-->

Tentang Hidup Kembali

on
Wednesday, July 8, 2015

Beberapa hari yang lalu, JG memperlihatkan sebuah posting Linimasa berjudul "Lumpuh". Kami berdua pembaca setia Linimasa, tapi kali ini saya tidak sepenuhnya setuju dengan apa yang Glenn Mars tulis.

*Terus kenapa kalau nggak setuju? Ya saya bikin tulisan alasannya dong. Emang presiden doang yang boleh dikasih surat terbuka. LOL.*

"Lumpuh" bercerita tentang konsumtivisme. Betapa apa-apa bisa dibayar dengan uang. Menghasilkan generasi yang menjahit kancing sendiri tidak bisa. Menyalakan kompor tidak bisa. Sehingga hidupnya lama-lama jadi membosankan. Jadi putus asa. Lumpuh.

Melihat tiga komentar di bawahnya, ketiganya setuju kalau mereka yah, lumpuh. Ada satu yang sampai mau menangis.

Saya sendiri sebagai kelas-menengah-ngehe-kaum-urban-Jakarta-yang-selalu-bikin-macet-tapi-tetep-pakai-mobil pernah ada di titik itu. Semua bisa dibeli loh kok ngapain saya repot bikin sendiri?

Sampai sekitar dua tahun terakhir.

Saya mulai mengurangi duduk berlama-lama di depan laptop untuk nonton variety show Korea. Saya mengurangi jajan di luar dan memilih nongkrong di dapur untuk memasak. Hal yang tidak pernah saya lakukan hampir seumur hidup. Saya menjahit sendiri seharian penuh diapers bag untuk Bebe. Saya bahkan sekarang sedang menggemari lettering. Menulis dalam bentuk yang paling dasar. Menulis di kertas.

Dan itu bukan hanya saya yang melakukannya. Banyak ibu-ibu muda yang mengambil kursus menjahit karena ingin menjahit sendiri baju untuk anak perempuannya. Mbak yang sebelumnya selalu eksis di tiap pesta kini berkutat dengan mixer untuk membuat kue. Banyak sekali contohnya, dan saya melihat kecenderungannya memang ke arah sana.

Kembali ke hal-hal yang dilakukan sendiri. Tidak sedikit ibu bekerja yang memaksakan diri memasak untuk balitanya karena tidak mau si balita makan masakan pembantu di rumah. ASI dikampanyekan padahal beli susu formula lebih mudah, apalagi untuk ibu bekerja.

Anak-anak zaman sekarang yang sering di-judge sebagai anak-anak pemalas yang hanya kenal gadget juga tidak banyak yang saya ketahui. Sebagian besar orangtua di sekitar saya juga udah sadar kalau anak-anak butuh kenal alam. Para orangtua itu membuat sendiri mainan untuk anak di rumah. Membawa anak mereka ke taman. Mengenalkan mereka pada binatang.

Itu semua pengingat kalau kita belum lumpuh. Banyak yang sudah sadar dan bangkit. Hidup kembali.

Dan satu hal lagi, bahwa menurut saya, konsumtivisme dan kelumpuhan itu tidak ada hubungannya. Segala kenikmatan Do It Yourself itu juga butuh biaya yang tidak sedikit. Apalagi kebanyakan dari mereka hanya mengikuti tren.

Mesin jahit beli jutaan cuma kepake dua bulan. Alat masak serba digital cuma jadi hiasan dapur. Mengirit uang jajan dan memasak sebenarnya agar uangnya bisa digunakan untuk melahirkan di kelas VVIP. Beli satu paket peralatan menggambar dan cat air yang juga tidak murah untuk belajar lettering. Beli beberapa macam pompa ASI agar bayi tidak diberi susu formula.

Bahkan olahraga termurah yaitu lari aja masih harus beli sepatu lari. Masih harus beli baju yang bisa cepat menyerap keringat dan cepat kering. Beli iPhone agar bisa kece dipasang di lengan.

Dan ya, mereka tidak lumpuh. Punya kegiatan seabrek selain bekerja untuk menghasilkan uang. Dan tetap konsumtif. *ngikik*

Udah ah serius amat.


-ast-




LIKE THIS POST? STAY UPDATED!


LATEST VIDEO

PLEASE SUBSCRIBE!
7 comments on "Tentang Hidup Kembali"
  1. Hmmm...Aku bacanya sambil manggut-manggut...Bener juga ya yg ditulis mba annisa :D

    ReplyDelete
  2. Setuju mbak... suka sama gaya nulisnya mbak annisa deh :)

    ReplyDelete
  3. hmmm.... bener juga ^___^ *manggut2 sok ngerti*

    ReplyDelete
  4. Menyalakan kompor tidak bisa >> ini mertua saya sampe sekarang nggak bisa nyalain kompor
    #menantufrustasi tiap datang disuruh nyalain kompor mulu

    eniwei, salam kenal Annisa, love your articles ^,^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha neneknya suamiku juga ga bisa nyalain kompor gas soalnya takut. :D

      Delete
  5. Iya setuju deh mbak, sudah banyak yang berusaha untuk tidak tergantung dengan gadget dan mulai melakukan hal-hal DIY yang cenderung agak repot :)

    ReplyDelete

Hallo! Terima kasih sudah membaca. :) Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Mohon maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya. :)