis di mana? Di Quora aja loh. Padahal kesannya Quora tempat jawabin pertanyaan aja kan, tapi jadi tempat latihan nulis buat dia. So inspiring!

Ya kalau soal latihan ini saya nggak akan bantah sih karena saya sendiri nulis udah lama banget! Kalau untuk dibaca publik, saya nulis sejak SMP dan nggak putus sampai hari ini. Saya nulis untuk majalah dinding sekolah pas SMP dan SMA, saya kuliah jurnalistik, saya berkali-kali nulis resensi buku buat koran pas saya kuliah, saya jadi reporter, saya nulis buat publication lain, saya nulis buku, saya nulis blog. Sebagian besar hidup saya, saya habiskan nulis.

Dan itu kan bisa dianggap sebagai latihan! Terus menerus menulis adalah latihan yang tak kunjung henti. Dengan latihan juga kita belajar diksi yang banyak karena pas nulis mau nggak mau mikir dong nggak mau pake diksi yang sama terus. :)

Buat kalian yang punya blog, coba disiplinkan diri untuk nulis secara rutin. Kalau kalian nggak mau meluangkan waktu, nggak berusaha mencoba, ya mungkin nulis emang bukan buat kalian. Nyerah aja nggak apa-apa kok.

*loh kok judes*

*

Oke deh segitu aja. Panjang yaaaa. Semoga berguna ya! Selamat menulis semuanya!

-ast-




Tips Menulis Blog yang Menarik (1)

Halo semuanya, mumpung hari Senin saya mau share sesuatu yang produktif yaitu tips menulis blog! Gila keren nggak tuh saya ngasih tips nulis hahahaha.


Saya sih berani ngasih tips nulis karena ya ngerasa bagus aja nulisnya HAHAHA. Ya iyalah, harus merasa mampu dulu dong baru kasih tips. Lagian saya sih pede tulisan saya enak dibaca lol. Terbukti ya dengan blog ini yang pembacanya ada terus sampai berjuta-juta kali kusenang deh. Makasih loh kaliaaannn! Makasihnya berjuta-juta kali juga. :*

Ini kayanya akan panjang sih tapi simak ya! Saya nulis ini iseng aja sih karena kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak enak dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya biasa aja, cara nulisnya nggak spesial juga, eh terus malah baper curhat di socmed karena blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

Ini dia tips menulis blog yang menarik ala annisast:

⭐ Nggak usah pusing sama kata ganti

Mau pake saya, pake aku, pake gue, bebas. Dan nggak perlu terus-terusan sama juga sih. Misal blog ini, di tulisan yang cenderung serius maka saya menggunakan "saya", di postingan remeh temeh kaya #SassyThursday gitu pakenya "gue".

Yang menentukan itu topiknya, ketika kita ngobrol serius sama orang yang nggak kita kenal, kita cenderung menggunakan saya kan. Dan ketika kita ngobrol sama temen-temen yang akrab dengan topik ringan, maka kita pake "aku" atau "gue" kan. Jadi ya nggak usah dibikin pusing!

Soalnya kata ganti ini ngaruh banget ke feel satu tulisan. Ketika kamu berusaha ngomong serius tapi ngomongnya "kasar" dan pake lo gue, orang nangkepnya bisa beda. Bisa dianggap marah atau malah dianggap nggak serius. Begicu.

Sementara kita nulis blog kan nggak selamanya serius dan nggak selamanya bercanda kan. Jadi sesuaikan kata ganti dengan topik dan feel tulisan.

⭐ Jangan menyingkat kata!

Gini ya saya kasih tau, menyingkat kata itu digunakan di SMS zaman dulu karena keterbatasan karakter. Lah zaman sekarang kan nggak ada yang dibatasi kecuali Twitter, udalah jangan singkat apa-apa. Saya sih chat aja udah nggak pernah nyingkat apapun sama sekali. "Yang" bukan "yg", "belum" bukan "blm".

Ini ngaruh ke psikologis pembaca, baca singkatan itu capek, nggak nyaman. Mana kadang singkatan orang kan beda sama orang lainnya, boro-boro baca dengan enak, malah mikirin arti singkatannya dulu.

Jadi tulis kata dengan utuh, nggak ada ruginya kok.

⭐ Perhatikan panjang paragraf

Yes, jangan kepanjangan dan jangan kependekan. Kalau saya sih maksimal 3 kalimat dalam satu paragraf. Jangan cuma satu kalimat dalam satu paragraf plis kalian bukan tribunnews ya. Baca paragraf yang terlalu pendek itu capek, sekalimat enter sekalimat enter hhhh.

⭐ Jangan mengulang kata yang sama

Sebisa mungkin jangan ulang kata yang sama baik dalam satu kalimat atau dalam satu paragraf. Karena itu MEMBOSANKAN. Contoh ini dari paragraf di atas:

Saya nulis ini iseng aja sih karena kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak enak dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya biasa aja, cara nulisnya nggak spesial juga, eh terus malah baper curhat di socmed karena blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

Coba kalau kalian nulisnya gini:

Saya nulis ini iseng aja sih karena kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak enak dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya nggak seru, cara nulisnya nggak seru juga, eh terus malah baper curhat di socmed karena blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

((( MENGULANG KATA NGGAK SERU )))

Yang mana yang lebih enak dibaca? Ya tentukanlah sendiri.

Mengulang kata boleh kalau tujuannya menekankan. Contoh:

Tapi Blue ini underrated banget ya, kurang duit promosi gitu sedih deh. Jadi nggak sempet se-hits Westlife atau Backstreet Boys gitu hhhh. Padahal Lee Ryan potensial banget. Potensial apa ya, ya potensial ngetop karena ganteng nyahahahaha. (lengkapnya di post ini)

Nangkep yaaa?

⭐ Proofread and proofread

Proofread itu penting. Kalau saya sih biasanya baru setengah aja udah saya preview dulu dan baca. Fungsinya kalau ternyata alurnya kurang enak, masih bisa atur ulang. Kalau udah selesai banget baru atur alur sih jadinya lebih ribet kan.

Dan jangan cuma baca sekali! Baca berkali-kali, pikirin dari sudut pandang orang yang baca, apa mereka ngerti apa maksud kita? Apa kita bisa mengirim emosi kita ke mereka?

Karena kadang kita nulis pakai bahasa tutur dan orang jadi bingung maksudnya apa karena mereka belum pernah ketemu langsung sama kita. Jadi baca berulang-ulang itu penting.

*

Oke ini kalau dilanjutin akan super panjang jadi saya bagi dua ya! Bagian keduanya bisa dibaca di sini:

Tips Menulis Blog yang Menarik (2)

-ast-




Tentang Rate Card Blogger

on
Monday, October 10, 2016
Berapa rate card yang pantas untuk blogger? Berapa fee yang layak untuk blogger?


Ngomongin uang mah nggak ada habisnyaaaa. Masih banyak juga ternyata blogger yang bingung karena habis ditanya rate card terus nggak tahu mau jawab berapa. Hehehe. Tapi emang membingungkan sih dan ... sensitif.

Tapi saya coba tulis lah secara detail dan komprehensif lah ya *naon*. Sebenernya udah banyak yang nulis tapi karena masih banyak yang nanya ya tulis lagi lah! Karena mayan banyak juga yang japri nanya-nanya rate card ini hahahaha. Btw meski namanya rate card, bukan berarti bentuknya harus "kartu" loh ya. Istilah rate card ini intinya mah cuma nanya fee aja berapa. Ada contoh email aku di bawah.

TAPI NANTI LAH SCROLL KE BAWAHNYA, BACA DULU!

*rewel*

Kenapa rate card itu bikin bingung, karena:

1. Kita nggak tahu standar rate card itu berapa. Berapa sih kalau blogger lain biasanya dibayar?
2. Sesama blogger biasanya merahasiakan rate card, kecuali yang akrab banget ya. Jadi makin bingung deh, ini kemahalan atau kemurahan?
3. Agency atau brand juga yang sepertinya nggak punya standar, tiba-tiba nawarin 100ribu, tiba-tiba nawarin 2-3juta. Berapa sih standarnya?

Nah, sekarang saya coba jawab satu-satu ya. Abis ini sebenernya nggak akan terjawab berapa sebenernya standar rate card blogger itu karena memang nggak ada standarnya. Karena memang tidak mungkin dibuat standar. Kecuali misalnya gitu tiba-tiba blogger-blogger se-Indonesia bikin konvensi terus menentukan harga per view 5ribu rupiah! Nah jadi enak kan tuh, tinggal di akhir hasil page views dikali 5ribu rupiah.

Tapi kan itu tidak terjadi ya. Jadi yang paling tepat adalah mengira-ngira sendiri, seberapa layak kita dibayar untuk satu tulisan?

(Baca: Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar)

Menurut saya, lihat dari hasil page views kita per artikel, misal satu artikel rata-rata dibaca 5.000 kali. Ya sponsored post kita juga biasanya akan diliat segituan (meskipun biasanya cenderung lebih rendah). Nah layakkah 5.000 kali dibaca itu dibayar sekian? Sebenernya lebih tepat dihitung user sih, seberapa banyak pembaca bukan seberapa banyak dibaca. Tapi klien biasanya minta laporannya page views jadi ya udalah ya page views aja yang dijadiin patokan.

Btw bang Harris Maul (sok ikrib bener) pernah bikin blogpost soal rumus menghitung rate card, tapi menurut saya sih udah nggak relevan lagi karena page rank kan udah nggak di-update sama Google. Yang mau baca bisa baca di sini.

Juga tergantung dengan followers kita di social media. Makin banyak followers makin tinggi juga daya jual kita karena kan biasanya kita otomatis lah share postingan blog di social media. Makanya sekarang banyak juga brand yang mau posting di blog tapi ngasih requirement minimum followers social media.

"Ah tapi si A viewsnya sehari cuma 500-an, followers socmed dikit, tapi katanya per sponsored post itu bisa 5juta"

Memang bisa aja, kan bebas suka-suka bloggernya mau kasih rate card berapa, tergantung kliennya juga mau ambil apa nggak rate card segitu. Haha.

Beberapa kali campaign bareng sama blogger-blogger lain, saya sempet tahu rate card beberapa blogger yang wow, sampai dua tiga kali lipat dari blog saya. Padahal cek di Alexa sih Alexanya masih tinggian saya. Liat total page views juga tinggian saya padahal ngeblog lamaan dia hehehe, jadi seharusnya performance blog dia masih di bawah saya.

Tapi kalau saya kan mikirin pertanggungjawabannya ya, apa layak satu tulisan hanya dibaca sekian orang terus saya dibayar sekian juta? Brand dapat timbal balik apa dari saya? Apalagi yang goalsnya akuisisi alias mencari pembeli, wah dengan keluar uang sekian untuk bayar saya, seberapa banyak pembaca saya yang ikutan beli?

:)

Terus ada juga yang bilang "tapi kalau postingan berbayar di blog aku fotonya banyak loh, reviewnya lengkap!" Iya itu bisa banget jadi nilai plus juga, tapi ... yang baca banyak nggak? Maksud saya, kalau fotonya bagus banget tapi yang baca 50 orang kan gimana, mending fotonya biasa aja tapi yang baca 5.000 orang kan. *ya mending bagus banget tapi yang baca 50ribu orang sih lol*

Kemudian klien berulang juga (kalau saya) treatmentnya beda. Misal saya sudah berkali-kali dengan agency A, saya biasanya tidak menaikkan rate sejak awal. Cincai lah pake rate awal kerja sama juga nggak apa-apa karena yang penting kan hubungan baiknya. Padahal misalnya kalau ke agency baru, rate saya sudah di atas itu.

"Kompetitor" (alias sesama blogger) dan niche blog juga pengaruh loh. Misal beauty blogger nih, yang senior dan page viewsnya banyak banget aja banyak yang masih rela dibayar cuma pakai produk (tanpa uang cash), masa kalian yang baru kemarin sore bikin blog dan page viewsnya masih kecil banget langsung minta produk dan uang? Nggak mungkin kan rasanya.

Tapi beauty blogger ini emang cenderung passion dan hobi ya, jadi biasanya dikasih produk aja happy dan langsung ditulis di blog. Padahal kliennya nggak minta hahaha. Jadi sulit buat beauty blogger baru, mau coba minta sesuai rate jadi nggak enak karena kemarin aja dikasih lipstik langsung direview masa sekarang minta produk dan uang tunai? Kemarin dateng event senang hati masa sekarang dateng ke event minta fee? Yah begitulah.

Beda sama brand-brand keluarga gitu yang sering baik hati kasih aja produk tanpa harus nulis di blog karena mereka tau biasanya kalau parenting/lifestyle blog sudah kasih rate sendiri untuk satu postingan. Untuk terima kasih sih biasanya posting aja di socmed. Hehehe.

Terus bentuk rate card itu gimana sih? Apa harus pakai image .jpg atau file .pdf gitu? Kata teori-teori blogging profesional sih gitu tapi saya sih udah nyerah nggak pake lagi gituan HAHAHAHA.

Karena aduh ribet banget update socmed-nya, harus buka photoshop terus edit. Bisa aja sih pake tulisan data bulan anu, tapi kan sayang kalau followers udah naik banyak banget. Akhirnya saya nyerah pake jpg dan pdf itu dan akhirnya copy paste aja email di bawah ini kalau ada yang nanya rate. Tinggal update bagian followers. :)


Saya sih biasanya langsung aja attach juga screencapture Google Analytic sebulan ke belakang meskipun nggak ditanya. Biar bisa langsung mempertimbangkan, harga segini worth it atau nggak? Brand yang udah pernah kerja sama linknya saya kasih link tag ke "adv" dan "achievements". Udalah itu paling simpel bisa diklik langsung di emailnya, nggak perlu ribet mikirin bikin file .pdf berhalaman-halaman. Hahaha,

Mungkin ini sesat tapi ini simpel. -______-

Dan yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri MAU NGGAK DIBAYAR SEGITU UNTUK SATU TULISAN?

Karena intinya cuma mau apa nggak doang kok. Kalau mau satu tulisan di 100ribu ya nggak apa-apa, pasanglah rate di 100ribu. Kalau rela dibayar produk aja ya bilanglah begitu. Kalau mau satu tulisan 1-2juta, ya tolak lah yang 100ribu dan ngasih produk doang, bilang aja baik-baik kalau memang fee-nya nggak masuk sama rate blog kita.

Ingat, sekali lagi ini hanya soal mau dan tidak mau. Ya gimana kalau page views gede, Alexa bagus, tapi masih mau 200ribu satu tulisan sih kan terserah ya. Ini sebabnya susah banget untuk menentukan standar rate blogger.

Dan, mau atau tidak mau ini juga yang menentukan standar sebenernya. Brand juga jadi coba-coba, ah kemarin si A mau dibayar sekian, kok kamu nggak mau sih?

Ini sebabnya performance blog itu penting. Kita bisa bilang kalau ya blog kita banyak yang baca, engagement tinggi, sering viral, komentar banyak (misalnya). Sebutlah kelebihan blog kita apa sampai layak dibayar di harga yang kita inginkan.

Tapi kalau kasih rate mahal nanti pada kabur :(. Ya balik ke tujuan awal ngeblog. Mau cari uang atau mau berbagi? Kalau mau cari uang ya udah, sesuaikan dengan yang bayar. Kalau mau berbagi dan menyalurkan hobi menulis *AHEM* harus punya pendirian dong. Harus punya sikap dan menghargai karya kita sendiri. :)

Kalau placement berapa? Ini nggak tahu karena saya nggak terima placement ads di blog. Saya maunya blog saya isinya tulisan saya semua hahaha *obsessed*

Kalau cuma minta satu link berapa? Tema tulisan bebas kok, nggak perlu sebut brandnya. Woh sebebas apapun juga tetep lah kita kan mikir ide ke mana biar linknya masuk, kaya yang ini. Saya sih biasanya turunin sedikit ratenya dari rate biasa. Tapi jarang juga sih soalnya entahlah kok jadi kaya lebih mikir ya nulisnya dibanding yang campaign dikasih brief lengkap.

APALAGI YA? Udah itu aja sih kayanya. Kalau ada yang mau ditambahkan komen aja yaaa. Kalau ada pertanyaan dan penting seperti biasa nanti aku edit dan aku masukkan di bawah ini.

Sampai jumpa di Monday Techno berikutnya!

Semoga jadi tercerahkan ya soal rate card blogger ini!

-ast-




Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar

on
Monday, October 3, 2016

Hai! Kembali lagi dengan Monday Techno! Kali ini saya mau membahas tentang mengapa saya selalu menulis [SPONSORED POST] di atas tulisan yang memang berbayar.

Saya sudah melakukan ini sejak pertama kali blog ini mendapat job. Bagi saya, ini hal yang wajib dan saya bahkan tidak pernah berpikir dua kali untuk tidak menulis sponsored post di postingan yang memang berbayar. Kenapa?

Dalam dunia jurnalistik media mainstream, ada etika-etika yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah batas yang jelas antara artikel yang berasal dari redaksi dan advertorial. Harus ada batas api atau firewall. Fungsinya adalah agar pembaca tidak merasa dibohongi.

Coba deh cari di media mana pun di seluruh Indonesia. Kalau media online pasti punya URL khusus untuk advertorial yang berbeda dengan URL artikel biasa. Font dan layout-nya pun diubah sedikit sehingga tidak nyaru dengan artikel biasa. Dan jelas biasanya ada label bertuliskan ADVERTORIAL, INFORIAL, atau apapun yang menunjukkan bahwa brand membayar untuk bisa ditulis di sana.

Di koran atau media cetak juga sama. Biasanya diberi kotak khusus, dibatasi garis tipis untuk membedakan mana advertorial mana bukan. Dan PASTI ada label advertorial dan font yang dibuat sedikit berbeda. Di dunia jurnalistik ini WAJIB. Kalau sampai ada yang tidak mematuhi, sudah pasti media abal-abal dan diragukan kredibilitasnya.

(Baca: Standar Rate Card untuk Blogger)

Bagaimana dengan blog?

Kembali pada pemilik blog. Kalau ingin jadi content creator profesional sih menurut saya ini wajib. Saya selalu mencantumkan SPONSORED POST di awal tulisan. Tidak di akhir karena saya sering bete sendiri kalau sudah seru-seru baca tulisannya, eh kecele karena di akhir sebut brand, ternyata berbayar toh.

Bisa juga seperti Nahla, dia mencantumkan Sp. di judul loh bukan di body tulisan. Dan saya tetep beri label adv untuk mempermudah archiving.

Nanti orang jadi nggak baca? Masa sih? Seberapa banyak yang nggak jadi baca? Saya selalu pakai SPONSORED POST dan page viewsnya tidak jauh beda dengan postingan biasa. Durasi membaca juga sama dengan postingan biasa.

Sejauh mana harus diberi label SPONSORED POST?


Buat saya kalau barangnya tidak kita beli sendiri, wajib ditulis SPONSORED POST. Goodie bag apa wajib direview? Tergantung. Kalau tidak ada request untuk review, ya tidak wajib.

Kan soft selling?

Soft selling beda sama berbohong ya. Apalagi kalau bentuknya masking ads (atau biasa disebut juga dengan Astrosurfing), di mana kita seolah-olah beli barangnya PADAHAL DIKASIH. Kaya gini:

"Kebetulan banget tadi lewat store A dan ternyata lagi diskon up to 70% loh girls, borong lipstik deh. Jadi sekarang aku mau review lipstiknya blablabla ..."

Padahal dibayar sama brand A. Itu nggak etis. Itu berbohong.

Xiaxue pernah nulis soal ini nih waktu dia ngebuka kasus besar tentang blogger dan masking ads. Jadi ada satu manajemen blogger yang selalu menyuruh bloggernya untuk berbohong seperti ini. Wuih, rame banget karena masking ads seperti ini illegal di beberapa negara.

source
Soft selling bisa kok tidak bohong. Masukkan pengalaman kita saat pakai produk dan buat jadi story telling. Atau bisa juga dibuat jadi tulisan tips, orang tetap dapat sesuatu meskipun ada produk tertentu di sana.

Tapi di brief katanya nggak boleh ada tulisan sponsored atau adv!

Bukan sekali dua kali saya dapat klien yang memberi brief model begini. Tapi tinggal disampaikan baik-baik kalau kebijakan blog saya seperti itu, kalau tidak bisa saya lebih baik batal. Ya, saya lebih baik batal dapat job daripada harus menghilangkan tulisan SPONSORED POST.

Tapi so far, belum pernah ada klien yang membatalkan kerja sama hanya karena ngotot tidak mau ada tulisan SPONSORED POST. Mereka juga biasanya mengerti kalau itu tidak etis.

Nanti blog keliatan isinya iklan semua?

Emang kenapa sih kalau isinya iklan semua? Hahaha. Asal nulisnya story telling atau tips, tulisan advertorial itu menarik-menarik aja sih buat saya. Kalau keukeuh nggak mau isinya iklan semua, makanya rajin nulis dong. Jadi advertorial beneran cuma selingan aja.

TAMBAHAN (MENJAWAB BEBERAPA PERTANYAAN DI KOMENTAR)

Kalau diundang event nggak dibayar tapi harus nulis gimana?

Pakai [EVENT REPORT] di atas postingan. Jelaskan di body post kalau kemarin diundang oleh brand A untuk menghadiri acara B.

Kalau content placement gimana?

Ini ketinggalan karena saya nggak terima content placement jadi nggak kepikiran nulis hehehe. Kalau content placement technically bukan postingan kita yang disponsori kan. Kita menjual slot posting di blog kita untuk diisi orang lain. Bisa ditulis [ADVERTORIAL] atau [ADV] di atas postingan.

Kalau affiliate juga sama. Liat BuzzFeed deh, dia suka featured barang-barang Amazon kan? Bahkan media sesampah BuzzFeed aja (which I love so much sih lol ya tapi mereka sampah tetep tapi mereka seru HAHAHAHAHHA) pakai statement bahwa BuzzFeed may collect small share di artikel affiliate.

*

Saya memang strict sama aturan ini karena selain blogging, jurnalistik memang dunia saya. Saya lima tahun kuliah jurnalistik, hampir 6 tahun kerja di media yang menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, dan haram banget lah untuk anak jurnalistik kalau tidak membedakan mana advertorial mana bukan.

Itu aja. Dan tetep loh ya, semuanya kembali pada pemilik blog masing-masing. Saya nulis ini karena ternyata masih ada belum tahu kalau etikanya seperti ini, bukan karena sengaja tidak mau menulis.

Semoga bermanfaat ya! :)

-ast-





The New Beginning

on
Tuesday, June 21, 2016


Alah judulnya. Padahal cuma mau bilang abis ganti template hahahahaha.

Udah berbulan-bulan lalu Nahla pengen banget template responsive. Saya lempeng aja karena nggak ngerasa butuh template responsive, toh yang sekarang dipake udah lucu dan nggak kenapa-kenapa. Tapi dia keukeuh.

"Tapi tampilan mobile bawaannya blogspot itu bapuk banget desainnya!"

Iya sih jelek tapi terus kenapa hahaha ringan juga kan karena bawaan blogspotnya. Dulu saya emang cuma pakai simple template bawaan blogspot terus desain header sendiri dan diutak-atik sendiri lah biar begini begitu.

Sampai tiba-tiba saya pengen ganti share button. Karena saya sebelumnya pake ShareThis, eh terus dia ganti tampilan blablabla intinya saya jadi nggak bisa buka analytic-nya. Dan ini sudah terjadi berbulan-bulan. Gantilah saya sama Shareaholic. Shareaholic ini menghitung share berdasar jumlah URL di socmed tujuan. Dan ternyata ...

POSTINGAN GUE BANYAK YANG SHARE BANGET YA?!

Postingan yang (menurut saya) amat sangat tidak penting aja ternyata share-nya bisa di atas 20. Kalau yang viral kaya gerakan tanpa setrika ini sampai 12ribu, atau bahkan postingan ini share-nya 21ribu!

Terus aku jadi pengen pamer dong jumlah share di tiap blogpost. Setting lah Shareaholic sampai aku menyadari kalau ternyata di mobile nggak nongol share buttonnya.

T_____T

Udah coba yang floating segala macem sampai hubungi helpdesk-nya Shareaholic nanya apa yang salah kenapa share button di mobile nggak muncul. Udah dibales sama mereka dan mereka nggak bisa jawab. Ini pasti karena tampilan mobile-nya blogspot yang amat sangat sederhana itu.

Sungguh tidak mungkin aku pamer sepotong-sepotong karena plis maunya di mobile juga muncul itu share button. Akhirnya diputuskanlah untuk ganti template aja ke responsive karena responsive artinya nggak ada mobile lagi artinya share button Shareaholic udah pasti nongol.

bukan bawaan blogspot dan bawaan blogspot

Kemudian bikin status di Facebook nyari yang bisa bantu desainin. Kenapa nggak beli aja? Karena template responsif yang beredar di pasaran itu nggak ada yang sesuai sama yang saya mau. Ini juga yang bikin Nahla maju mundur karena semua template responsive itu rata-rata white clean, putih bersih, nggak kaya hidup kami berdua yang sukanya nanas dan terong. :|

Status tidak membuahkan hasil. Akhirnya saya browsing di Etsy dan nemu satu template murah (cuma 3 dolar). Belilah untuk iseng ngeliat struktur html-nya, maklum pertama kali liat coding  responsive (dan ternyata ribet lol).

Terus ternyata pas upload header, headernya nggak bisa responsive. I’m too busy to figure out how to make it responsive so i prefer to buy another template hahahaha. Browsing lagi, akhirnya terdampar di page-nya Vefio Themes dan aku jatuh cinta.

Karena templatenya lucu-lucu banget. Ya sama sih kaya yang lain, white clean, putih bersih, super simple tidak berdosa. Tapi ada satu template namanya Olivey yang saya suka banget karena base-nya pink, harganya 9 dolar.

Pas liat nama dan lokasi, ealah orang Indonesia namanya Angga. Saya message Angga di Etsy dan mengkonsultasikan apa yang saya mau. Saya tanya apakah template-nya di lock? Apakah bisa dicustomize sendiri? Dia jawab bisa di-customize, nggak ada yang di-lock sama sekali. Soalnya saya liat banyak template free yang bagian tertentunya di-lock gitu jadi nggak bisa diotak-atik. Tapi itu mungkin karena free ya.

Sayangnya, template pilihan saya si Olivey ini nggak ada footernya. Saya juga ingin ada slider featured post di bawah header. Akhirnya saya hubungi aja dulu orangnya untuk tanya-tanya. Dan ternyata Angga ini ramah banget aku terharu huhu padahal aku banyak maunya hahahha.

Akhirnya saya minta base template Olivey, dengan slider featured post dari Adelyn, dan top menu Vanila. RIBET YA KAN. Olivey, Adelyn, dan Vanila ini semuanya template bikinannya Angga dan semuanya LUCU BANGET ASLIIII. Klik aja untuk demo templatenya.

Untuk keribetan ini a.k.a custom desain lah ya, kena charge lagi 5 dolar jadi totalnya 14 dolar. Totally worth the price!

Kenapa harus beli template di Vefio:
  1. Template-nya rapi, font pilihannya bagus jadi nggak pusing lagi pilih font, cantik-cantik semua
  2. Bisa custom dengan nambah biaya 5 dolar.
  3. Angga ramah dan service-nya bagus banget. Bintang 5 deh pokoknya. Angga mau saya tanya-tanya kode-kode tertentu yang pengen saya custom dan dijawab dengan lengkap sekali. Laff!
  4. Templatenya udah SEO friendly. Pas saya cek juga udah di-install open graph jadi (semoga) ga error lagi kalau share postingan di Facebook. Nggak perlu debug dan scrape ulang. *ok this is too technical*
  5. Bisa ganti header dan otomatis responsive headernya.
  6. Bisa custom sendiri semua opsi yang ada di bawaan template blogspot. Jadi bisa diganti semua background, header, font, warna, semuanya bisa diganti. Persis kaya Simple Template blogspot.
  7. Dikasih dua pilihan, auto read more dan non auto read more. Kalau pake auto read more postingan jadi rapi karena kepotong otomatis, nggak perlu pilih page break sendiri pas nulis.

Nulis ini nggak dibayar lohhh. Emang pengen kasih rekomendasi beli template responsive bagus aja karena ternyata banyak yang punya kesulitan yang sama.



Nah saya sendiri karena nggak suka sama template sepi, akhirnya install read more nanas sendiri. Masih suka agak error sih di device tertentu kaya iPhone 5, nanasnya kepotong. Tapi nggak apa-apalah, nanti ditelusuri lagi salahnya di mana. Dibantu Angga, saya juga ganti back to top button-nya dengan balon udara kesayangan yang sekarang ganti warna. Kemarin pink gonjreng, sekarang pink soft.

Dan kata Nahla ini masih terlalu clean. Iya sih, dulu warnanya terang banget sekarang pake pastel. Dulu backgroundnya aja polkadot lucuuuu. Pengen ditambah background polkadot lagi tapi nanti deh, sekarang menikmati dulu template clean ini. Hahaha. Template yang kemarin itu tepat setahun sih pas liat di folder desainnya, Juni 2015. :’)

Oiya yang belum tau, template responsive itu adalah template yang all devices friendly. Kalau template biasa kan cuma ada 2 mode, desktop dan mobile. Nah di template responsive, templatenya fluid, menyesuaikan lebar device yang dipakai. Kaya gini nih:


Template responsive juga biasanya lebih ringan dan yang jelas desain mobile-nya bisa sesuka hati, nggak lagi bawaan blogspot.

Jadi siapa yang abis ini jadi tergoda mau beli template juga? Hahahahaha. Boleh hubungi Angga aja. Tapi nggak dapet diskon juga sih, lah itu udah murah. XD

-ast-





Page Views Bukan Segalanya, Siapa Pembaca Blogmu? (2)

on
Monday, February 15, 2016

Maafkan aku minggu lalu bolos Monday Techno. Huhuhu. Ini pun menulis sambil nunggu press conference yang udah ngaret 1,5 jam. -_______-

Okai, jadi sebelumnya kita sudah membahas tentang page views dan users ya. Di postingan hari ini saya akan membahas tentang mendefinisikan pembaca blog.

Mendefinisikan pembaca blog adalah next step setelah menentukan niche blog. Oke jadi blognya adalah travel blog. Siapa pembacanya? Berapa kelas umurnya? Di mana status sosial ekonominya? Seperti apa karakter pembacanya?





Page Views Bukan Segalanya, Siapa Pembaca Blogmu? (1)

on
Monday, February 1, 2016

Monday Techno ngomongin blognya kembali uwuwuwuwuwuuu. Topik ini mau saya bagi jadi dua bagian. Bagian pertama mau ngomongin tentang page views dan users. Nanti di bagian kedua (minggu depan), saya mau ngomongin soal mendefinisikan pembaca blog.

Siap minta dikoreksi kalau ada yang salah ya, karena saya tahu ginian juga cuma dari browsing. Selesai baca-baca terus nulis deh. Aku mah gitu orangnya, tahu dikit aja langsung nulis. Nyahahahahahha. Dan maklum bukan blogger advance, jadi akan ditulis sesederhana mungkin. Mau ditulis ribet juga nggak bisa nulisnya. XD

Di postingan ini kita mau ngomongin dua hal ini: page views dan users.





10 Artikel Terpopuler 2015 di annisast.com

on
Tuesday, December 22, 2015

HOLAAAAA!

Ih nggak berasa banget ya 2015 udah mau habis. Udah tanggal 22 aja. Saya mau review sedikit tentang perjalanan blog setahun ini. :')))

Ya taulah saya memang baru setahun ini serius blogging. Liat aja di archive, baru banyak postingan sejak Januari 2015 hahahaha Sebelumnya mah asal aja, kalau mau nulis nulis, males ya udah. Tapi karena kerjaan kantor udah nggak nulis jadi ya nulislah biar nggak lupa caranya nulis. *halah*

Jadi hari ini dimulai dari 10 artikel terpopuler tahun 2015. Topik random, dari semua tag. Terpopuler artinya yang terbanyak dibaca ya. Datanya dari Google Analytic dari 1 Januari sampai 15 Desember. :)




[TUTORIAL] Menghapus Otomatis Link Hidup di Kolom Komentar

on
Monday, September 14, 2015

Jadi setelah pada baca tulisan saya yang ini:


Fokus semua orang adalah. Tutorial dong tutorial dongggg. Tutorial tips menghapus link hidup otomatis pada postingan. Tapi karena jadwalnya Monday Techno baru sekarang yaaa sekarang deh. Hahahaha.




Tentang Blogwalking dan Kenapa Tidak Berkomentar Link Hidup

on
Tuesday, September 8, 2015

Hola holaaa!

Monday Techno hari Selasa nggak apa-apa yaahhh. Hehehehe. Mau bahas topik yang lagi hot nih. Tentang blogwalking dan kenapa sebaiknya tidak meninggalkan komentar berupa link hidup. Dari pendapat saya pribadi aja sih. Feel free to disagree. :)

Blogwalking

Saya baru mulai blogging (siapalah aku ini) tapi saya sudah lama sekali jadi pembaca blog. Saya sejak lama mengikuti banyak blogger baik lokal maupun internasional. Saya sudah punya Bloglovin untuk follow blog-blog favorit jauh sebelum saya sendiri punya blog. Saat blogwalking, saya selalu memposisikan diri sebagai pembaca.




Ini Bedanya Wartawan dengan Blogger

on
Tuesday, August 25, 2015

*baru blogging segini doang udah belaga bikin ginian bahahahah. ya maklum, sini masih muda kan, makin tua emang makin banyak pengalaman, tapi masa harus nunggu tua dulu baru mau nulis lol*

Sekarang ini semakin banyak kan yah brand yang membuat acara yang mengundang wartawan dan blogger untuk sama-sama meliput. Banyak juga yang bikin dua kali, pagi press conference dengan wartawan, siang gathering dengan blogger. Acaranya sama.

Sebagai mahasiswa jurnalistik yang ngelotok soal teori dan mantan wartawan yang kini blogging, saya merasakan sekali perbedaannya. Bagaimana menulis sebagai wartawan untuk media, dan menulis blog untuk website kita sendiri. Terutama menyangkut brand atau menulis laporan event.




Cara Posting Blog via Email

on
Monday, July 27, 2015

Dari timeline Facebook saya (yang mana temennya kebanyakan blogger) salah satu masalah yang paling umum ditemui adalah blogging on the go. Alias posting tapi lagi nggak di depan laptop/PC.

Alasannya banyak. Laptop error, nggak sempet buka laptop, bla bla bla. Biasanya yang ditanyakan adalah: adakah aplikasi khusus di ponsel untuk blogging?




Tutorial: Cara Membuat Favicon untuk Blog

on
Monday, May 4, 2015
tutorial membuat favicon untuk blog

Ada yang nggak tahu apa itu favicon?

Favicon itu favorite icon. Ini loh yang ada di tab browser di sebelah nama website kita. Kalau Blogger faviconnya B putih orange, kalau gmail, gambar amplop merah putih. Kalau blog saya, huruf A hitam berlingkaran pink. Tahu kan ya? Ayo kita customize sendiri faviconnya!




Tentang Blogger-blogger Penyemangat

on
Friday, May 1, 2015

*Postingan curhat belaka. You've been warned. LOL*

Saya anaknya online banget kan yah. Apapun sebisa mungkin dilakukan online biar bisa sambil leyeh-leyeh. List bloglovin' dan list subscribe YouTube jadi solusi hiburan utama. Ternyata pas hamil dan punya anak, jadi jauh lebih menyenangkan, karena apa?

Karena everybody's pregnant!

Sayanya aja hamil di timing yang benar-benar pas. Pas dengan semua blogger/YouTuber favorit pada hamil juga!




Tentang Blogger Inspiratif: Xiaxue

on
Tuesday, March 24, 2015
Haloooo! :D

Selain saya, adakah yang pembaca setianya Xiaxue? Yang ngefans sama anaknya, Dashiel? Yang follow semua orang di circlenya dia? *freak fans lol

dashiel!
Jadi kali ini saya akan cerita dikit banyak soal Xiaxue, Asia Pasific Top Blogger. Kenapa mau cerita soal Xiaxue? Terinspirasi dari kontes job review yang kemarin ituloh. Saya nggak ikutan. Tapi semua orang ikutan ya kayanya? Jadi saya banyak baca blog yang bahas tentang job review.