
Ini adalah bagian dua dari tips menulis blog yang menarik. Bagian satunya bisa dibaca di sini ya:
Tips Menulis Blog yang Menarik (1)
Oke di bagian kedua ini akan masuk ke pemilihan topik. Milih topik ini emang ribet sih karena yaaa topik sih banyak tapi yang mana yang cocok sama pembaca kita dan diri kita sendiri ya kan?
⭐ Tentang topik ...
Coba kenali diri sendiri, apakah ada pemikiran kita yang spesial dan tidak biasa? Hal-hal tidak biasa ini biasanya disukai orang karena bikin kaget hahahaha.
Kalau nggak kepikiran ummmm, ya jangan nulis opini sih. Karena ya untuk apa nulis opini kalau opini itu adalah opini yang umum?
Misal saya nulis tentang selingkuh dan pelakor, itu rame karena sementara semesta menghujat, saya cenderung "membela" pelakor. Kalau kalian ikut menghujat juga terus nulis sih ya jadinya tulisannya biasa aja, nggak spesial.
Tapi ya jangan cuma anti mainstream, harus punya argumen kuat juga. Kalau nulis di luar kebiasaan orang banyak terus argumennya nggak kuat sih ya siap-siap aja dibully. :)
Jadi menurut saya sih yaaa, kalau kalian emang nggak punya cukup argumen, tulis yang ringan-ringan ajalah. Topik atau cerita sehari-hari, tips seputar rumah, atau tentang kejadian hari itu juga oke. Atau belajar nulis komedi aja! Baca di blognya Raditya Dika dulu banget dia suka share cara nulis komedi.
Karena kadang cerita yang biasa aja bisa jadi menarik dan lucu kalau kita bisa nulisnya. :)
Yang terpenting, tulislah sesuatu yang kita suka! Lebih gampang nulisnya!
⭐ Minta tolong baca dulu ke orang
Saya biasanya kasih dulu ke orang kalau tulisannya kontroversial. Misal yang ini AGAMA DAN MANUSIA, emang sih nggak viral kaya yang lain sampai ratusan ribu views, tapi tembus belasan ribu lah viewsnya. Dan nggak ada yang bantah argumen, karena mau bantah apa. Yang saya tulis emang bener kok.
Tapi tau bener apa nggak itu harus dinilai orang lain dulu. Tulisan itu saya kasih dulu ke JG, Gesi, Mba Windi, dan Nahla. Begitu mereka ok, baru saya publish. Kalau mereka belum sreg, saya edit dulu sana-sini karena kalau orang terdekat saya yang satu pikiran aja nggak sreg, apalagi orang lain?
Untuk topik kontroversial, pencarian plot hole sama orang terdekat itu penting hahaha. Tapi kalau nulisnya lucu-lucuan kaya tulisan si neng ini TENTANG HIDUP SEMPURNA ARTIS INSTAGRAM (A.K.A SI NENG A) saya nggak kasih ke orang dulu karena takut ternoda kemurnian lucunya hahaha.
Sumpah gue kenapa jadi orang pede amat hahahahah
⭐ Endapkan
Ya, mengendapkan tulisan itu penting. Kalau nggak penting-penting amat nggak perlu diendapkan lama-lama sih. Nulis malem, baca lagi pagi. Tapi kembali lagi, kalau nulis yang kontroversial kaya SELINGKUH itu saya nulisnya seminggu lebih. Endapkan, edit, endapkan, edit, tiap hari aja begitu.
⭐ Keep it short
Ini nih, saya sering ngomelin mba Windi gara-gara nulisnya panjang banget astagaaa. Ngasih contoh kasus aja bisa 5 cerita sendiri, padahal mah 2 cerita aja orang udah nangkep kok intinya.
Saya selalu edit banyak. Ketika proofread atau setelah diendapkan, banyak sekali yang saya hapus supaya tidak bertele-tele. Yang penting pembaca nangkep intinya. Soalnya makin panjang nanti orang makin males bacanya. Scroll aja terus tapi inti masalah nggak kesebut terus.
⭐ Latihan!
Iya beberapa waktu lalu saya baca tulisan orang tentang pengalaman dia belajar nulis. Dia nggak punya background nulis apapun, cuma mendisiplinkan diri tiap malem nulis 400 kata kalau nggak salah. EMPAT TAHUN SETIAP HARI TANPA PUTUS DIA NULIS.
Empat tahun kemudian dia jadi kontributor tetap di beberapa publication dan punya kantor yang jual jasa nulis gitu buat CEO dan ghost writer. Dia bilang kalian nggak akan tahu apa itu disiplin sampai kalian mati-matian ngelakuin hal yang sama demi latihan untuk jadi lebih baik. Dan percaya nggak dia latihan nulis di mana? Di Quora aja loh. Padahal kesannya Quora tempat jawabin pertanyaan aja kan, tapi jadi tempat latihan nulis buat dia. So inspiring!
Ya kalau soal latihan ini saya nggak akan bantah sih karena saya sendiri nulis udah lama banget! Kalau untuk dibaca publik, saya nulis sejak SMP dan nggak putus sampai hari ini. Saya nulis untuk majalah dinding sekolah pas SMP dan SMA, saya kuliah jurnalistik, saya berkali-kali nulis resensi buku buat koran pas saya kuliah, saya jadi reporter, saya nulis buat publication lain, saya nulis buku, saya nulis blog. Sebagian besar hidup saya, saya habiskan nulis.
Dan itu kan bisa dianggap sebagai latihan! Terus menerus menulis adalah latihan yang tak kunjung henti. Dengan latihan juga kita belajar diksi yang banyak karena pas nulis mau nggak mau mikir dong nggak mau pake diksi yang sama terus. :)
Buat kalian yang punya blog, coba disiplinkan diri untuk nulis secara rutin. Kalau kalian nggak mau meluangkan waktu, nggak berusaha mencoba, ya mungkin nulis emang bukan buat kalian. Nyerah aja nggak apa-apa kok.
*loh kok judes*
*
Oke deh segitu aja. Panjang yaaaa. Semoga berguna ya! Selamat menulis semuanya!
-ast-